25 Agustus 2009

Duuuuuh kakunya dirimu.........


"Person with the most flexibelity will control.”.
NLP Belief


Tomy Way

Ini kisah tentang mas Tomy Engineer, bukan kisah tentang sebuah lagu favorite yang selalu dinyanyikan oleh bapak-bapak pejabat diatas panggung kampanye kehidupan atau kalau pas lagi kelayapan di ruang2 gelap karaoke.


Mas Tomy yang kuliah engineering ini adalah tipikal engineer tulen….benar-benar pulen seperti beras pulen plus organic pula! Tomy merupakan manusia berbakat yang kalau ditest secara IQ tidak akan malu-maluin, IQ-nya lebih dari 120! Cukup untuk membuatnya mempunyai banyak pilihan dalam memilih Universitas yang ingin dimasukinya selepas lulus dari SMA favorite di kota kecil tempat dia dilahirkan dan melewati masa remajanya.


Universitas yang Tomy masuki merupakan salah satu perguruan tinggi teknik terbaik yang ada di negri ini. Yang lebih penting daripada itu ternyata PT ini memberikan Tomy asupan makanan jiwa yang didamba. Yaitu kepercayaan diri yang tinggi dan persaingan yang tinggi. Sepertinya tidak salah pilihan yang dibuatnya saat memilih sendiri PT mana yang akan dimasuki (pilihan Tomy ini sebenarnya bertentangan dengan pilihan ibunya yang menginginkan dia kuliah disekolah kedinasan yang gratis dapat uang saku dan menjamin pekerjaan masa depan).


Saat pertama kali menginjakkan kakinya di gerbang kampus tercintanya, sebuah spanduk besar terbentang di pintu gerbang ”Slamat datang putra putri terbaik bangsa”. Dengan sadar dia bantah didalam pikirannya, ” wuiih.., sombong sekali kampus ini”. Tidak berhenti disitu, kalimat dari spanduk tadi bahkan dia jadikan materi debat saat diskusi P4 dengan teman2 barunya. ”Teman-teman, spanduk didepan sana dengan jelas merupakan refleksi megalomonia kompleks yang harus kita hindari” serunya dengan penuh semangat kepada teman2 lainnya.


Yang tidak disadari oleh Tomy bahwa jauh menelusup di labirin-labirin gelap, diantara belitan dendrit** yang menyambung bulatan Neuron2* dibatok kepalanya yang agak oversize itu ungkapan ”Putra-Putri Terbaik Bangsa (PPTB)” menemukan tempat bersemayam yang nyaman dan subur untuk berkembang.

Waktu 5 tahun lebih dibutuhkan Tomy mahasiswa menjadi Tomy Engineer. Waktu rata2 ini ternyata waktu yang lebih dari cukup agar mahluk PPTB bereproduksi dan beranak pinak dikekedalaman sanubarinya. Tomy mahasiswa menjadi Tomy Engineer yang cerdas (hobi utama yang mengasah hal ini adalah menjadi ahli debat masalah apapun), percaya diri tinggi (jarang kalah dalam berdebat, kalaupun kalah selalu bisa ngeles biar tidak kelihatan kalah) dan idealis. (dunia ini dibagai menjadi 2 yaitu hitam dan putih tidak ada yang namanya abu-abu titik! Ndak pakai koma)


I, We not YOU!

Ruangan meeting perusahaan Tambang besutan Paman Sam itu terlihat penuh sesak, muka-muka merah menahan amarah dan kekesalan mengambang diudara, padahal cuma ada 13 orang karyawan lokal Indonesia ditambah dengan 2 orang manager bule expatriats. Kalau dihari-hari biasa bisa muat orang 20 tanpa terasa sesak, hari ini kelihatan sesak dan menekan. Dinding serasa bergerak menyempit dan menghimpit mengakibatkan makin susah menghirup udara, atau mungkin memang karena hawa permusuhan dan pertentangan yang menyebar dan menyempitkan ruangan?


“Sir, what WE want is mr. Joe Doe being fired! He put all unexperience and young expats engineers here in our engineering department! Almost all of them have no exceptional competencies, what they can do WE can do!. The different is the salary 10 fold of OURs!” seru Tomy yang pada saat itu menjadi jurubicara sekelompok engineer yang mengajukan petisi untuk melengserkan Joe Doe manager mereka. Manager yang menurut mereka tidak adil karena merekrut bule2 kroco yang tidak bisa apa2 namun gajinya berlipat-lipat dari mereka.


“Tomy, are there sometings wrong with you guys? We recruit them because we need them, these expatriates, if you guys need a discussion let’s do it” Senior Manager boss dari John Doe mencoba menengahi. “NO, again what we want is John Doe must pack his stuff here beacuse his deeds, period or WE will release our petition to the Chief Operating Officer!”. Tomy berseru kencang merasa paling benar dan marah bahwa hal yang baik menurut dirinya dan teman2nya tidak bisa diterima oleh Senior Manager.


Reputation Builder

Sejak saat itu, perlahan-lahan reputasi Tomy terbentuk di perusahaan. Reputasi sebagai seorang engineer muda yang berani, pintar dan idealis. Tomy bangga akan reputasi yang dia bangun.

Sssssssst reputasi yang dibangun diatas adalah reputasi yang menurut Tomy dia tangkap dari orang2 sekelilingnya yang menyatakan hal tersebut. Di balik pintu2 kantor reputasi lain terbentuk untuk dirinya: engineer muda yang sok pinter, naif kaku, sulit bekerja sama dan mudah dimanfaatkan oleh kepentingan orang lain. Tomy melakukan itu semua bahkan sebelum masa probation period*** dia lewat.

Sejak saat itu reputasi Tomy makin besar didalam pekerjaan dan idealismenya namun karirnya ternyata tidak berkembang sebesar perkembangan reputasinya.


Flexibelity

Apa yang paling susah diterima oleh orang yang (merasa) pintar dan percaya diri tinggi? Menerima kenyataan bahwa pendapat dirinya salah dan pendapat orang lain benar.

Kekerasan hati seorang kaisar Hirohito yang tidak (atau tidak mau?) melihat bahwa pasukan Jepang di banyak front pertempuran (PD2) kocar kacir, baru luluh hatinya pada saat Hirosima dan Nagasaki lancur lebur menjadi ajang ujicoba nuklir secara nyata!


Unsur flexibelity ini ternyata menjadi kemampuan yang penting yang harus dimiliki oleh semua orang. Mereka2 yang tidak fleksibel (luwes) didalam kehidupannya sering akhir berakhir dengan menyedihkan.

Orang2 gila sebenarnya memiliki dimensi ketidakluwesan yang parah. Mereka tidak bisa melihat, mendengar dan merasakan bahwa dalam kehidupan ada sekian banyak cara yang lain yang bisa ditempuh. Saat pilihan hidup tinggal satu (menurut mereka), dan itu merupakan pilihan hidup yang mereka tidak sukai maka yang terjadi adalah proses menuju jurang yang curam stress – depresi dan gila.


Tentukan pilihan Anda!

Pagi yang cerah disebuah rumah yang indah dinodai dengan pertengkaran yang hebat. Mari kita dengarkan dialog pertempuran verbal mereka:


Suami: mama, ini untuk yang kesekian kalinya, kamu ini bisa belajar ngak sih? Sudah aku bilang berkali-kali. Buang wadah sampo, sabun, lotion dan tetek bengek barang kosong habis pakai dari kamar mandi. Mengerjakan begini aja tidak becus kamu!

Istri: papa yang tidak becus dan tidak bisa mengerti. Kalau orang lupa ya lupa masa dipaksain untuk ingat Urusan sepelu, emang kamu ngak pernah lupa apa? begitu aja digede-gedein

Suami: dasar kamu istri yang tahu diri

Istri: dasar kamu suami yang tidak pengertian


Apakah hal diatas merupakan pilihan saya dan Anda? Apakah tidak ada pilihan lagi yang lebih luwes?

Wahai suami, bisakah kamu memanjangkan kesabaranmu satu meter saja? Mengapa bukan kamu sendiri yang membuang benda2 kosong itu?

Duhai sang istri, tidakkah kamu bisa meluangkan waktu untuk belajar membuang barang-barang kosong dari kamar mandi?

Karena pada akhirnya hal kecilmu ini bisa menutup sejuta hal yang baik pada apa yang pernah terjadi padamu.


Luweslah pada dirimu dan orang lain!


Bagaimana menurut Anda?



Eko Jatmiko Utomo

Karawaci

25 August 2009

* Dendrit: Penghubung Neuron yang berfungsi mengirimkan pesan

** Neuron: Sel saraf otak

*** Probation Period: masa percobaan untuk karyawan baru, biasanya 3 bulan.

1 komentar:

lisa_andayani mengatakan...

Pak..Sumpah ini cerita...bagus banget dan sepertinya selalu terjadi sama orang-orang yang punya semangat dan idealisme tinggi sehingga terkadang selalu merasa diri paling benar. Namun bagusnya si Tommy cepet menyadari dan harusnya tommy2 yang lain juga kudu sadar ha.ha.ha...sama kayak gue juga harus...ingat2..flexibility itu emang penting banget...dan itu berasa banget ketika dijalani tapi susahnya....ngomong seh emang gampang tapi harus dicoba. Again the way you write the story tidak menggurui tapi memberikan inspirasi how to be flexible