Mau ditempatkan dimana?
Tidak ada yang aneh dilangit-langit kamar dirumah kontrakan itu, bahkan tidak terlihat seekor cicakpun yang berkeliaran. Semuanya bersih dan cat putinya masih terlihat segar diterpa lampu hemat energi setara dengan 100 W yang duduk kokoh persis dipusat plafon.
Tatapan mata anak muda yang tidur-tiduran dengan berbantalkan kedua tangan itu masih saja menatap lurus keatas. Hampir tidak berkedip, kalaupun berkedip durasinya jauuuh lebih lama dari kedipan mata manusia normal. Kalau diperhatikan lebih seksama pandangan mata itu kosong.
“Jack, loe dari tadi kayak dukun lagi menerawang lotere, ada apaan sih? Teman sekamar selama 11 bulan yang sebelumnya asik dengan laptop terbetot dengan pandangan kosong Jacky yang terbaring diranjang.
“Jack, loe sakit?” pertanyaan pertama yang bersahut sunyi selama semenit ditimpali pertanyaan berbau kekawatiran teman senasib dan sepenanggungan.
“Gue pusing bro.” Jawaban lirih dari alam lamunan itu akhirnya muncul bak suara hantu dari dimensi lain.
“Kalau pusing, nih minum Panadol, gue masih ada stock yang warna merah”, Andri teman sekamar segera sibuk membuka laci meja mencari obat sakit kepala.
“Bukan pusing yang itu bro, gue pusing karena sampai sekarang, dibulan ke-11 ini, kalau gue lulus dari program MT ini gue belum tahu mau ditempatkan dimana. Kalau tidak ada yang menerima gue artinya gue harus pergi sesuai dengan kontrak. Loe enak karena Dept. Finance sudah booking dirimu bahkan sejak 2 bulan yang lalu untuk jadi Supervisor disana”, akhirnya bendungan itu jebol juga dan menumpahkan segala isinya.
Andri, memandang teman seangkatan di Batch 2 Management Trainee Program di PT. Ulang Alik hanya bisa duduk diam dikursi, mendengarkan dan mencoba berempati. Dia sangat mengerti kegelisahan Jacky tentang ketidakpastian masa depannya di perusahaan yang sudah mulai dicintainya itu.
PUSH vs PULL Approach
Secara umum ada 2 jenis pendekatan yang dipakai dalam menyelenggarakan progam MT:
1. Push Approach
2. Pull Approach
Penulis membuat dua katagori ini dengan meminjam istilah yang dipopulerkan dalam dunia sistem operasi khususnya logistik dan Supply Chain Management (SCM).
Push System: produk atau servis yang ditawarkan (push) oleh pembuat produk atau penyedia jasa ke konsumen
Pull System: produk atau servis yang diminta (pull) konsumen kepada pembuat produk atau penyedia jasa.
Dari dunia SCM istilah Push vs Pull ini dipakai oleh penulis untuk mendifinisikan dua pendekatan penting dalam penyelenggaraan program Management Trainee:
1. Push Approach MT Program:
Penyelenggaraan program MT yang dirancang dan dilakukan oleh penyelenggara tanpa melakukan riset khusus kebutuhan MT divisi2 yang ada diorganisasi.
2. Pull Approach MT Program:
Penyelenggaraan program MT yang dirancang dan dilakukan dengan melakukan riset khusus dan pelibatan divisi2 yang ada diorganisasi sehingga sesuai dengan kebutuhan mereka akan frontline supervisor dimasa depan.
Dua pendekatan yang berbeda ini jelas akan membuat sistem penyelenggaraan progam MT juga menjadi sangat berbeda. Program pengembangan MT Push Approach akan lebih bersifat generik sementara MT Pull Approach lebih spesifik. MT Push Approach selain mendapatkan materi-materi didalam kelas yang sifatnya umum dalam program rotasi dan job assignment juga akan dilakukan dijauh lebih banyak divisi karena penempatan sesudah kelulusan belum ditentukan diawal program. Sedangkan MT Pull Aproach karena sudah ditentukan akan ditempatkan didivisi tertentu maka program pengembangan yang bersangkutan baik dikelas maupun dilapangan akan lebih difokuskan divisinya sendiri.
Apa keunggulan dan kekurangan masing masing approach?
Keunggulan Push Approach Program:
- Pihak penyelenggara MT cepat dalam menentukan jumlah peserta program
- Lebih mudah dalam rekrutmen dan seleksi calon peserta
- Sederhana dan seragam penyusunan dan dalam eksekusi program baik di kelas maupun di lapangan (rotasi & assignment)
- Evaluasi mudah karena dilakukan dengan menggunakan parameter aktivitas yang sama
Keunggulan Push Approach Program:
- Jumlah peserta sesuai dengan kebutuhan perusahaan
- Buy In dari divisi-divisi didalam organisasi
- Peserta dari awal sudah jelas akan ditempatkan di divisi tertentu
- Kompetensi yang dikembangkan dalam program disesuaikan dengan kebutuhan pada saat akan ditempatkan nantinya.
- Tingkat Turn Over program MT rendah
What MT Designer & Conductor have to choose?
Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah dengan melihat kondisi dan situasi perusahaan Anda saat ini, baca sekali lagi keunggulan dari masing2 pendekatan diatas dan kemudian cocokkan dengan kontekstual perusahaan Anda. Pendekatan mana yang akan memberikan kontribusi yang lebih? Pilih dan kemudian jalankan.
Selamat memilih!
Jakarta, 31 Mei 2011
Eko Jatmiko Utomo
HR Practitioner, Consultant, Facilitator & Coach.
Penulis merupakan Ex-MT dari perusahaan Nasional terkemuka serta
memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun dalam mengembangkan program MT dibeberapa perusahaan termasuk perusahaan Multi National Company(MNC).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar