"Siapa yang memiliki Visi pribadi 5 atau 10 tahun kedepan?"
Pertanyaan favorite saat memberikan fasilitasi di kelas-kelas Leadership dan Pengembangan diri aku lontarkan kepada 200 orang mahasiswa ITB. Ruang seminar itu sunyi............setelah beberapa detik beberapa tangan dengan sedikit ragu-ragu terjulur keatas.
"Hanya ini? ngak ada lagi?", aku mencoba menegaskan.
Beberapa tangan tambahan terjulur ke atas. Satu, dua, tiga...kurang lebih ada 20an orang yang mengaku memiliki visi pribadi. Hasil ini sesuai dengan riset yang dilakukan oleh Ford Foundation bahwa hanya sekitar 10% manusia yang terbiasa untuk membuat visi pribadi.
"Siapa yang ingin sukses?", kembali aku melontarkan pertanyaan kepada para mahasiwa yang sore hari itu masih betah mendengarkan aku memberikan workshop sejak tadi pagi. Kali ini semua tangan serempak naik keatas! tidak tersisa satupun.
"Oke, untuk PR besok saya minta teman-teman semua untuk membuat Visi pribadi tentang diri Anda untuk 5 dan 10 tahun kedepan".
"Visinya tentang apa pak?", mahasiswa gondrong di pojok kanan bertanya.
"Apapun, boleh kapan kalian lulus, jadi manager or direktur, menikah, punya mobil dlsb!".
+++
Lido 2007
"Pak Tomi, untuk apa sih kita harus membuat Visi?", seorang Senior Manager bertanya sangat serius sekali saat pertanyaan tentang Visi aku lontarkan kepada peserta workshop Leadership.
"Ada yang mau bantu saya menjawab pertanyaan pak Budi?", aku mencoba melibatkan peserta yang lain dalam diskusi tentang visi ini.
"Saya pak", seorang manager produksi yang cukup menonjol dalam pekerjaannya mengacungkan tangan.
"Silahkan pak Ari."
"Dengan membuat visi, maka kita jadi tahu tujuan dari hidup kita sehingga langkah-langkah yang akan kita lakukan jadi jelas dan terencana untuk mencapai visi tersebut", pak Ari membabarkan pendapatnya.
"Makasih pak Ari, jawaban bapak bagus sekali. Visi ibaratnya peta yang akan membantu kita dalam memberikan pedoman kemana kita harus melangkah".
"Pak Tomi, maaf saya keberatan", kembali suara pak Budi terdengar.
"Silahkan pak",
"Saya memiliki kepercayaan bahwa hidup mati saya, termasuk juga apa yang terjadi dengan kehidupan saya termasuk didalam pekerjaan sudah ditentukan oleh Tuhan. Saya sebagai manusia tinggal menjalankannya", pernyataan ini membuat ruang kelas dengan 20 peserta itu menjadi hening.
"Terimakasih untuk pendapatnya yang menarik pak Budi, saya pikir pendapat Anda ini juga dianut oleh banyak dari kita. Boleh saya bertanya dulu pak sebelum coba membahas pernyataan Anda?" aku bisa merasakan bahwa semua peserta benar-benar ingin mendengar jawaban.
"Maaf, apakah pak Budi tahu kapan bapak akan meninggal?"
"Tidak!" jawaban tegas itu keluar dari mulut yang terlihat tegang.
"Apakah pak Budi tahu bapak punya takdir untuk menjadi direktur?"
"Tidak" kali ini matanya terbaca sedikit kebingungan akan arah pertanyaanku.
"Visi dan target akan membantu kita mewujudkan takdir yang ditentukan oleh Tuhan yang saya dan Anda tidak ketahui itu" jelasku sambil tersenyum.
+++
Bandung 31 Desember 2010
"Pa, apa bedanya Visi dengan Resolusi Tahun Baru?", mama Jason tiba-tiba melontarkan pertanyaan.
Sore itu kami berlima jalan-jalan dibelakang hotel Ardjuna dibilangan Ciumbeluit.
"Saudaraan", jawabku sambil menggandeng Jason turun dari trotoar.
"Maksudnya?"
"Visi biasanya berjangka panjang, bisa 5 tahun, bisa 10 tahun, bisa seumur hidup. Sementara Resolusi seusai dengan namanya berjangka waktu satu tahun. Atau boleh saja dibilang bahwa Resolusi adalah Visi jangka 1 tahun".
"Resolusi papa tahun 2011 apa?", dibawah rimbunnya pohon pohon raksasa dikiri kanan mama Jason tertarik untuk mendengar resolusi suaminya.
"Menerbitkan buku!"
"Trus"
"Mendapatkan pekerjaan menarik"
"Trus"
"Ambil S3"
"Pa.....gila, rumah ini bagus benar ya?", kami tiba disalah satu dari sekian banyak rumah super mewah yang ada di kawasan elit Bandung itu.
"Harganya kira-kira berapa pa?"
"Sudah pasti lebih dari 10 Milyar ma!".
"Kalau punya rumah seperti ini bisa masuk dalam resolusimu ngak ya?" pertanyaan terakhir membuatku bak kiper yang bersiap menerima tendangan geledek Roberto Carlos saat ambil pinalti.
"Hmmmm.........bisa! tapi tahunnya dipikirkan dulu ya" jawabku nyengir kecut sambil kabur mengejar Tesa.
People Without VISION Perish" Proverbs2918
Bsd City, After MidNight 09 Jan 2010
Eko Utomo untuk Anda yang berResolusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar