Para mangga bergelayut syahdu diranting tinggi. Semburat merah kekuningan disela warna hijau mulus. Cantik. Mengundang siapapun yang melihatnya ngiler, termasuk si anak kecil tanggung usia 10 tahun.
Yang menjadi masalah adalah mangga itu milik tetangga, bukan milik bapaknya atau moyangnya. Dan yang lebih seru lagi, walau pohon mangga itu ada dihalaman belakang, pagar kayu rapat setinggi 3 meter menghadangnya. Juga menghalanginya untuk sekedar memungut mangga "jatuhan" pagi hari saat malam hujan.
Hanya ada satu jalan, menjatuhkan mangga, memanjat pagar kayu 3 meter, ambil mangga yang jatuh dan segera kabur kembali naik pagar secepat mungkin. Tentu sambil berharap cemas keseluruhan rangkaian permalingan mangga tadi tidak didengar dan diketahui sama yang punya.
Proses bisnis permalingan itu sungguh rumit untuk sang anak kecil. Dia tidak percaya diri mampu melakukan aksi dengan sempurna. Nah, karena si anak kecil adalah anak yang religius dan rajin beribadah maka untuk memuluskan strategic planning permalingan, berdoa kepada Tuhan YMK adalah pilihan yang logis baginya.
Sore itu, dengan khusuk sang anak kecil berdoa: "Tuhan bantulah aku saat mengambil mangga itu. Buatlah sang pemilik tidur dan tidak mendengar bunyi batu yang aku lemparkan. Berikan aku kesempatan manjat pagar dan balik kembali dengan selamat". Demikan dia berdoa dengan khusyuk.
"Sssssssssst bruk bruk brok", bunyi sambitan batu dan jatuhnya batu dan mangga bersahut2tan. Sesudahnya sunyi, sang anak kecil mengintip lubang di pagar dan aman. Sang pemilik tidak mendengar. Segera dengan lincah memanjat pagar dan mengambil mangga jatuhan yang berhamburan dengan kembali memanjat dan melompat pagar tinggi.
"Tuhan, terimakasih untuk kebaikanmu dalam membantu aku mengambil mangga2 ini". Demikian si anak kecil yang religius memanjatkan doa penutupan dan syukur atas penjagaan Tuhan terhadap aksi permalingannya.
32 tahun berikutnya, sang anak kecil yang sudah jadi anak besar terserang dejavu (merasa terjadi pengulangan memori masa lalu) saat membaca artikel anggota DPRD DKI berseru dan berdoa kepada Tuhan pada saat mau menguntit budget APBD 12.1 T.
Anak kecil yang sudah besar
Cisarua Peb 2015
EU4U
Tidak ada komentar:
Posting Komentar