12 Februari 2008

Ayam Goreng untuk Suami Tercinta


Ayam Goreng untuk Suami tercinta!
Suatu Metapor* tentang komunikasi.


"Self-expression must pass into communication for its fulfillment”. Pearl Buck

Pasangan Bahagia
Tersebutlah suatu kisah sepasang suami istri**. Mereka sudah menikah selama 10 tahun. Pernikahan cukup panjang ini selalui diwarnai dengan hari-hari indah. Pengertian, kesabaran dan kasih sayang menjadi warna dalam kehidupan berkeluarga.

Sang Suami begitu mengasihi sang Istri, demikian juga sebaliknya sang Istri mengasihi sang Suami dengan sepenuh hati. Setiap hari yang mereka lakukan dan kerjakan adalah bagaimana caranya agar pasangan mereka bisa lebih berbahagia dan bersukacita dengan apa yang mereka lakukan.

Sang Istri senang memasak, setiap hari dia memasakkan dan menyediakan makanan kesukaan suaminya yaitu Ayam Goreng. Menu Ayam Goreng tidak pernah tidak ada di meja makan setiap malamnya

Ayam Goreng
Pada suatu ketika, sang Suami jatuh sakit. Kali ini sakit yang diderita begitu berat sehingga yang bisa dilakukan oleh sang suami hanyalah tidur di pembaringan tanpa bisa melakukan apapun.

Seperti biasa sang Istri dengan penuh setia melayani Suaminya dengan penuh kasih sayang. Malam itu, seperti biasa sang Istri datang dari dapur dengan membawakan menu Ayam Goreng untuk disantap suami.

“Istriku, sebelum kita mulai makan malam ini, aku ingin membicarakan suatu hal penting”. Suami membuka pembicaraan saat makan malam akan dimulai. “Suamiku yang tercinta, gerangan apakah yang hendak engkau sampaikan kepadaku?” sahut istrinya dengan penuh kasih sambil tak lupa membenarkan bantal sandaran Suaminya yang sedikit miring.

“Istriku, ini adalah rahasia yang aku simpan selama 10 tahun perkawinan kita, aku harap engkau tidak menjadi marah karena aku mengungkapkan hal ini kepadamu”. Sedikit kaget sang Istri mendengar apa yang diucapkan Suaminya. Hal penting apa yang disembunyikan oleh suaminya 10 tahun ini katanya dalam hati. “Suamiku, engkau tahu aku bukan?, 10 tahun ini semua yang aku lakukan hanyalah ingin membahagiakan dirimu, tidak lebih dan tidak kurang”.

“Istriku, sebenarnya aku tidak suka makan AYAM GORENG!”. Sang Istri yang mendengarkan perkataan Suami tersebut membelalakkan matanya saking terkejutnya. “Suamiku, engkau tidak suka ayam goreng? Selama 10 tahun aku melihat dirimu melahap dengan antusias semua ayam goreng yang aku hidangkan padamu”.

“Istriku, aku makan semua ayam goreng yang engkau hidangkan karena aku sangat menyayanimu, aku tidak ingin membuat engkau kecewa”. Demi mendengar perkataan sang Suami, si Istri menangis terharu. “Suamiku, aku juga ingin mengatakan suatu rahasia kepadamu, bahwa sesungguhnya aku bosan memasak ayam goreng setiap malam selama 10 tahun ini. Aku menghidangkannya kepadamu karena aku melihat Engkau makan dengan penuh semangat dan aku juga tidak mau mengecewakanmu!”
Mendengar perkataan tersebut, sang Suami memeluk istrinya dengan erat, seakan hendak membawanya ke lubuk hatinya yang paling dalam. “Istriku, terimakasih untuk cintamu dan kesetiaanmu padaku, kiranya peristiwa ini membuka mata kita berdua walau kita saling menyayangi, kita tetap butuh terbuka satu dengan yang lain”.

Dan mereka hidup lebih berbahagia puluhan tahun berikutnya sampai Tuhan memanggil.

Eko Jatmiko Utomo
Sidney Australia
12 February 2008

*Metapor
Secara populer Metapor adalah cerita simbolik yang mempunyai makna dibalik ceritanya.

**
Cerita ini aslinya saya baca dari suatu koran (maaf berhubung sudah lama sekali saya lupa nama koran/majalah tersebut). Saya mengembangkan beberapa bagian dari cerita tersebut agar sesuai dengan kaidah Metapor Design – Obstacle – Resource – Achieve.
Metapor ini saya bawakan di Training Practice 1 sebagai metapor ke-4 pada saat saya menjalani NLP’s Trainer Training di Sydney.

Tidak ada komentar: