14 September 2009

Berhala Tradisi

Pagi itu pada sebuah biara, kesunyian yang biasa menemani terusik pergi dengan kedatangan para pencari Tuhan yang berondong-bondong datang pada minggu istimewa yang hanya sekali singgah pada setiap tahunnya. Minggu yang tidak akan terlewatkan oleh penghuni tetap biara dan juga mereka2 yang datang untuk melakukan hal yang sama dalam pencarian arti kehidupan.

Semua persiapan sudah lengkap. Alat sembahyang, bangku, buku pujian dan semua yang diperlukan untuk menjalani ritual suci yang mereka nanti. Jam menunjukkan pukul 6 pagi ketika semua sudah bersiap ditempat duduk masing-masing ketika kepala biara yang menjadi pemandu doa datang untuk memulainya. "Saudara-saudara yang terkasih.......", meooooooooooooong, "kesempatan yang istimewa ini", meooooooong, "marilah kita pergunakan", meoooooooong, "untuk memuji Dia", meooooooong. Sahut-sahutan antara pemandu doa dan kucing berlangsung selama beberapa menit dan baru berhenti ketika kucing diambil dan dibawa keluar ruangan .

Damai sejahtera hanya tergapai selama beberapa saat sebelum sang kucing kembali masuk ruangan dan ikut memuji dengan bahasanya. Manusia yang terganggu dengan kolaborasi kucing yang tidak diundang ini akhirnya mengambil keputusan untuk mengikat anggota tidak resmi ini kesebuah tiang didepan ruangan. Demikianlah yang terjadi selama seminggu, sang kucing setiap pagi terikat selama seminggu pada masa pemujaan berlangsung. Hal yang sama berlangsung selama 10 tahun sampai pada akhirnya kucing dan kepala biara sudah pergi meninggalkan biara menemui sang pencipta.

Pagi itu minggu pemujaan datang kembali, semua persiapan sudah lengkap. Para jemaat sudah datang, namun pengurus biara kelihatan masih kebingungan. Ada gerangan apalagi yang kurang? "masih ada yang kurang................" kata salah seorang anggota pengurus biara. "Apa yang kurang, bukankah semua sudah ada?", kata jemaat. "Masih kurang kucingnya, salah seorang dari rekan pengurus sedang mencari kucing untuk kita ikat di tiang". Demikian jawab pengurus biara yang lain.


Berhalaku
Ada puluhan berhala atau mungkin ratusan berhala yang aku pelihara. Aku ingat berhala "Terimakasih". Berhala ini aku lakukan saat seseorang memberikan bantuan padaku dan kuucapkan berhala itu tanpa sedikitpun tulus melihat matanya. Atau mungkin berhala yang satu ini, berhala "Maaf", berhala yang sering diucapkan tanpa makna, hanya sekedar karena itu ada dan harus selalu ada dalam kehidupan.

Bagaimana dengan Anda? berapa banyak berhala yang Dikau pelihara?

Note: Cerita teratas terinspirasi dari kotbah pagi ini

Eko Utomo
Serpong
Akhir Agustus 2009

Tidak ada komentar: