17 Juni 2010

Tanggung jawab siapakah?


Long weekend kali ini sungguh produktif. Tiga hari libur, mulai hari Jumat, Sabtu dan kemudian Minggu diisi dengan jadwal ketemu dengan teman baru, teman lama atau teman lama yang baru ketemu kembali. Banyak memori lama muncul dan juga memori baru minta jatah waktu untuk diendapkan.

Materi diskusi di hari sabtu sore adalah tentang bagaimana membangun komunikasi yang efektif dan powerfull. Bagian penting dari materi adalah memiliki mindset atau belief dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Salah satu belief penting itu adalah "The Meaning of Your Communication is the Response you Get". Efektif atau tidaknya cara kita berkomunikasi tidak terletak dari apa yang kita pikirkan namun dari response yang diberikan oleh partner didalam berkomunikasi. Artinya kalau partnernya ngak ngerti yang salah ya kita .......dan bukan partner bicara!.

Konsep diatas memicu diskusi yang menarik, salah seorang teman diskusi memberikan contoh bagaimana kalau orang yang diajak berkomunikasi kemampuan pemahamannya sederhana? atau dengan kata lain prosesornya agak lambat. Saya mencoba berdiskusi dengan mengajukan pertanyaan sederhana: sebenarnya tujuan dari kita berkomunikasi apa? jika tujuannya adalah kita ingin agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh pihak lain, maka tanggung jawab untuk membuat mereka mengerti pesan kita 100% ada ditangan kita, karena kita yang butuh.

Lha, bagaimana kalau orang yang diajak bicara masuk dalam katagori prosesor 386? ya bungkuslah pesan yang ingin disampaikan bisa dipahami oleh prosesor 386. Bagaimana jika lawan bicara keras kepala, tidak mau mengerti, sok pinter dan mau menang sendiri? sebagai pihak sender tugas kita membuat ybs menjadi lunak kepala, mau mengerti, menghargai orang dan mau mendengarkan! Walah.....berat banget dong kalau begitu sebagai sender? yes..............sebab sender dalam posisi menginginkan bahwa pesan yang dia kirimkan dapat dimengerti dan dibeli oleh pihak lain.

Hal penting lain yang muncul sebagai konsekuensi dari belief "The Meaning of Your Communication is the Response you Get" adalah membuat sender menjadi manusia yang bertanggung jawab untuk membuat proses komunikasi berjalan dengan efektif dan tidak mencari kambing hitam pada saat komunikasi tidak berjalan seperti yang diinginkan. Pemberi pesan menjadi kreatif dalam mencari cara agar pesannya dapat ditangkap dan dimengerti.

***

"Bu Santi, ada satu hal yang ingin saya bicarakan", guru pendamping* Tesa yang masih berstatus mahasiwa itu mendekati mama Tesa pada istirahat siang.
"Miss Sari, silahkan duduk. Mau bicara apa ya?" mama Tesa menggeser duduknya untuk memberikan ruang bagi Sari.
"Makasih bu, saya berdiri saja"
Mama Tesa tersenyum mencoba mencairkan suasana yang agak kaku, walau dalam hatinya penuh tanda tanya tentang masalah yang hendak dibicarakan oleh Sari.

"Begini bu Santi, sudah seminggu ini Tesa sering banget memanggil nama saya tanpa Miss didepannya. Saya sudah beberapa kali mengingatkan Tesa tapi Tesanya tetap saja melakukan hal yang sama. Saya ngak enak bu, takutnya nanti ditirukan oleh teman2 Tesa yang lain".

"Oooo masalah itu to, maaf miss Sari, memang Tesa beberapa hari ini kalau dirumah sering membicarakan miss Sari langsung sebut nama. Kami dirumah selalu mengingatkan Tesa untuk menyebut nama miss Sari lengkap tidak hanya Sari saja. Maapin Tesa ya miss".

"Tapi bu Santi, Tesa harus diingatkan terus menerus. Tadi pagi dia masih melakukan hal yang sama" terlihat bahwa guru pendamping ini masih belum puas dengan jawaban mama Tesa.

"Iya miss, nanti saya ingatkan kepada Tesa kembali. Tesa kan memang masih kelas 1, jadi mungkin dia meniru kalau saya atau ibu-ibu yang lain membicarakan guru pendamping anaknya menyebut nama langsung, maaf ya miss".

"Iya bu Santi, kalau dirumah tolong diingatkan Tesa terus bu, biar Tesanya tahu kalau menyebutkan nama saya harus dengan kata miss, tidak hanya nama saja!", Sari kelihatannya mengalami kekecewaan yang cukup dalam dengan Tesa anak bimbingannya semata wayang itu.

"Miss Sari, sebagai guru pendamping salah satu tugas utama miss Sari adalah mengerti perilaku dan kebutuhan Tesa. Kalau Tesa yang harus mengerti perilaku dan kebutuhan miss Sari artinya Tesa yang jadi guru pendamping dan miss Sari yang jadi murid kelas 1 SD!" kali ini kalimat yang dilontarkan mama Tesa membuat miss Sari diam dan merenung.


* Guru Pendamping: dalam sistem pendidikan di sekolah inklusif, anak dengan kebutuhan khusus belajar dan bergaul bersama anak2 lainnya. Namun agar proses belajar menjadi efektif maka anak berkebutuhan khusus memiliki guru pendamping pribadi yang membantu mereka didalam kelas.



BSD City
Akhir May 2010
Eko Utomo untuk Anda

Tidak ada komentar: