Motivasi Kerja: dari mana munculnya?
Karir & Pekerjaan.“Prinsip hidup saya sih seperti air saja pak, biarkan mengalir kemana aja. Yang penting saya nikmati pekerjaan dan hidup”. Saya yakin kalimat seperti itu sering sekali kita temukan saat ngobrol dengan orang tentang tujuan karir & pekerjaan.
Tebakan saya, saat ini gantian Anda yang akan bertanya kepada saya, “emang ada yang salah dengan kalimat diatas?”. Sebenarnya memang tidak ada yang salah dengan kalimat diatas. Boleh2 saja orang punya keyakinan untuk tidak “ngongso” dan menganut prinsip “air mengalir”. Karena masing-masing orang tentu saja berhak untuk menentukan hidupnya akan seperti apa.
Namun kalau ditinjau dari sudut pandang motivasi, khususnya dalam dunia kerja, sikap hidup seperti ini akan menimbulkan banyak kendala. Sebagai contoh kegiatan dalam suatu kasus produksi semen, Direktur Manufaktur meminta seluruh jajarannya untuk meningkatkan kapasitas produksi, pasti akan celaka tigabelas bila salah seorang manager mengatakan “pak Direktur, kalau prinsip saya sih, biarkan saja tingkat produksi kita mengalir seperti apa adanya. Kalau coba kita tingkatkan malah jadi ngak natural”.
Demikian juga dalam karir, apabila menganut prinsip air kalau karirnya mentok jadi Team Leader seumur hidup ya jangan komplain, siapa tahu aliran sungainya memang mentok di Situ Cilengsi.
Teori Motivasi.Motivasi itu sebenarnya berasal darimana sih? Ada orang kelihatan banget motivasinya dalam bekerja, namun juga ada orang yang sama sekali tidak mempunyai motivasi dan selalu menghasilkan pekerjaan yang biasa-biasa saja.
Ada orang pintar mengatakan bahwa motivasi ditimbulkan karena ada perbedaan yang timbul karena kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan. Dengan kata lain bahwa Motivasi adalah gap antara kondisi sekarang dan kondisi yang diinginkan.
Kondisi Awal vs Kondisi Yg Diinginkan
Kondisi awal (Current State) dan kondisi yang diinginkan (Desire State) bisa berwujud dalam rupa-rupa bentuk. Bisa berupa karir (awal TL dan disire Direktur), bisa berupa uang (gaji awal 2 jt, yang diinginkan 20 jt) dll.
Yang jelas harus ada perbedaan (gap) antar kondisi awal dan kondisi yang diinginkan. Semakin besar perbedaannya akan semakin besar juga motivasi yang timbul. Dengan kata lain jika kita ingin memotivasi diri dan orang, kita harus mampu menciptakan gap/perbedaan tersebut.
Pemimpin dan Anak BuahSebagai seorang pemimpin, sebelum memotivasi anak buah tentu saja kita harus jadi Role Mode dengan menunjukkan bahwa kita pemimpin yang punya Motivasi tinggi. Tanpa menunjukkan bahwa kita adalah Motivated Leader pasti hanya akan dianggap angin lalu oleh anak buah kita saat kita mencoba memotivasi mereka.
Untuk memudahkan refleksi ini, saya minta anda untuk menjawab satu pertanyaan sederhana ini: “10 tahun lagi, anda akan ada dimana dan menjadi apa?”. Kalau jawaban dari pertanyaan diatas adalah tidak tahu, tidak jelas dan tidak perlu, maka perbolehkan saya untuk membuat Hypotetical Assumtion bahwa anda tidak atau kurang memiliki motivasi dalam bekerja.
Kalau urusan motivasi diri pribadi sudah beres, langkah berikutnya tentu saja menciptakan motivasi bagi anak buah dan atau orang2 yang berada disekitar tempat kita bekerja. Namun perlu diingat bahwa kondisi awal dan kondisi yang diinginkan tidak selalu berupa kenaikan pangkat.
Saya jadi teringat lagu Bengawan Solo karangan pak Gesang.
§ Air mengalir sampai jauh, akhirnya ke laut §
Sungguh patut disukuri jikalau air anda mengalir bisa sampai ke laut Jawa, lha kalau sampainya ke pecomberan atau ke septic tank gimana???
Medio September 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar