SUCCESSOR
CHARACTERISTICS, CHANGE IN THE DEGREE OF FIRM INTERNALIZATION, AND FIRM
PERFORMANCE: THE MODERATING ROLE OF ENVIRONMENTAL UNCERTAINTY
SEBUAH SUKSESI: ASTRA
INTERNATIONAL 2010
Berita Kompas versi online Kamis
pagi, tanggal 21 Januari cukup mengagetkan dan membuat khawatir penulis yang
baru saja sampai dikantor pagi itu. Headline
beritanya adalah: “Michael Ruslim, Chief Executive Officer (CEO) Astra
International, meninggal dunia di Singapura”. Kekagetan muncul karena selama
ini tidak pernah mendengar sakit yang diderita oleh CEO ternama tersebut dan
juga karena pertimbangan usianya yang relatif masih muda, dibawah 60 tahun. (http://otomotif.kompas.com/read/2010/01/21/08065043)
Perasaan khawatir timbul karena
sebagai orang yag berinvestasi dibursa saham, penulis memegang portofolio saham
Astra International dan beberapa anak perusahaannya seperti United Tractor,
Astra Agro Lestari dan Astra Graphia. Meninggalnya seorang CEO yang cemerlang
seperti Michael Ruslim dikhawatirkan akan mempengaruhi kinerja perusahaan yang
ditinggalkan dan mengakibatkan kinerja buruk harga saham dari perusahaan-perusahaan
tersebut. Waldman dkk., (2001) menyatakan dalam penelitiannya bahwa
karakteristik seorang CEO akan sangat mempengaruhi kinerja financial dari
perusahaan yang dia pimpin. Dengan demikian publik
dan para pemegang saham serta pemangku kepentingan yang lain berharap dengan
cemas siapa CEO Astra yang baru dan bagaimana karakteristiknya.
Kekhawatiran ini ternyata terbukti
menjadi kekhawatiran banyak orang. Hal itu tercermin dengan turunnya harga
saham kelompok Astra. Harga saham Astra International (ASII) turun 1,24%, harga
saham anak perusahaan Astra dibidang alat berat United Tractor (UNTR) turun
1,87 %, Astra Agro Lestari (AALI) anak perusahaan dbidang agrobisnis juga turun
0,61%. (http://otomotif.kompas.com/read/2010/01/21/08065043).
Sebagai praktisi HR, mantan
karyawan Astra dan juga pengamat bisnis, penulis berusaha tenang untuk tidak
buru-buru menjual portofolio saham group Astra yang dipegang dengan keyakinan bahwa Astra
International merupakan perusahaan yang hebat tidak hanya dalam menghasilkan
CEO yang cemerlang namun juga sistem dan organisasi yang kuat untuk dapat
melakukan suksesi yang dibutuhkan sehingga kelangsungan hidup perusahaan tetap
terjaga. Pada hari yang sama, 21 Januari 2010, Astra menunjuk Prijono sebagai
pelaksana tugas CEO Astra. Tindakan yang cepat ini cukup menenangkan banyak
pemangku kepentingan termasuk penulis sebagai pemegang saham publik. Pada RUPS
luar biasa pada tanggal 1 Maret 2010, Prijono Sugiarto secara resmi diangkat
sebagai orang nomer satu di Astra Internasional. Proses suksesi berjalan cepat
dan mulus memenuhi harapan para pemegang saham termasuk penulis.
Sampai dengan tahun 2013 (tiga
tahun kepemimpinan), Prijono menunjukkan prestasi yang tidak kalah dibandingkan
dengan CEO pendahulunya. Buku laporan tahunan Astra 2012 menunjukkan bahwa
pendapatan Astra tumbuh dari 98,5 Trilyun pada tahun 2009menjadi 129 T (2010),
162,5 T (2011) dan 188 T (2012). Pertumbuhan yang tinggi ini didorong oleh
operasi perusahaan yang efisien sehingga laba bersih persaham juga mengalami
pertumbuhan yang stabil yaitu Rp.248 (2009), Rp.355 (2010), Rp.439 (2011) dan Rp.480
(2012). Harga saham Astra terus bergerak naik tinggi sehingga diambil keputusan
untuk melakukan stock split pada
tahun 2012 agar harga saham Astra tetap terjangkau oleh investor retail. Dua
indikator financial ini jelas menunjukkan bahwa suksesi kepemimpinan dari
Michael Ruslim ke Prijono Sugiarto berhasil dengan baik.
BACKGROUND & THEORY
Riset tentang pengaruh dan peran
CEO terhadap kinerja perusahaan banyak mendapatkan perhatian dari para akademisi,
konsultan dan praktisi, termasuk buku Good to Great yang dikarang oleh Jim
Collins (2001) mendapatkan perhatian yang sangat luas dari khalayak ramai. Buku
ini menjadi salah satu buku yang banyak dikutip dan dijadian rujukan oleh
penulis dan praktisi bisnis lain.
Dalam buku sebelumnya Build to Last
(1994), Collin dan Porras menyatakan ada dua sifat yang paradok yang ditemukan
dalam diri pemimpin perusahaan yang hebat yaitu rendah hati namun berambisi
tinggi. Dalam Good to Great, Collin menyatakan bahwa pemimpin yang hebat
yang mampu membawa perusahaan dari kondisi yang baik (good) menjadi luarbiasa
adalah pemimpin level 5. Seorang pemimpin yang tidak melulu karismatik namun
mampu membangun sistem (organisasi) dan juga mengembangkan pemimpin baru
sebagai pewaris dan penerus perusahaan.
Jurnal tentang hubungan antara pemimpin dan kinerja
perusahaan juga banyak diteliti dan diterbitkan oleh para akademisi dibanyak jurnal
ilmiah. Wen Ting Lin dan Yunshi Liu dalam artikel yang berjudul “Succesor Characteristic,
Change in the Degree of Firm Internalization, and Firm Performance: the
Moderating Role of Environment Uncertainty”, secara khusus meneliti pengaruh karakter pemimpin dalam perubahan
strategi organisasi khususnya strategi internasionalisasi.
Wen dan Yunshi melakukan penelitian
ini di Taiwan. Sebuah negara yang masuk dalam golongan Newly Industrializing
Economy (NIC). Sebagai sebuah negara industri baru maka perusahaan-perusahaan
yang ada di Taiwan membutuhkan pasar global untuk menyerap barang dan jasa yang
mereka hasilkan. Perubahan pemimpin organisasi dan pengaruh karakter terhadap
tingkatan strategi internasionalisasi organisasi menjadi bahan pertimbangan
penting kenapa riset ini dilakukan. Kondisi ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kumar dan Kundu (2007) bahwa perusahaan membutuhkan legitimasi
dan sumberdaya global untuk berkembang.
Perubahan tingkat ekposure global
akan mempengaruhi banyak hal dalam organisasi termasuk struktur dan juga
mindset (Bartlett &
Ghoshal, 1992; Hinings & Greenwood, 1988). Sementara
disisi lain pergantian pemimpin juga akan memicu perubahan didalam organisasi (Carpenter,
Geletkanycz, & Sanders, 2004; Virany, Tushman, & Romanelli, 1992).
Ocasio (1994), menyatakan bahwa
pergantian pemimpin senior didalam organisasi, khususnya Chief Executive
Officer (CEO) merupakan peristiwa yang penting dan berpotensi memicu perubahan
stratejik seperti kasus yang terjadi dengan meninggalnya Michael Ruslim di
Astra. Karaevli (2007) menyatakan bahwa pergantian CEO akan mempengaruhi cara
perusahaan menjalanan bisnis internasionalnya.
Tujuan utama yang ingin dicapai
oleh Wen dan Yunshi dalam riset ini adalah untuk dapat memahami hubungan antara
karakteristik pemimpin yang baru dalam strategi bisnis internasionalnya dan
pada ujungnya adalah kinerja perusahaan.
Hambrick dan Mason (1984) menyataan
bahwa karakteristik pemimpin yang baru akan mempengaruhi cara pengambilan
keputusan dan strategi yang dibuat.
Karakter yang dimaksud misalnya usia, masa kerja dan latar belakang pendidikan.
Asal usul dari CEO baru juga akan
memberikan pengaruh yang besar tentang bagaimana strategi organisasi dibuat.
Zhang dan Rajagopalan (2010) menemukan bahwa CEO yang direkrut dari internal
memiliki perbedaan dengan mereka yang direkrut dari luar. Baik CEO dari
internal maupun ekternal cenderung akan melakukan perubahan pada masa awal
kepemimpinan mereka. Kinerja yang mereka capai cenderung sama. Namun dalam masa
yang lebih panjang (lebih dari 3 tahun) CEO internal lebih konsisten kinerjanya
dibandingkan dengan CEO dari luar. Temuan ini sama dengan riset yang dilakukan
oleh Collin dan Porras dalam Built to Last (1994) yang menyatakan bahwa CEO
yang mampu secara konsisten membangun organisasi adalah CEO dari internal.
Disisi lain, Helfat & Bailey (2005) yang juga didukung oleh Karaevli
(2007) menyatakan bahwa CEO dari luar akan membawa perspektif baru terhadap
strategi organisasi dan keberanian dalam melakukan perubahan yang dibutuhkan.
HYPOTHESES
Berdasarkan studi literatur yang
dilakukan maka Wen dan Yunshi membuat 5 hipotesis untuk diteliti lebih lanjut.
Kelima hipotesis tersebut adalah:
•
Hypothesis 1: Outside
succession will have a positive
relationship on change in the degree
of internationalization of a post-succession firm.
• Hypothesis 2: The negative
relationship between change in a firm’s degree of internationalization and
its subsequent organizational performance will be weaker when a new CEO is
recruited externally.
• Hypothesis 3: Environmental
dynamism positively moderates the relationship between outside succession and change in the degree of internationalization of a post-succession firm
• Hypothesis 4: Environmental
munificence positively moderates the relationship between outside succession and post-succession
change in the degree of
internationalization.
• Hypothesis 5: Environmental
complexity positively moderates the relationship between outside succession and post-succession
change in the degree of
internationalization.
METHODOLOGY & FINDING
Dalam
melakuan risetnya, Wen dan Yunshi menggunakan data 187 pergantian CEO dari
Taiwan Stock Exchange (TSE). Waktu pengamatan dibatasi dari tahun fiskal 2000 –
2005. Total data yang didapatkan sejumlah 3.262 perusahaan-tahun pengamatan
dengan total data mentah 390 pergantian dan data valid yang dapat digunaan
adalah 187 pergantian.
Riset
kuantitatif dilakukan dengan menggunakan program STATISCA 6.0 untuk melakukan
pengetesan hipotesis dengan menggunakan teknik ordinary least squares (OLS) regression
analysis.
Penemuan
dari hasil pengelolahan data seperti yang terlihat dibawah ini:
•
Hipothesis 1: terbukti
•
Hipothesis 2: tidak significant
•
Hipothesis 3: terbukti
•
Hipothesis 4: terbukti
•
Hipothesis 5: terbukti
Dengan demikian terbukti bahwa pergantian
kepemimpinan dari luar (Outside Sucession) berkorelasi positif terhadap level
strategi internasionalisasi organisasi. Juga terbukti bahwa Environmental Dynamism, Environmental Munificence dan Enviromental Complexity memainkan peran
sebagai konstruk yang memoderasi proses tersebut.
MANAGERIAL IMPLICATION
Dengan
adanya temuan tersebut, Wen dan Yunshi menyatakan paling tidak ada tiga
implikasi manajerial yang didapatkan. Ketiga hal tersebut adalah:
1. Pengambilan
keputusan stratejik terhadap level internasionaliasi tergantung kepada karakter
pemimpin khususnya cognition dan values dari pemimpin tersebut. Implikasi
ini sejalan dengan hasil riset Hambrict dan Mason (1984). Dengan demikian
keputusan dalam pemilihan karakter pemimpin akan sangat menentukan bagaimana
dan kemana organisasi akan dibawa.
2.
Hasil penelitian yang lain adalah menunjukkan bahwa secara
relatif CEO dari luar akan lebih membawa perubahan stratejik dibandingan dengan
CEO dari dalam organisasi. Jika pemegang saham ingin terjadinya perubahan
stratejik didalam organisasi maka penunjukkan CEO dari luar merupakan keputusan
yang tepat.
3.
Pergantian kepemimpinan semestinya tidak
hanya fokus pada posisi CEO namun juga pada posisi senior yang lain.
Keberhasilan CEO baru dari luar akan ditentukan oleh dukungan senior manajemen
yang lain dan juga pemahaman terhadap lingkungan bisnis yang baru.
CRITICAL REVIEW
Menurut penulis, kelemahan yang
tampak nyata dari riset yang dilakukan oleh Wen dan Yenshu terletak pada riset
model yang mereka ingin bangun. Hubungan antara outside succession dan degree
of internalization serta faktor yang memoderasinya seakan-akan dicabut dari
gambar besar bahwa tujuan utama perubahan adalah kondisi perusahaan menjadi lebih
baik, lebih spesifik lagi kinerja perusahaan.
Pertanyaan sederhana namun kritis
akan model mereka adalah “so what?”,
sesudah terbukti bahwa konstruk outside
sucession berpengaruh positif terhadap level internasionalisasi terus apa?.
Apakah dengan adanya outside sucession
yang kemudian membuat strategi internasionalisasi lebih tinggi maka perusahaan
akan berkinerja lebih tinggi?
Hal lain yang muncul menjadi
pertanyaan adalah apa yang akan terjadi apabila konstruk outside sucession diganti dengan internal sucession. Apakah hubungannya menjadi sama atau menjadi
berubah? Jurnal yang ditulis oleh Zhang dan Rajagolan (2010) yang juga menjadi
bahwan rujukan mereka bahkan sudah melangkah lebih jauh lagi. Hasil studi Zhang
dan Rajagopalan menunjukkan bahwa dalam jangka panjang (lebih dari 3 tahun) internal sucession menunjukkan performa yang lebih tinggi dibandingkan
dengan outside sucession.
Hal yang sama digaris bawahi oleh
peneliti lain seperti Rajagopalan dan Spreitzer (1996) serta Van De Ven dan
Poole (1995) bahwa setiap perubahan yang dilakukan didalam organisasi harus
diukur terhadap organizational outcome.
Hipotesis 2 yang tidak terbukti
secara signifikan secara tidak langsung menunjukan kelemahan hal ini. Bahwa outside succession tidak berkaitan
langsung dengan perbaikan kinerja perusahaan namun dipengaruhi oleh variabel
yang lain.
DISSERTATION RESEARCH OPPORTUNITY
Peluang riset yang lebih lanjut
yang ditemukan dengan adanya jurnal ini adalah bagaimana hubungan riset ini
dengan konstruk kinerja perusahaan. Sebelum masuk ke riset tersebut haruslah
diuji terlebih dahulu model yang sama dengan mengganti konstruk outside succesion dengan internal sucession.
Peluang riset ini seperti melakuan
replikasi dengan riset yang dilakukan oleh Collins dan Porras (1994) dalam buku
Build to Last yaitu membandingkan kinerja organisasi pada saat dipimpin oleh
CEO dari luar dibandingkan dengan CEO dari dalam. Variabel environment seperti Dynamism, Munificence dan Complexity akan ditambahkan untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas.
Dalam kasus riset di Indonesia,
konteks budaya dan lokasi, sesuai dengan riset yang dilakukan oleh Hofstede
(2010) khususnya dalam Power Distance Inde (PDI) dan Uncertainty Avoidence
Index (UAI) akan memberikan perspektif yang menarik dan bermanfaat untuk
akademis dan praktisi di Indonesia.
REFERENSI
Astra International, Laporan tahunan
2012.
Collins, J. C., (2011). Good to Great: Why Some Companies Make the
Leap and Others Don’t. New York: HarperCollins Publisher.
Eisenhardt, K. M., (1989). “Making fast
strategic decisions in high-velocity environments”, Academy of Management Journal, 32, 543–576.
Hambrick, D. E., & Mason, P. A.
(1984). “Upper echelons: The organization as a reflection of its top managers”, Academy of Management Review, 9,
193–206.
Hofstede, G.; Hofstede, G.J.; &
Mincov, M., (2010). Cultures and Organizations: Software of the Mind. New York:
McGraw-Hill.
http://nasional.kompas.com/read/2010/03/01/12164290/Prijono.Sugiarto.Terpilih.Jadi.Presdir.Astra
Rajagopalan, N., & Spreitzer, G. M.,
(1997). “Toward a theory of strategic change: A multi-lens perspective and
integrative framework”, Academy of
Management Review, 22, 48–79.
Van de Ven, A. H.; & Poole, M. S.,
(1995). “Explaining development and change in organizations”, The Academy of Management Review, 20, 3.
Waldman, D. A.; Ramirez, G. G.; &
House, R. G., (2001). “Does leadership matter? CEO leadership attributes and
profitability”, Academy of Management
Journal, 44, 1.
Wen, T.L.; & Yunshi, L., (2012). “Successor
characteristics, change in the degree of firm internationalization, and firm
performance: The moderating role of
environmental uncertainty”, Journal of
Management and Organization, 18, 1, 16-35.
Zhang, Y., & Rajagopalan, N.,
(2010). “Once an outsider, always an outsider? CEO origin, strategic change,
and firm performance”. Strategic
Management Journal, 31, 334–346.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar