17 Juni 2010

Hebatnya (lemahnya) Tunnel Boring Machine - TBM


Danau Singkarak nan cantik! Kabut pagi mengambang lembut di bibir air danau yang jernih. Sepanjang mata memandang yang ada adalah hening dan hijau daun yang sejuk. Desah angin pagi yang menyapa danau dan menggoda daun yang luruh menyatu dalam mistis Singkarak yang eksotis.

Back to 1996. Tahun dimana rupiah masih jaya terhadap dollar. Dan ditahun yang sama adipati tua sedang kehilangan roh tahta jawa karena ditinggal mati sang istri. Nah, ditahun yang sama pula penulis yang sedang duduk ditingkat akhir musti kerja sambil Tugas Akhir (Skripsi) di danau Singkarak nan indah. Waktu 6 bulan di daerah yang asing jelas bukan hal yang mudah untuk dilalui, beruntung alam yang cantik di sekitar proyek mampu menjadi obat dahaga dikala kangen tanah parahiyangan.

Setiap hari yang dikerjakan adalah memperhatikan mas TBM (Tunnel Boring Machine) bekerja ekstra keras untuk menggali lobang dari tepian danau Singkarak menuju ke turbin yang letaknya di dekat Lubuk Alung di seberang danau. TBM ini merupakan alat penggali bumi yang luarbiasa. Bagaimana tidak luarbiasa kalau sistem penggalian bumi konvensional dengan menggunakan bahan peledak (drill & blast-DnB) hanya mampu menggali kurang lebih 6 meter kemajuan sehari dan TBM mampu maju 30an meter! Dalam sebuah literatur bahkan dicatat rekor kemajuan TBM dengan diameter 5 m, mampu maju sejauh 500 m/hari! suatu rekor yang luarbiasa yang mungkin hanya bisa ditandingi oleh Antarejo anaknya mbah Werkudoro. Selat Channel yang menghubungkan Perancis dan Inggris juga dibangun dengan bantuan dan jasa TBM.

Nah, ceritanya PLN sebagai pemilik proyek menggunakan dua metode penggalian ini (atas anjuran konsultan tentunya) sekaligus. Dari arah Lubuk Alung menggunakan TBM dan dari arah Singkarak menggunakan drill and blast. Dan pada masa awal2 mas TBM menunjukkan keperkasaanya! setiap hari mampu menggali batu gunung yang keras puluhan meter, jauh meninggalkan DnB. Semua pihak terkait baik pemilik proyek, konsultan dan kontraktor tersenyum gembira membaca laporan kemajuan setiap harinya.

Tibalah pada suatu ketika, mas TBM yang sudah maju ratusan meter ketemu dengan tanah yang lembek yang diakibatkan oleh suatu patahan, atau istilah gampangnya adalah area gesekan lempeng bumi. TBM yang begitu perkasa menghancurkan dalam batu keras ternyata langsung takluk ketemu tanah lembek. TBM tenggelam karena tanah yang lembek tidak mampu mendukung badan TBM yang berat. Alhasil mas TBM berhenti bekerja selama berbulan2 bahkan hampir setahun! Ternyata mas TBM hanya mampu bekerja di batuan yang sesuai dengan speknya, pada saat batuan tidak sesuai lagi maka alatnya menjadi loyo dan tidak berguna. Mas TBM tidak mampu untuk menyesuaikan dengan kondisi batu yang berubah dan kemudian menunggu nasib dan pertolongan dari manusia agar tidak kejeblos lumpur patahan.

***

"Maaf pak, gagal lagi nih" Priyono salah seorang anggota tim duduk dikursi depan mejaku dengan lesu.
"Coba ceritakan apa yang terjadi Pri" tanyaku sejenak kemudian.
"Saya tadi pergi ke bu Dora pak, untuk berdiskusi tentang project A kita. Tapi reaksinya sama persis dengan minggu lalu. Bu Dora menolak project itu dan bilang bahwa masih ada prioritas lain yang lebih penting".

"Hmmm, saat tadi presentasi dan diskusi dengan bu Dora cara kamu presentasi sama dengan minggu lalu ya?" tanyaku kepada Priyono.
"Iya pak, kan memang materi projectnya sama ngak ada yang berubah!" kali ini Priyono memandangku setengah bingung setengah linglung.
"Lha kalau caranya begitu kamu sama dengan mesin TBM di Singkarak 14 tahun yang lalu Pri" jawabku setengah ketawa.
"TBM? makanan apa tuh pak?" mulut Priyono makin lebar terbuka menggambarkan pikirannya yang makin bingung.

"Mesin TBM itu alat pembuat terowongan yang hebat, kerjanya menghajar dan menggali terowongan dengan cara yang sama ngak peduli jenis batuan yang dihadapinya. Nah mesin TBM yang hebat dalam menggali batu keras ini takluk, stuck dan kejeblos di lubang batu yang lunak!" penjelasanku tentang TBM malah makin membuat Priyono bingung.
"Ya sudah, sekarang coba kamu kembali ke mejamu dan sekarang pikirkan strategi yang lain yang berbeda dengan strategi presentasimu yang pertama Pri. Buatlah pikiranmu menjadi lebih luwes dan fleksible tidak kaku dan asal tabrak seperti TBM".

Karawaci
25 Mei 2010
Lunch Time
EU for U

Tidak ada komentar: