30 Maret 2010
Sssssssssssssst mulutmu bauuu tauk! (feedback for personal improvement)
Minggu pagi di GKI MY Bandung. Berhubung sekolah minggu (SM) Tesa dan Jason adanya hanya di jam 7.30 maka setiap kali pulang Bandung, pada hari minggu pagi kami semua sudah cantik dan ganteng di jam 6.30 untuk segera berangkat mengantar anak2 SM dan juga sekalian kebaktian. Bangun dan mandi pagi di pinggang gunung Manglayang sungguh segar (dingin banget sebenarnya he he he) dan segera menghilangkan hawa kantuk dan mimpi indah malam sebelumnya. Dan berhubung harus segera berangkat agar tidak terlambat maka jatah makan pagi hanya khusus untu krucil, sementara untuk ortunya makan pagi dirangkap menjadi brunch (breakfast & lunch) sesudah kebaktian selesai.
Pagi ini pemilihan kidung pujian sungguh oke, lagu2nya progresif dan enak dinyanyikan. Disudut ruangan pianis dan 2 orang pemandu pujian sangat profesional dalam memandu pujian sehingga penyanyi amatir seperti aku segera sadar kalau nyanyinya sedang lari lari sendiri atau pitching yang salah tembak. "Kesukaan yang ceria hanya ada padaMu....." saat sedang asik menyanyi tiba-tiba tangan merasakan cubitan cewek cantik disebelah kanan. Sambil tetap meneruskan kidung pujian aku lirik cewek yang sudah berani-beraninya mencubit sembarangan itu. Rupanya cewek itu tahu kalau aku sedang kesal karena cubitannya, sambil tetap menyanyi dia malah memberikan kode dengan meletakkan tangan menutup mulutnya.
Saat pujian sudah selesai dan kami duduk kembali, dengan penasaran aku tanya ke dia "ada apa sih?", cewek itu malah merapatkan tubuhnya lebih dekat dan sambil berbisik pelan ditelinga dia bilang "ssssst mulutmu bau tauk!". "Masak sih?" kataku keheranan. Dengan spirit penasaran aku taruh telapak tangan kiri ke depan mulut dan menghembuskan nafas untuk mencoba membaui sendiri apakah memang nafasku bau. "Ngawur ah, ngak bau kok!" bisikku ke cewek cantik disebelah kanan dengan sedikit kesal. "Ya iya lah, jelas aja kamu ngak akan membaui sendiri, lha wong kentutmu sendiri kamu bilang harum" kata cewek tadi dengan nada kurang ajar. "Ngak ada!" kataku mempertahankan diri. "Kalau mulutku memang bau, ini disebabkan oleh kamu yang tidak menyediakan makan pagi ma!" kataku dengan spirit malu namun tetap mencoba membela diri.
"Pak Eko, kalau memang area Blind Spot* harus kita perkecil apa yang harus kita lakukan pak?" tanya salah seorang peserta workshop dengan penuh semangat. "Kalau menurut Anda sendiri apa yang bisa kita lakukan?" tanyaku balik mencoba untuk melibatkan yang bersangkutan dalam menjawab pertanyaan. "Memberikan feedback kepada yang bersangkutan pak!" jawabnya dengan cepat. "Great, jawaban sampeyan tepat sekali. Dengan memberikan feedback kepada orang lain maka kita membantu untuk menghilangkan Blind Spot dan membantu dia tumbuh". "Lha, kalau kita tidak mendapat atau hanya sedikit mendapatkan feedback, apa yang harus kita lakukan agar kita tetap bisa bertumbuh menjadi lebih baik?" lanjutku. Kelas hening............"apa yang harus kita lakukan" aku mengulang pertanyaan dan kembali kelas hening, semuat mata terlihat berfikir keras untuk mencari jawaban. "Kita secara proaktif minta feedback ke orang lain pak!" seorang peserta yang masih muda dengan wajah yang malu-malu memberikan jawaban. "Bener 110% mas Paijo" kataku memberikan afirmasi.
Jam 10 pagi di warung koperasi di ruko depan kantor. Didepanku duduk seorang anggota team Learning & Development (LD). "Sis, tak terasa sudah lebih dari setahun saya bekerja di perusahaan ini. Nah seperti biasa setiap 4 bulan sekali saya butuh masukan dari kalian tentang saya. Apa yang kamu tidak suka atau cara mempimpin saya yang mungkin harus diperbaikan di LD" kataku kepada Siska salah seorang supervisor LD. "Hmmmm apa ya pak? kayaknya semua yang dilakukan pak Eko di LD baik-baik aja, bahkan kita semua merasa bapak sangat membantu sekali dalam perkembangan kita secara pribadi maupun secara organisasi" jawab Siska. "Masak ngak ada Sis, 4 bulan yang lalu kamu menjawab hal yang sama. Ayo.......demi perbaikan diriku dan kebaikan LD, pikirkan satu hal, feedback tentang saya yang akan membuat kita lebih baik lagi!" desakku kepada Siska. "Hmmm apa ya, bingung saya pak, kayaknya semua baik deh" kali ini sambil berkata Siska berfikir keras sampai2 kedua alisnya bertemu.
"Hmm apa ya?" Siska masih mencari dan aku sabar menanti. "Ada pak!" teriak Siska gembira. "Good, akhirnya ada juga feedback for improvement" kataku senang campur deg-degan mau mendengar feedback yang diberikan. "Coba katakan Sis" kataku tidak sabar. 'Gini pak, menurut saya dan juga beberapa teman, pak Eko tuh orangnya baik dan sangat profesional dalam bekerja. Cuma dalam bergaul kita merasa pak Eko sedikit gimana gitu" terang Siska. "Gimana gitu tuh maksudnya apa Sis" desakku. "Kita merasa pak Eko dalam bergaul agak sedikit Jaim (Jaga Image) pak!.
BSD City, 18 March 2010
Hari raya Nyepi yang ramai oleh teriakan Jason
EU for U
*Note: Tentang Johari Window & Blind Spot
Salah satu topik yang paling menarik dalam workshop kepemimpinan adalah materi tentang Johari Window. Eiiiit jangan berpikir terlalu jauh dulu, Johari Window bukan jendelanya pak Johari Tisna dari Subang. Johari Window merupakan jendela temuan dari pak Joe (Joseph Luft) dan pak Harry (Harry Ingham) yang menggambarkan bagaimana pemahaman diri dari sudut pandang diri sendiri dan orang lain.
Dari 4 jendela yang ada, maka jendela BLINDSPOT adalah yang paling menarik didiskusikan. Blindspot berarti: orang lain melihat sesuatu pada diri kita sedangkan kita sendiri malah tidak melihatnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar