“We are like dwarfts standing on the Shoulders of Giants”
John of Salesbury
The Power
of Knowledge Management.
Alat Utama Pembangun Peradaban.
Jobs, Xerox dan Knowledge Creation
“Kalian sedang
duduk diatas tambang emas!” seru Jobs kepada para petinggi Xerok seusai
peragaan Graphical User Interface (GUI). Jobs seperti yang ditulis oleh
Issacson (2011) dalam biografinya sedemikian terpesona dengan kehebatan para
insiyur Xerox di Palo Alto dalam mengembangkan sebuah sistem yang mampu
mengubah layar komputer menjadi sangat ramah. Steve Jobs terheran-heran bagaimana
sebuah sistem yang luarbiasa tersebut, termasuk design awal tetikus (mouse)
tidak dikembangkan oleh oleh Xerox menjadi sebuah produk yang mampu mengubah
dunia.
Dan sejarah
kemudian mencatat bahwa kepeloporan Xerox dalam menciptakan dan mengembangkan
pengetahuan kelas dunia mendapatkan “pengasuhan” yang tepat oleh Apple (dan
kemudian oleh Microsoft) dan menjadikan dunia seperti yang kita nikmati saat
ini. Bayangkan perangkat komputer dan gadget canggih seperti ipod, iphone, ipad,
dan produk turunannya hilang dari peradaban kita saat ini? Sukar diterima
bukan? Keberadaan mereka karena kehebatan Jobs dan timnya dalam membangun
sebuah konsep yang dinamakan Knowledge
Management (KM).
Apa itu Knowledge Management?
Seperti
kutipan diawal tulisan ini, kemajuan sebuah produk, jasa, proyek, perusahaan,
bangsa karena sumbang jasa yang luarbiasa dari manusia-manusia yang hidup
sebelumnya. Penemuan yang hebat tidak pernah dibangun dari nol, namun
meneruskan dari penemuan sebelumnya. Kemampuan kita untuk melihat jauh adalah
karena kita berdiri dibahu seorang raksasa. Persis seperti yang dilakukan oleh
Steve Jobs dalam memperbaiki dan mengembangkan teknologi GUI dari Xerox.
Mahaguru dan mbahnya ilmu pengetahuan yang bernama Isaac
Newton dalam suratnya kepada Rober Hooke tentang sang ahli matematika dan
filsafat Descartes menulis: "What
Descartes did was a good step. You have added much several ways, and especially
in taking the colours of thin plates into philosophical consideration. If I
have seen a little further it is by
standing on the shoulders of Giants." (Wikipedia).
Knowledge
Management sebagai sebuah konsep utuh baru mendapatkan momentumnya ketika ahli
management dari Jepang Ikujiro Nonaka (1994) menulis sebuah jurnal yang
kemudian menjadi rujukan seluruh dunia tentang KM. Judul dari jurnal tersebut
adalah A Dynamic Theory of Organizational
Knowledge Creation. Sejak saat itulah konsep KM mendapat hati dibanyak
akademisi dan dikembangkan dibanyak organisasi khususnya organisasi bisnis.
Menurut
Nonaka, KM adalah “sebuah cara (management) untuk mengelola knowledge
(pengetahuan)”. Knowledge itu sendiri diartikan sebagai “justified true beliefs”,
sebuah kepercayaan yang sudah dijustifikasi atau divalidasi.
Lebih lanjut
lagi Nonaka (1994) membagi knowledge dalam dua bagian, Tacit Knowledge dan Explicit
Knowledge. Tacit Knowledge
didefinisikan sebagai pengetahuan yang
berada dalam diri manusia baik dalam dimensi pikiran dan tubuh yang
terefleksikan dalam tindakan, komitmen dan keterlibatan yang sangat tergantung
konteks. Tacit Knowledge
ditularkan dengan cara berinteraksi, mengamati dan bekerja langsung dengan
sumber pengetahuan. Sedangkan Explicit Knowledge didefinisikan sebagai pengetahuan yang dapat ditularkan dengan
cara yang formal dan sistematis.
Buku-buku,
SOP, Manual Book, Audio Book, Artikel, Video Learning merupakan bentuk2 dari
yang dinamakan Explicit Knowledge. Tacit Knowledge berada dalam diri seorang
manusia. Kalau orangnya pergi atau meninggal, maka hilang pula pengetahuan yang
ada dalam diri manusia tersebut dan tidak dapat dipelajari kembali apabia Tacit
Knowledge tersebut belum diubah bentuknya menjadi Explicit Knowledge.
Knowledge Management dan Pembangunan Peradaban.
Peradaban
berkembang dan memberikan kualitas kehidupan yang lebih baik kepada umat
manusia apabila KM sebagai alat utama diciptakan dan dikembangkan terus
menerus. Ingat kasus Xerox pada bagian awal tulisan ini? Kalau penemuan Xerox
yang luarbiasa tersebut hanya berhenti di laboratorium tidak akan ada gunannya.
Penemuan harus dikembangkan terus menerus secara terbuka agar bermanfaat bagi banya
manusia dan penemuan itu sendiri?
Bagaimana
membangun KM? Seperti yang sudah dipaparkan bahwa proses Knowledge Creation (KC)
adalah proses yang terjadi karena dilakukannya transfer pengetahuan dari, ke
dan antar dua dimensi pengetahuan yaitu Tacit dan Explicit.
Proses
transfer dari Tacit ke Tacit dinamakan Socialization.
Proses transfer dari Explicit ke Explicit dinamakan Combination. Proses transfer dari Explicit ke Tacit dinamakan Internalization dan proses dari Tacit
ke Explicit dinamakan Externalization.
Anda sedang
bergaul, bersosialiasi, dicoaching, minta coaching, mengajar dlsb., merupakan
contoh yang dinamakan Socialization. Menulis buku, artikel dan membuat SOP
merupakan contoh dari Externalization. Membaca buku, mempelajari peraturan
merupakan contoh dari Internalization.
Dalam Lukas
10: 38-42 diceritakan kakak dan adik, Maria dan Marta. Marta sibuk melayani ini
dan itu sedangkan Maria duduk dikaki Yesus dan belajar. Saat Yesus berkata “Maria
telah memilih bagian yang terbaik” salah satu proses KC dilakukan oleh Maria
terjadi dengan luarbiasa yaitu Socialization. Maria menyerap kebijakan Yesus
dengan cara duduk bersimpuh dan belajar dengan langsung mendengar dan
menyerapnya dari sumbernya.
Knowledge Management Dalam Tataran Pribadi
Bagaimana
memanfaatkan alat KM dalam level pribadi? Sama dengan yang dilakukan pada level
organisasi dan negara, Individu yang hendak membangun “peradaban” pribadi
selayaknya untuk melakukan proses KC seintensif dan sesering mungkin.
Sering-sering bergaul dan berorganisasi, mengajar, memberikan bimbingan (Socialization),
banyak2 menulis ide dan opini (Externalization), membaca buku (Internalization)
dan gabungan dari proses2 tersebut (Combination). Btw, untuk urusan membaca
(Internalization) saya titip pertanyaan: kapan terakhir Anda membaca buku? Seminggu
lalu, sebulan lalu?, setahun lalu? Atau jangan-jangan sedekade lalu saat Anda
kuliah. Proses KC yang efisien menurut saya
adalah membaca, paling tidak satu buku satu bulan.
Untuk dapat mengoperasionalisasikan
KC saya tambahkan dengan kebijakan yang diambil dari ranah negeri tercinta,
konsep 3N, Niteni, Niroke dan Nambahi.
Bahasa Indonesianya ATM, Amati Tiru dan Modifikasi. Amati hal2 yang telah baik
dan bagus disekeliling Anda, Tiru hal tersebut supaya terjadi internalisasi dan
kemudian perbaiki dan lakukan modifikasi supaya menjadi lebih baik.
Selamat Membangun Peradaban.
Jakarta, Medio April 2014
Eko Jatmiko Utomo
Konsultan & Praktisi HR dan Leadership
Development
Candidate Doctor (S3) UI jurusan Strategic
Management
Mantan Aktivis GKI MY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar