10 April 2010

Negative Thinking


Terganggu ngak sampeyan kalau pada saat meeting tiba2 salah satu peserta meeting mendapat telepon? untuk mereka yang agak sopan, biasanya segera minta maaf dan permisi untuk menerima panggilan diluar. Yang lebih seru, ada (banyak juga) yang menerima didalam ruangan dan berbicara keras keras karena harus bersaing dengan mereka yang sedang diskusi. Bagi saya pribadi yang namanya menerima telepon saat sedang meeting merupakan salah satu pantangan yang sebisa mungkin harus dihindari (kecuali kalau yang nampak dilayar HP nama direktur he he he). Kalau terpaksa harus menerima maka saya akan bergegas untuk menerima di luar ruangan. Ketidaksukaan saya untuk melakukan dan melihat orang terima telepon atau sms-an saat meeting tentu saja dengan sengaja saya tularkan saat meeting di divisi yang saya pimpin. Semua tim Learning & Development (LD) tahu pasti kalau saat meeting menerima telepon pasti akan dapat lirikan yang tajam dari boss mereka. Saya merasa bahwa mereka yang menerima telepon di ruangan meeting sangat tidak menghargai proses yang sedang berjalan plus mengganggu meeting itu sendiri.

Ketidaksukaan itu menular kalau dalam event2 yang lain termasuk pada saat workshop didalam kelas. Setiap awal workshop biasanya saya akan menyatakan bahwa salah satu Groundrules yang menjadi peraturan bersama pada saat workshop adalah: HP silent mode dan kalau terpaksa menerima harus diluar ruangan! Namanya juga orang Indonesia, pernah suatu ketika kelupaan memberikan groundrules tentang penggunaan HP dan yang terjadi adalah sepanjang jam pertama berkali kali fasilitator beradu keras suara dengan penerima telepon! Kejadian itu baru bisa terselesaikan saat groundrules tentang HP disusulkan di jam kedua!

Minggu kemarin merupakan minggu yang bertepatan dengan Paskah. Seperti biasa saya dan istri berangkat pagi ke GKI MY Bandung untuk kebaktian dan selesainya brunch (breakfast and lunch) terus langsung meluncur pulang ke Jakarta agar tidak terjebak macet. Pagi itu jemaat lebih banyak dari biasanya, mungkin karena sedang perayaan Paskah. Seperti biasa kalau lagi banyak jemaat saya dan istri dengan percaya diri menuju tempat di sisi kanan mimbar, ada beberapa bangku yang 99% pasti kosong dalam kondisi apapun (Hanya mereka yang penghuni lama yang tahu hal ini).

Kebaktian segera dimulai dan kami segera larut dalam kebaktian merangkap perayaan Paskah. Majelis jemaat memimpin kebaktian dan kami terbawa oleh pilihan lagu2 rohani yang pas dengan konteks dan suasana. Dan kemudian kami sampai dengan bagian pembacaan firman. Dibagian depan persis didepan mimbar duduk sepasang suami istri yang cukup funky. Sang suami memakai baju kasual ditambah dengan sepatu sendal ala pendaki gunung. Sedangkan sang istri memakai baju terusan ala penari flamengo hispanik, gaya orang2 yang tidak mau diikat oleh aturan dan formalitas. Namun bukan baju mereka yang menarik perhatianku, tetapi tingkah laku sang suami yang sangat menjengkelkan: membaca sms saat kebaktian!

"Sttttt, ma coba lihat kedepan" bisikku pelan ke telinga istriku. "Ada apa" sahut istriku. "Coba lihat itu, dasar katrok, jelas2 ditulis dari pintu masuk untuk mematikan handphone saat kebaktian lha kok malah santai banget smsan! desisku kesal. Istriku tidak menjawab, ekor matanya melirik ke arah orang yang aku maksud. "Kalau anak buahku sudah aku marahin dia" bisikku dengan nada kesal. Istriku tidak menjawab karena masih sibuk mencari ayat2 bacaan di Alkitab yang kami bawa.

Sambil membaca ayat2 bacaan, sekali kali saya mencuri pandang kedepan dan mendapati sang suami masih sibuk dengan HPnya." Hmmmm tak tahu etika, sudah duduk paling depan melanggar aturan pula" desisku pelan. Namun ada hal yang menarik, sang suami dan sang istri kok saat pembacaan ayat mereka berdua bareng2 melihat HP suami. "Wah, jangan2 mereka membaca firman dari program E-Bible di HP itu" pikirku. Pikiran itu makin menguat dan mendapatkan kebenaran saat pembacaan firman selesai dan sang suami dengan sigap menyimpan HPnya dan dengan khusuk mendengarkan khotbah pendeta di mimbar.

"Ma, wah aku salah kira. Negative thinking sama orang itu, ternyata dia baca E-Bible di HPnya" aku berdesis di telinga istriku. "He he he, makanya jangan negative thingking pa!" ujar istriku sambil tersenyum simpul. "Ssssssst, jangan lupa berdoa minta maaf karena negative thinking tar saat masuk bagian Pengakuan Dosa ya!". Skat mat dari mama Thesa membuatku tersenyum kecut.

BSD City
6 April 2010
EU 4 U

Tidak ada komentar: