27 April 2010

Membaca Wajah!


Bukan Jakarta namanya kalau tidak macet! tinggal di Jakarta dan berniat menikmati jalan yang lancar hanya bisa didapatkan saat liburan sekolah dan lebaran. Padahal pada saat lebaran kita dengan penuh semangat memindahkan kemacetan ke kota2 lain diluar Jakarta termasuk kota kecil yang tidak pernah macet. Lihat saja jalan Yogya - Solo saat lebaran tak ubah tol kota Jakarta dijam 6 sore!.

Dan karena lebih seringnya macet daripada lancar maka kemampuan reframing* mutlak diperlukan! Bagaimana ngak mutlak diperlukan kalau setiap hari yang namanya macet rata2 3 jam. Kalikan dengan 20 hari kerja perbulan, kalikan 12 bulan pertahun, kalikan 30 tahun masa kerja! sama dengan 21600 jam setara dengan 900 hari atau hampir 3 tahun! Apa ngak buang-buang hidup percuma kalau 3 tahun kita lalui dengan sesuatu hal yang tidak berguna?

Berhubung belum mampu plus tidak mau pakai supir, maka opsi ke kantor sambil baca buku dicoret. Terus terang sampai saat ini belum memiliki kompetensi nyetir sambil baca buku, (Kompetensi naik sepeda sambil baca buku sih sudah dimiliki dan akan diceritakan di note yang lain) dengan demikian maka aktivis di jalan ini diisi oleh berbagai macam ragam kegiatan lain. Aktivitas yang paling digemari adalah mendengarkan radio motivasi Smart FM dan favorite berikutnya adalah visualisasi rencana dan tindakan apa yang akan dikerjakan dikantor.

Pagi ini ada aktivitas menarik yang didapatkan ditengah-tengah kemacetan yaitu mengamati wajah mereka yang duduk dibelakang supir. Kaca spion tengah dengan jelas sekali bisa menampilkan wajah supir dibelakang kita. Wajah pertama menunjukkan seorang laki laki dengan wajah coklat tua, rambut pendek ikal. Kumis tipis nangkring diatas bibirnya. Alisnya hampir bertaut dan membentuk kerutan. Wajah yang "tidak enak dipandang" itu sesuai banget dengan karakternya yang tidak sabaran di tengah kemacetan dengan sering-sering memencet klakson. Kalau jadi boss dikantor sangat mungkin sekali bos yang diktator dan maunya semua pekerjaan beres dengan sendirinya!

Wajah kedua adalah wanita karir, nyetir sendiri ke kantor. Make up rapi jali, tapi lagi-lagi mukanya kesaput mendung. Matanya tajam menatap kedepan tanpa senyum bahkan cenderung sinis. Wajahnya yang cukup menarik jadi hilang menariknya karena wajah itu seolah olah memancarkan aura gelap. Ibu Manager tipe ini di kantor mungkin tipe yang cerewet dan tidak mau dibantah oleh anakbuah. Kalau bicara sama anak buah suka menjatuhkan dan pelit memberikan pujian!

"Rekan rekan Smart listener, penelitian menunjukkan bahwa Mind and Body are integrated. Pikiran dan tubuh kita terintegrasi. Apa yang ada dalam pikiran kita terekspresikan ke tubuh kita demikian sebaliknya. Jadi coba lihat diri Anda di kaca, perhatikan wajah Anda! dan lebih penting perhatikan mata Anda. Kalau Anda temukan wajah dan mata yang gelap dan kecewa demikian juga yang dalam pikiran atau hati Anda!" suara motivator Smart Happines Arvan Pradiansyah dari radio menyela ke telinga ditengah klakson kemacetan. "Untuk membantu agar pikiran dan hati kita bahagia maka buatlah wajah dan tubuh kita mendukung pikiran akan bahagia. Tegakkan badan dan angkat wajah serta berikan senyum yang termanis ke orang-orang sekeliling kita. Biarkan mereka merasakan kebahagian Anda dan mendapatkan enegi untuk kebahagiaan mereka sendiri".

***

Malam hari jam 8 di rumah. "Kenapa ma, kok wajahnya kayak bulan disaput mendung gitu?" kataku sambil mencopot sepatu di teras rumah. "Sudahlah..... kalau digodain orang dijalan anggap aja sebagai berkat karena kamu masih dianggap anak perawan he he he" godaku mencoba memecah mendung diwajahnya.

"Pa, butuh tambahan subsidi nih!" katanya sesudah jeda hening satu menit.

"Emang ada perlu apa?"

"Teman-temanku minta ditraktir semua nih"

"Wah, salah pasang wajah nih, kalau mau merayu untuk minta tambahan subsidi harusnya pasang wajah yang menggoda bukannya bulan tersaput mega dong, biar yang dirayu mau nambahin subsidi he he he".

BSD City pagi hari
16 April 2010
EU for U

*Reframing: memandang dari sudut pandang lain (biasanya yang lebih positif)

Tidak ada komentar: