06 Oktober 2013

THE IMPORTANT OF LEADERSHIP DEVELOPMENT



“Leaders aren’t born, they are made. And they are made just like anything else, through hardwork. And that’s the price we’ll have to pay to achieve that goal, or any goal”

Vince Lombardi

 MY LEADERSHIP: A DOOR  FOR LEADERSHIP DEVELOPMENT

Need of Leader(s)
Tahun 2013 sungguh tahun yang menarik. Fenomena Jokowi (dan juga Ahok) menunjukkan bagaimana bangsa ini rindu dan sangat membutuhkan pemimpin-pemimpin yang memiliki kualitas yang hebat. Jokowi dalam kesederhanaannya mampu meraih simpati masyarakat karena gaya kepemimpinan yang merakyat diiringi dengan kemampuan untuk “driving for result”. Ahok sebagai wakil gubernur juga mampu berperan aktif dalam membangun organisasi (Pemerintahan Provinsi DKI) menjadi birokasi yang bersih dan berdayaguna. Bagai anda yang suka membaca dan mengikuti perkembangan mereka lewat internet, coba sekali-kali masuk kekolom komentar dari artikel yang membahas apa yang mereka lakukan. Terbaca sekali bahwa bangsa ini sungguh dahaga dengan sosok-sosok pemimpin yang benar-benar mampu memimpin.

Seminggu ini kita dibombardir dengan berita tertangkap tangannya ketua Mahkamah Konstitusi oleh KPK pada saat sedang melakukan deal-deal yang dicurigai sebagai proses untuk mempengaruhi pengambilan keputusan dalam sengketa Pilkada yang sedang ditangani. Integritas Mahkamah Konstitusi runtuh. Dunia hukum Indonesia ikut runtuh bersamanya, yang ditangkap bukan hanya sekedar aparat hukum namun PEMIMPIN sebuah lembaga hukum yang tertinggi!. Berkembang dan ambruknya sebuah bangsa tergantung Presidennya, maju dan mundurnya sebuah perusahaan tergantung CEOnya, sejahtera dan bahagianya sebuah keluarga juga tergantung pada kepemimpinan kepala rumah tangganya.

Nature Vs Nurture?
Kalau kita kemudian setuju bahwa kompetensi kepemimpinan merupakan sebuah kebutuhan yang penting dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara maka timbul pertanyaan berikutnya: bagaimana caranya mengembangkan kepemimpinan?.

Ada dua macam kepercayaan tentang kepemimpinan pada saat ini. Satu pihak percaya bahwa pemimpin dilahirkan (Nature). Mereka percaya bahwa memang dari “sononya” seorang anak manusia ditakdirkan untuk menjadi pemimpin karena faktor genetik yang diwariskan dari orang tuanya.

Kepercayaan yang kedua berpegang bahwa kepemimpinan itu bisa ditumbuhkan dan dikembangkan (Nurture). Pendidikan, role model, exposure dan berbagai macam pendekatan bisa dipergunakan untuk membuat seseorang memiliki kompetensi dalam memimpin.

Saya adalah penganut dari aliran  yang kedua, pemimpin itu bisa ditumbuhkan dan dikembangkan. Sebagai contoh, salah satu sifat penting yang harus dimiliki oleh pemimpin adalah terbuka. Sifat ini jelas merupakan sifat yang dapat ditumbuhkan dalam diri seorang anak kecil. Membiasakan mereka mengungkapkan pendapat, berani berargumen, mau mengakui kesalahan, jelas merupakan suatu kebiasaan yang bisa ditumbuhkan dan dilakukan oleh setiap orang tua didunia termasuk kita untuk anak-anak dirumah.

Memarahi anak yang suka bertanya (gejala umum diusia muda), memberikan jawaban  yang tidak memuaskan dan tidak memberikan kesempatan dan wadah untuk berdiskusi jelas akan menghambat pertumbuhan sifat dan kompetensi ini. Sifat-sifat pemimpin yang lain seperti listening skill, empathy, communication, execution, visionary, problem solving dlsb. berada dalam katagori yang sama, bisa diajarkan dan ditumbuhkan.

Sebagai penyusun dan pengajar kurikulum leadership development, saya sampai pada sebuah kesimpulan, bahwa sebenarnya program pengembangan kepemimpinan merupakan sebuah program yang terlambat puluhan tahun dan sifatnya kuratif. Isi dari program pengembangan kepemimpinan semuanya bisa ditumbuhkan pada saat kita masih muda bahkan anak-anak.

MY Leadership Development Program
Better late than never, sebuah ungkapan yang jelas sangat relevan dan penting. Dalam konteks kesadaran bahwa kompetensi kepemimpinan sangat kita perlukan namun kita tidak (atau belum) memilikinya maka satu-satunya cara ya harus mengejar ketertinggalan. Belajar kepemimpinan bisa dari mana-mana, baca buku, mengamati orang, melakukan refleksi diri dan juga mengikuti kelas-kelas kepemimpinan.

GKI Maulana Yusuf secara luarbiasa terpanggil untuk ikut memberikan pelayanan pembangunan kepemimpinan. Sejak beberapa tahun yang lalu, GKI MY menyelenggarakan program Leadership Development Program (LDP). MY LDP menjadi sebuah oase dari sebuah program penting yang biasanya sarat dengan kepentingan komersial namun mampu diwujudkan dalam sebuah program pelayanan yang diberikan kepada para jemaat, simpatisan dan mereka yang berminat mengembangkan kompetensi kepemimpinan yang mereka miliki.

Seorang nelayan yang bernama Petrus mau dan bersedia untuk diperlengkapi dan mengembangkan diri. Nelayan tersebut kemudian menjadi sebuah pemimpin yang hebat dari jemaat mula-mula yang kemudian mampu merubah sejarah dunia. Yang dibutuhkan sederhana, kemauan dan kesediaan untuk ditempa agar bisa memberi lebih banyak.
Bagaimana dengan anda?

Eko Jatmiko Utomo
Konsultan & Praktisi HR dan Leadership Development
Candidate Doctor (S3) UI jurusan Strategic Management
Mantan Aktivis GKI MY

Tidak ada komentar: