Talent on Business Growth
CEO A: Aku baru memahami dan merasakan sendiri kebenaran konsep Luck = Preparation + Opportunity
CEO B: Lho memangnya apa yang terjadi?
CEO A: Seperti yang kita ketahui, tahun ini merupakan tahun yang baik untuk mengembangkan bisnis.
CEO B: Trus apa yang jadi masalah? Bukankah memang tugas kita untuk mengembangkan bisnis agar makin lama makin besar? Apalagi dalam kondisi yang kondusif seperti saat ini.
CEO A: Saat kesempatan emas datang seperti ini, aku baru menyadari bahwa aku tidak memiliki cukup orang (talent) untuk aku tugaskan dalam proyek-proyek yang baru.
CEO B: I see, apakah selama ini perusahaanmu tidak melakukan people development?
CEO A: Itu dia, selama ini aku berfikir bahwa kegiatan Training & Development hanya menghambur-hamburkan uang saja.
To Buy vs To Make
Diskusi CEO A dan CEO B diatas sering terjadi dibanyak perusahaan. Pelatihan dan Pengembangan (Training & Development) karyawan dianggap sebagai cost center dan bukan merupakan investasi jangka panjang.
Secara sederhana, Employee Development memiliki dua tujuan strategis:
1. Mempertahankan Bisnis
Pengembangan karyawan dimaksudkan untuk mempersiapkan karyawan baru untuk menggantikan karyawan lama baik yang keluar (pindah kerja) maupun pensiun.
2. Pengembangan Bisnis.
Bisnis yang berkembang tentu saja memerlukan karyawan dan pemimpin bisnis yang baru pula. Didalam konteks pengembangan bisnis tentu saja tidak bisa mengandalkan karyawan lama. Karyawan lama sudah memiliki tugas dan tanggung jawab di struktur bisnis yang lama.
Untuk memenuhi kebutuhan mempertahankan dan atau mengembangkan bisnis maka terdapat dua strategi utama yang bisa diambil oleh perusahaan:
a. To Buy
Perusahaan “membeli” atau mengambil/membajak karyawan dari perusahaan lain. Strategi ini memiliki keuntungan dan kerugian. Menguntungkan karena bisa menyelesaikan masalah kebutuhan karyawan dengan cepat. Namun pada sisi yang lain, inisiatif ini menjadi merugikan karena “harga” karyawan yang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan tinggi. Selain itu budaya kerja yang dibawa oleh karyawan belum tentu cocok dengan budaya kerja diperusahaan.
b. To Make
Sesuai dengan namanya, maka dalam strategi ini perusahaan “membuat” karyawan yang kompeten dari dalam. Perusahaan yang menerapkan strategi ini biasanya memiliki program Management Trainee dan atau Graduate Trainee yang dilanjutkan dengan program Leadership Development yang terstruktur dan komprehensif.
Keuntungan dari strategi to make adalah “corporate and value culture” benar-benar bisa ditanamkan kepada peserta program. Peserta program, karena dikembangkan dari dalam maka pengalaman dan exposure mereka terhadap kondisi perusahaan menyentuh ke aspek yang paling dalam termasuk aspek teknis selain aspek manajerial.
Keuntungan yang lain tentu saja “harga” para Star Employees ini “relatif” lebih murah dibandingkan dengan harga kandidat bajakan dari pasar tenaga kerja.
Kerugian (kalau boleh dibilang sebagai kerugian) adalah waktu yang diperlukan untuk mendidik dan mengembangkan mereka cukup panjang. Seorang lulusan baru yang masuk ke program Management Trainee dan dilanjutkan pengembangannya di Talent Management (Talent Pool) paling cepat baru bisa di petik hasilnya sesudah 5 tahun untuk bisa mengisi posisi midde management.
Talent War
Banyak perusahaan pada saat ini kelimpungan saat harus mencari karyawan level menengah dan atas. Kasus yang terjadi antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain sama pada saat melakukan proses recruitment & selection:
- Melimpahnya kandidat/pelamar
- Sedikit yang kompeten
Pengalaman penulis secara pribadi merefleksikan hal tersebut. Mencari orang untuk posisi Manager salah satu departemen di Learning & Development, penulis melakukan wawancara lebih dari 15 kali dan hanya 1 orang kandidat yang masuk katagori “bagus”, 1 masuk katagori “lumayan”.
Fenomena diatas jelas merupakan ciri dari sedang terjadinya Talent War (perang perburuan karyawan)!. Hukum ekonomi bicara tentang supply and demand. Pada saat supply rendah dan demand tinggi maka harga akan naik, demikian sebaliknya. Pada saat ini indikasinya supply rendah sementara demand sangat tinggi karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil diatas 5% setiap tahunnya.
Program Management Trainee yang baik jelas menjadi amunisi yang tepat untuk memenangkan Talent War!.
Selamat berperang.
Jakarta, 10 Mei 2011
Eko Jatmiko Utomo
HR Practitioner, Consultant, Facilitator & Coach.
Penulis merupakan Ex-MT dari dua perusahaan Nasional terkemuka serta
memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun dalam mengembangkan program MT dibeberapa perusahaan termasuk perusahaan Multi National Company.
1 komentar:
Terima kasih pak eko atas artikel yg bapak buat, dapat menambah wawasan ttg manajemen traines
Posting Komentar