21 Agustus 2011

"EMANG SITU OKEEE???"


Anda boleh tidak setuju dengan pernyataan ini: "wanita jauuuh lebih narsis" daripada pria!. Dan bahkan jika anda mencoba meyakinkanku sampai berbusa-busa namun jika bukti setiap hari terpampang didepan mata, maka jangan buang waktu anda percuma.

"Ngaca teruuuus", sindirku disuatu pagi, bukti narsisme terjadi untuk yang kesekianjuta kali. Mantan pacar melakukan ritual bangun paginya "Ngaca". Moto pribadi bak nyanyian anak-anak, "Bangun tidur ku terus ....... ngaca!".
"Biariiiiiin", response yang ditowel sudah melewati ambang kecuekan.
"Pa, coba lihat perutku nih, dah kecil belum?", pertanyaan klasik itu akhirnya keluar juga.
"Sudah ..... sudah kecil, kalau dilihat dari atas gunung", jawabku asal asalan sambil meneruskan browsing berita TKW yang yang dianiya (lagi) oleh majikannya.
"Pa, lihatnya yang benar dong!" suara itu memaksaku memalingkan muka.
"Masih, masih endut perlu turun dua kilo lagi!", jawaban khas suami demanding muncul.
"Lha aku rajin fitness gini kok masih dibilang kurang oke?" nada suara mulai naik satu oktaf.
"Tapi kamu juga rajin makan malam to?" sambut suami tidak mau kalah suara.
"Papa gimana sih, masak segini masih dibilang kurang!" naik lagi satu oktaf.
"Lha bukannya kamu tahu kalau aku orang yang paling jujur kalau memberikan feedback!" jawab suami tidak kalah tegas.
"EMANG SITU OKEEEEEEE?????" nada suara mengayun 5 oktaf baik Mariah Carey sedang konser.

Mendengar ekspresi yang lucu dan melihat mulutnya yang mecucu dengan terpaksa aku melakukan response yang tidak perlu, melirik kebawah. Dan tentu saja lebih tidak perlu untuk menjawab pertanyaan campur ledekan itu.

***

Dua jam kemudian dikantor duduk bang Dul anak betawi Asli, anak buahku yang sedang naik daun (ulet kali ya).
"Pak, kemarin kita diminta bla bla bla bla", diskusi, coaching dan briefing pagi merupakan sarapan pagi kami berdua dikantor, bagian dari proses mentoringku ke sang Manager baru ini.
"Beliau minta kita MUSTI melakukan ini pak!"
Ucapan bang Dul ini membuatku menyadarkan badan kekursi. "Semprul" gumamku dalam hati.
"Kamu sudah terangkan bahwa proses bisnis yang selama ini kita jalankan jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan usulan dia?" aku mencoba membuat klarifikasi.
"Sudah pak, saya sudah jelaskan semuanya bahkan dengan bukti-bukti keberhasilan kita selama ini, tapi dia memaksa saya untuk menuruti keinginannya", bang Dul kembali berucap.
Aku sangat mengerti ucapan Dul, visualisasi 'beliau" tergambar dibenakku. Selama ini kami berdua didalam meeting juga sering "bergesekan" karena perbedaan pandangan dalam bagaimana proses bisnis harus dijalankan.
"Ok, kalau kamu sedang ditekan seperti itu, bilang saja ke beliau bahwa proses bisnis itu yang menentukan aku, jadi kalau mau merubahnya minta dia ngomong langsung ke aku", jawabku ini cukup melegakan bang Dul. Dia tahu persis atasannya ngak bakalan kalah gertak.
"Kalau beliau maksa??" si Dul bertanya dengan nada guyon karena lega mendapatkan jalan keluar.
"Jawab aja EMANG SITU OKEEE????" jawabku sembarangan. Ternyata pengaruh diskusi dirumah terbawa sampai kekantor. Aku dan bang Dul tertawa ringan mendengar celutukanku tadi, kami berdua tahu persis bahwa prestasi kerja tim 'beliau" sebenarnya jauh dibawah tim kami.

***

"Pa, aku pakai baju ini oke ngak?" kembali mantan pacar berputar-putar didepan kaca.
"Bagus tuh ......", jawaban yang jujur dan tulus keluar dari mulutku.
"Tapi, minggu lalu saat aku ke fitness ada orang yang bilang aku jelek pakai baju ini" matanya tetap tidak lepas dari kaca
"Biarin aja, yang penting kamu tuh oke dimata suami dong, masak mau oke dimata orang lain" jawabku lagi mencoba meyakinkan dirinya.
"Tapikan dia temanku pa, dah gitu dia ngomonginnya didepan banyak orang lagi!" kali ini nada suara mulai naik satu oktaf tanda kesal.
"Gampang.......!", sahutku cepat namun berhenti dan mengambil jeda. Kali ini mantan pacar perhatiannya 100% kepadaku, dia lupakan kaca dan dengan lekat memandangku dengan tajam.
"Caranya??" sesudah jeda beberapa detik, pertanyaan tidak sabar itu keluar.
"Tinggal kamu bilang ke temanmu EMANG SITU OKEEE!!!", jawabku ringan sambil menggandeng tangannya, ADA Band sudah menunggu kami di Teraskota.

BSD City,
Pagi yang indah (karena libur)
Eko Utomo untuk anda yang merasa tetap oke
29 Juni 2011

Tidak ada komentar: