Indonesia, Cina, Vietnam & Human Development.
Kualitas SDM Indonesia RendahSUKABUMI, (PR).-Kualitas sumber daya manusia Indonesia saat ini berada pada peringkat ke-109 dari 174 negara di dunia. Sementara itu, Singapura, Malaysia, Brunei, dan Thaliland masing-masing berada pada peringkat ke-41 sampai 44. Posisi negara kita bahkan di bawah Vietnam yang baru bangkit karena tekanan tentara Amerika Serikat. (Pikiran Rakyat, 3 Januari 2004)
“Belum lama saya ketemu GM Regional untuk Nokia, ia mengatakan bahwa vacancy itu sebenarnya banyak! Namun untuk memperoleh orang Indonesia yang memiliki leadership tinggi sangat sulit,” ungkap Mariko. Menurut dia, kebiasaan dalam keluarga, juga dalam pendidikan, ikut membentuk karakter SDM Indonesia yang seperti itu. “Kita terbiasa disuruh. Kalau disuruh kita bisa, tapi untuk memimpin atau mengambil inisiatif melakukan sesuatu yang baru, sulit sekali diharapkan dari SDM kita,” kata dia (wawancara dengan Mariko Yoshihara, Managing Director PT JAC Indonesia – recruitment company)
Demikian pula dalam indeks pembangunan manusia HDI, Indonesia masih menempati peringkat 111 dari 175 negara di dunia. Posisi ini jauh di bawah negara tetangga Malaysia (76) dan Filipina (98). (wordpress.com)
20 tahun yang lalu.
Mari bersama-sama back to the past dengan masuk ke mesin waktu ala Michael J Fox dan mundur 20 tahun yang lalu, tepatnya di pertengahan tahun 80an. Jakarta riuh rendah dengan pembangunan gedung bertingkat, konglomerasi makin menggurita di Indonesia. Bandara termegah di Asia Tenggara (saat itu) sedang dibangun di utara kota jakarta yaitu bandara Sukarno Hatta.
Apa yang ada dalam bayangan kita tentang Cina saat itu? Sebuah negara komunis raksasa yang hanya mempunyai segelintir mobil dan sepeda adalah penguasa jalan raya. Negara yang miskin yang sedang pusing untuk bisa memberikan makan kepada hampir 1 milyar penduduknya.
Vietnam? Negara apaan tuh? Puing-puing bekas perang belum selesai dibersihkan, petani miskin dengan caping di kepala dan baju hitam lusuh menggayut di batang otak memori kita. Ngak lebih ngak kurang, hanya salah satu negara terbelakang jauuuuh dibandingkan dengan Indonesia. Ngak level kata orang Jakarta.
Milenium ke-3
Coba anda ke Cina sekarang, atau kalau terlalu mahal untuk beli tiket pesawat kesana, cukup baca koran dan majalah tentang Cina. Cina merupakan raksasa ekonomi baru yang semakin ditakuti oleh pemain nomer satu dunia yaitu Amerika, Dalam skala ekonomi Cina bahkan sudah masuk dalam 4 besar dunia. Jalan toll di Cina puluhan kali lebih panjang dari jalan toll di Indonesia, suatu hal yang terbalik 20 tahun yang lalu. Dan yang jelas, barang2 produksi Cina menjajah negeri kita sekarang.
Vietnam? Negara yang masih berbau mesiu ini sekarang sudah banyak menyalib Indonesia diberbagai bidang, Vietnam telah menyabot Indonesia dalam tujuan investasi. Dan yang pasti Kesebelasan Vietnam menjadi momok besar Indonesia saat tanding di kancah regional!
Apa yang salah?Kalau pertanyaan itu dilontarkan ke anggota DPR kita maka jawabannya bisa sebanyak jumlah anggotanya. Mungkin akan lebih baik kalau kita bertanya ke Ebit G Ade saja, paling tidak Ebit hanya menjawab satu kalimat tanyakan pada rumput yang bergoyang.
Agar lebih fair saya akan coba merujuk pada jawaban salah satu pakar Asing yaitu Michael Porter dari Harvard Univ di Amerika. Porter saat berkunjung ke Indonesia beberapa waktu yang lalu menyatakan bahwa produktivitas rendah dan sistem tenaga kerja yang tidak efisien merupakan penyebab utama kenapa Indonesia tertinggal dalam pacuan pembangunan dengan negara lain.
Mengutip kembali artikel diatas “Kita terbiasa disuruh. Kalau disuruh kita bisa, tapi untuk memimpin atau mengambil inisiatif melakukan sesuatu yang baru, sulit sekali diharapkan dari SDM kita,”
Masalah utama bukan pada hal-hal yang besar seperti modal, teknologi, sistem dlsb namun lebih kepada mau tidak kita sebagai orang Indonesia memacu diri untuk belajar dan maju. Tidak berhenti dan puas dengan apa yang kita miliki sekarang.
Setelah kita tertinggal dari Korea, Taiwan, Singapura, Thailand, Cina dst, apakah kita akan ketinggalan gerbong kemajuan juga dibandingkan dengan Vietnam sekalipun atau kita menunggu kamboja dan Papua Nugini lebih maju lagi?
Apa yang bisa kita lakukan?
Bagi karyawan seperti kita, memberikan ‘lebih dari apa yang dituntut atau diharapkan oleh perusahaan’ sudah merupakan awal yang baik. Tentu kalimat diatas tidak berarti dapat diartikan dengan datang 10 menit lebih awal dan pulang 10 menit lebih lambat.
Dan salah satu hal penting yang bisa kita sumbangkan adalah kemauan kita untuk belajar belajar dan belajar agar kita makin kompeten bisa menjadi anak tangga pertama untuk mengejar Cina dan tidak ketinggalan oleh Vietnam.
Selamat Belajar & Merry X-Mas untuk yang merayakannya.
Eko Utomo
22 Desember 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar