21 Agustus 2011

Sudut Pandang


Lungkrah .......!!!
Beginilah fisik yang diperkosa oleh keadaan. Sejak kami memulangkan si mbak ke Tegal maka paripurnalah diriku menjadi multitasker housewife. Pagi-pagi berperan sebagai guru  untuk membantu Tesa dan Jason mengerjakan PR yang tak terselesaikan tadi malam. Kemudian peran berpindah sebagai Ibu merangkap Pembantu dengan memandikan mereka, menyiapkan baju dan mengejar-ngejar Jason untuk memakai baju seragam sekolah.

Dilanjut dengan mencuci piring dan teman-temannya sambil menyediakan teh manis kesukaan misoa plus goreng-menggoreng dan masak memasak untuk makan pagi krucil-krucil yang selalu kelaparan. Jam 8 pagi berubah peran jadi Sopir mengantarkan Tesa sekolah pagi sambil membawa Jason yang masih pakai celana kolor Spiderman kesukaanya. Sampai dirumah jam 9 dari Bintaro kembali harus menyuapi Jason untuk ronde 2.

Jam menunjukkan pukul 10 ketika tugas sebagai sopir muncul kembali, mengantar Jason masuk sekolah siang. Melewatkan 2 jam berikutnya menunggu mereka pulang sekolah untuk menjemput dan membawa mereka pulang kerumah dan menyuapi Jason untuk ke-3 kalinya. Dari siang sampai sore hari kembali harus sibuk untuk membereskan rumah yang mulai berantakan.

"Ma ..........tu tu tu", Jason menunjuk rice cooker untuk ke-3 kalinya, tanda bahwa dia belum kenyang. Tanganku sudah gemetar kelelahan, multitasking job ditambah dengan mesin gilingan yang bernama Jason menguras tenagaku. Sudah 2 piring nasi habis oleh dia dan sekarang masih minta tambah. Sudah berapa ratus sendok yang mendarat kemulutnya dan dia masih minta tambah! aku ngak tahu mulut Jason black hole yang sanggup menelan apa saja atau memang didalam perutnya hidup cacing sebesar naga yang selalu kelaparan dan minta tambah.

"Mama ni ni ni ni!", sekali lagi tangan Jason menarik tanganku untuk menyendok nasi dan mengambil lauk.
"Jason sabar! mama capek tahu, kamu ini lapar atau gentong sih!", capek dan kesalku yang kutahan naik ke kerongkongan.
"Mama yam yam", kembali Jason menunjuk ayam goreng.
Dan aku kehilangan kesabaranku, saat mulutku siap memarahinya aku bersitatap dengan matanya yang hitam dan bulat, mata yang sangat aku kenal, mata papanya.

***
"Pa, aku capek nyuapin Jason", terngiang percakapan tadi malam.
"Emang kenapa?", papanya minta klarifikasi.
"Kayak kamu ngak tahu Jason, sehari bisa makan 5 kali! dan pasti selalu tambah", aku mengadu meminta simpati atas kekesalanku.
"Tanganku sampai pegal-pegal".
Aku lihat mata suamiku memandangku tajam, mata yang bulat dan hitam dibalik kacamata minusnya.
"Mustinya kamu bersyukur ma!".
"Kok bersyukur?" bukannya simpati yang kudapat malah celaan.
"Diluar sana banyak anak kecil yang kelaparan dan ingin makan tapi orang tuanya tak mampu memberi mereka nasi."
Aku mendengarkan
"Dan banyak orang tua kaya yang mampu membeli segala jenis makanan kebingungan anaknya tidakmau makan!".
Aku mendengarkan dan tanpa sadar kepalaku agak menunduk.
"Jason anakmu lahap makan ........ dan kamu bisa memberi dia makan, dan masih mengeluh?".

***

Dan omelan diujung lidahku berganti dengan senyuman dan rasa syukur.

Eko Utomo untuk sang Istri dan ibu ibu yang luarbiasa
BSD City of Anniversary
Close to Midnight 4 August 2011

Tidak ada komentar: