26 Oktober 2014

KONSEP KASUALITAS

Konsep Kasualitas

"Kita ngak peduli dengan urusan Pilkada mau langsung atau tidak langsung. Mau Pilkada lewat mana aja kita tetap harus cari makan sendiri". Bahkan ada yang bilang: "gue ngak mau tahu tentang politik, yang penting gue bisa kerja dan makan". Kutipan diatas bersliweran distatus fb, twitter dan diskusi banyak orang. Terlihat sederhana dan masuk akal namun mengandung cacat logika yang besar didalamnya.

Keseluruhan peristiwa didunia tidak ada yang berdiri sendiri. Semua mengikuti hukum kasualitas, hukum sebab akibat. Ada aksi ada reaksi, hukum Fisika Newton juga mengikuti hukum ini, energi muncul karena materi. Termasuk dengan peristiwa sosial kenegaraan yang sedang kita hadapi sekarang ini.

Politik kenegaraan merupakan faktor utama yang mempengaruhi bagaimana bisnis dilevel mikro (perusahaan) beroperasi. Kalau perusahaan diibaratkan sebagai mobil, politik kenegaraan ibaratnya jalan yang dilalui dan aturan lalu lintas yang harus dipatuhi. Mobil tidak akan bisa dipakai untuk mencapai tujuan jika tidak ada jalan yang memadai dan aturan lalu lintas yang benar.

Acemoglu dalam bukunya "Why Nation Fail" menyatakan bahwa bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki sistem politik dan ekonomi yang inklusif. UU Pilkada sangat mempengaruhi inklusivitas politik (seberapa mudah kita untuk mencalonkan diri dan memilih pemimpin). Inklusivitas politik yang buruk akan memberikan dampak yang negatif terhadap ekonomi.

Saat faktor politik dan ekonomi makro ini ambruk, boro2 anda mau pergi kerja. Pekerjaan kitapun bisa lenyap (ingat krisis ekonomi 98) atau yang lebih parah lagi barang yang mau dimakan tidak ada (krisis tahun 60an).

Jadi, cepat atau lambat, sistem politik yang buruk (Pilkada DPRD), korupsi merajalela (kalau KPK dikebiri), program pemerintah dihantam terus menerus (prahara koalisi Prahara tiada akhir) pada akhirnya akan menentukan apa yang akan kita makan hari ini.

EU for U
11014

Tidak ada komentar: