16 Mei 2010

Cerita wayang mbah Kakung

Almarhum mbah Kakung* sudah sowan yang memberi hidup 10 tahun yang lalu dalam usia hampir 90 tahun. Mbah Kakung, demikian aku memanggilnya untuk membedakan dengan mbah Kauman. Mbah Kakung yang tinggal di desa Senden merupakan bapak dari ibuku sedangkan mbah Kauman yang tinggal di desa Kauman adalah bapak dari bapakku.

Saat kecil dulu, aku dititipkan kepada mbak Kakung karena bapak dan ibu sedang berjuang menegakkan ekonomi keluarga dengan mengembara sampai ke Lampung. Tinggal selama kurang lebih 3 tahun dengan mbah Kakung sampai kelas 2 SD inilah yang menjadikan jawaban mengapa saat ditanya oleh ibu siapa laki laki yang paling aku sayangi maka jawaban yang keluar dari mulutku adalah "mbah Kakung!", sedangkan bapak cuma mendapat nomer 3 sesudah Paklik.

Mbah Kakung orangnya tinggi besar dan warna kulit yang hitam ditambah dengan karisma orisinil yang dimiliki membuat Sukarnois tulen ini disegani lawan dan kawan. Pejabat Bayan** hampir seumur hidup ini adalah pejuang kemerdekaan yang gigih. Namun cerita tentang dirinya yang paling berkesan adalah peran yang diambil pentolan PNI ini dalam menyelamatkan hampir separo warga desa yang "kekirian" saat periode hitam sejarah Indonesia tahun 1965 juga mampir ke desa Senden, Ngawen Klaten. Desa Senden pada saat itu terbagi menjadi dua kubu yaitu PNI dan PKI. Dan mbak Kakung berperan besar melindungi warga desa anggota dan simpatisan PKI dari pembantaian massal pihak pemenang politik yang lebih memilih idiom politik ketimbang persaudaraan dalam memperlakukan pihak yang kalah.

Sebagai cucu pertama maka aku mendapatkan banyak keistimewaan dari mbah Kakung. Dan keistimewaan yang paling istimewa adalah menikmati kemewahan untuk bisa merasakan kelonan dan cerita mbah Kakung. Cerita yang paling populer adalah cerita wayang Mahabarata!. Sebagai priyayi jawa ndeso lulusan HIS kelas 3 tahun 20an, mbah Kakung sangat hapal dan piawai dalam cerita wayang Mahabarata. Cerita asal usul dan leluhur trah Pandawa dan Kurawa sampai dengan matinya Gatotkaca di perang campuh itu menjadi pengantar tidur yang tidak boleh dilewatkan setiap malamnya. Jam 8 malam saat mau tidur, hangat kelonan mbah Kakung ditambah dengan suaranya yang mantab bak dalang profesional membuat mimpiku melayang jauh tinggi, setinggi terbang Gatotkaca dan sedalam Antareja masuk kedalam bumi.

Teori NLP*** mengatakan bahwa kehidupan manusia 96% dikendalikan oleh Unconscious Mind(UM)****. Dan cara UM belajar adalah dengan pelajaran2 yang simbolic dan bukan pelajaran yang yang direct(menggurui). Pelajaran simbolic yang paling hebat adalah Metaphore, cerita dan analogi. Teori ini membantu aku mendapatkan jawaban kok kenapa cerita2 mbah Kakung sampai sekarang masih menempel sesudah lebih dari 30 tahun cerita itu diberikan, sedangkan petitih dan petatah yang langsung diberikan malah tidak ada yang diingat. Hal yang sama berlaku untuk semua cerita yang lain termasuk juga cerita2 yang dibuat oleh pengarang dongeng terbesar didunia Hans C Andersen, pendekar Super Saktinya mbah Kho Ping Hoo dan termasuk Agung Sedayu dan Mahesa Jenar titisan pakde SH Mintardja. Siapa yang tidak kenal Cinderella? Anak2 dan juga orang dewasa akan belajar jauh lebih banyak dari satu cerita dibandingkan dengan seribu perintah.

Hayoooo sudah mendongengkah Anda malam ini untuknya?


BSD City,
14 May 2010
Sesudah ditinggalkan 10 hari.
EU 4 U



*Mbah Kakung: Kakek
** Bayan: perangkat desa pembantu Lurah
*** NLP: Neuro Linguistic Programming
**** Unconscious Mind: Alam bawah sadar

Tidak ada komentar: