12 Maret 2010

Jangan berisik laaaah!

Sudah cukup lama Jason tidak naik pesawat, jadi moment naik pesawat kali ini merupakan moment yang dia tunggu2 dengan penuh cukacita. Melebihi sukacitanya main miniatur boing 737 yang dibelikan oleh mamanya sebulan yang lalu. Jelas juga melebihi sukacitanya berangkat kesekolah dengan naik jeng SiWi yang serba "fly by wire" menggantikan mbak Kia yang sudah mulai uzur dimakan usia.

Ekspresi Jason bocah umur 5 tahun ini sama katroknya dengan ekspresi bapaknya saat masuk terminal 3 Bandara Sutta. Wuiiiih Indo ternyata bisa membuat terminal bandara yang mirip2 dengan terminal di pelabuhan modern kayak di Changi Spore to?? Saking katroknya seketika itu juga Jason langsung dlosor (berbaring) di pinggiran tempat ruang tunggu untuk bisa melihat jejeran pesawat yang selama ini hanya bisa dia lihat dilayar TV. "Penyumumeng pesssssawt Ail Ass nomer bla bla bla................." baru saja membangun kekaguman akan terminal (relatif) baru ini langsung didiscount gara2 pengaturan sound system yang amburadul dan menimbulkan feedback habis2an.

Back to laptop, jelas saja bisa terbayang betapa gembiranya Jason begitu masuk ke perut AirBus baru punya Air Asia yang membawanya ke rumah eyang nun jauh diKlaten sana. Tangan papanya memegang Jason erat2 berhubung setiap kali Jason mau berlari naik tangga mendahului keluarganya. Sesuai dengan tiket yang sudah dibeli beberapa minggu sebelumnya, maka mau tidak mau kami berlima harus pisah tempat duduk. Tesa dan Jason duduk di deretan 8 bareng dengan mbak Pur asisten kami dan papa mama duduk di deretan 9 dibelakang mereka.

Jason duduk dibangku bagian tengah diapit oleh Tesa di pinggir jendela dan mbak Pur di gang. Wajahnya berseri-seri memandang berkeliling dan sepertinya mencoba memasukkan semua hal didalam hatinya dia (dasar kinestetik!). Saat pesawat sudah take off dan menembus awan Jason tanpa perasaan bersalah menendang-nendang kecil ke bangku didepan dia untuk mengekspresikan luapan hatinya akan pengalaman terbang. "Jangan berisik lah............!!" suara yang keras dan mengandung amarah dengan logat Malaysia dilontarkan ke Jason. Sesosok wajah Malaysian Chinese mendominasi udara dan membuat mbak Pur buru2 memegang kaki Jason. Ekspresi Verbal bagi Jason masih barang langka karena Jason sendiri adalah penyandang "Speech Delay" atau bahasa Indonya adalah terlambat bicara, maka dengan cuek bebek kembali Jason mengekspresikan rasa bahagianya dengan menendang-nendang kecil kebangku didepannya. Dan tentu saja wajah besar berkumis dari bangku depan segera muncul plus mata yang melotot yang ditujukan kepada Jason. Jasonnya sendiri cuek bebek, yang jadi takut malah mbak Pur yang duduk disampingnya.

"Ma, coba kamu duduk didepan utk tenangkan Jason. Biar Tesa yang duduk sama aku disini", bisikku kepada mama Jason saat kami menyaksikan peristiwa itu. Dengan sigap pertukaran tempat duduk terjadi. Dasar Jason, sekali lagi dia mengekspresikan rasa senangnya melihat pesawat melayang diatas laut dengan menendang nendang kecil ke kursi di depan. Adegan yang sama kembali terulang "Jangan berisik lah......................!
!, dasar anak kecil" kata engkoh Malaysia dengan galak. "Sir, if you are seeking the understanding from this little boy, your are the child not him!". "Children need to be understood by adult not the other way around!", boru Tampubolon yang juga mama Jason kali ini mengeluarkan taringnya.

End of Feb 2010
BSD City yang mulai terlelap.
Eko Utomo untuk Anda

Tidak ada komentar: