PUJIAN – Kapan Terakhir Kali Kita Berikan?
Pelit Pujian?-“Pak Asep, well done, inisiatif bapak minggu ini untuk melatih anggota team kita dalam hal ‘team work’ sangat membantu meningkatkan kinerja departemen”’. Kapan terakhir kali kita memberikan pujian seperti contoh diatas? Ke anak buah, teman, atasan atau anggota keluarga kita? Well, semoga untuk mencari jawabannya lebih mudah dibandingkan dengan mencari jarum di tumpukan jerami. Atau mencari kapan terakhir kali kita mencemooh atau mencela orang lain, ternyata lebih mudah menemukannya dibandingkan yang pertama.
Budaya kita, budaya Indonesia terlihat sulit untuk memberikan ruang yang cukup bagi pujian. Prestasi, ucapan yang elok dan tindakan yang terpuji dianggap sudah selayaknya dilakukan oleh anakbuah kita (karena digaji), oleh anak dan istri kita (saya, sebagai suami yang memberi nafkah dan makan kepada mereka), oleh teman (memang itu tanggungjawabnya) dll. Budaya memberikan pujian terhadap hal2 yang baik yang tidak eksis ini sudah meminggirkan salah satu kebutuhan manusia yang paling dasar, yaitu: dihargai.
Setiap manusia, baik itu besar dan kecil, tua dan muda, atasan atau bawahan semuanya membutuhkan apa yang dinamakan pujian atau penghargaan yang tulus atas hal baik yang mereka lakukan. Pernah tidak kita merasa uring-uringan sendiri saat kita melaporkan pekerjaan hebat yang sudah kita laporkan, namun atasan hanya menanggapinya dengan acuh? Perasaan yang sama pasti akan dirasakan juga oleh orang lain terhadap kita saat kita tidak melakukan hal yang sama ke mereka.
Buat apa Pujian?
Buat apa sih pujian? Pertanyaan yang bagus dan wajar, kalau memang tidak ada fungsinya ya buat apa kita lakukan. Coba kita gali lebih dalam dengan contoh dibawah ini. Pujian secara umum kita bagi menjadi 2*:
- Maintain self esteem (menjaga harga diri)
- Enhance self Esteem (meningkatkan harga diri)
Pujian atau ungkapan yang pertama –menjaga harga diri- kita tujukan kepada mereka yang belum bisa atau gagal melakukan sesuatu sebagaimana mestinya. Kita perlu menjaga harga diri mereka, sebab saya yakin bahwa tanpa dijatuhkanpun mereka sebenarnya sudah sangat menyadari bahwa mereka gagal dan tidak perform. Coba kita tempatkan diri kita dikasus dibawah ini.
- Kita mendapatkan tugas dari atasan untuk mengerjakan suatu proyek dengan deadline 2 minggu. Pada saat hari H ternyata proyek tersebut belum selesai dan baru tercapai 70%. Nah kalimat manakah dibawah ini yang ingin kita dengar dari boss kita:
a. ‘You lazy, masak proyek seperti ini aja ngak bisa loe kerjakan tepat waktu?’. Atau
b. ‘Pak Anda, terimakasih untuk usahanya yang keras dalam mengerjakan proyek ini, namun proyek ini masih ketinggalan 30% dari deadline, apa yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikannya lebih cepat?’.
Kalimat pertama diatas jelas akan membuat harga diri kita yang menerima akan jatuh! Dan akibatnya usaha kita untuk melakukan perbaikan terhambat karena kita merasa bahwa hukuman sudah dijatuhkan yaitu ungkapan menjatuhkan diatas. Sedangkan kalimat kedua, kita menjaga harga diri orang itu agar tidak jatuh sehingga pintu untuk menuju perbaikan masih terbuka.
Bayangkan kalau kalimat pertama diatas kita layangkan ke operator dump truk di Quarry, untung kalau cuma ngambek, kalau ngejar kita dengan membawa truk DT777 bagaimana? (pernah terjadi di perusahaan lain).
Pujian yang bersifat meningkatkan harga diri bertujuan agar orang tersebut merasa dihargai dan mau melakukan/mengulangi hal yang sama dilain kesempatan.
Coba kita tempatkan diri kita pada situasi dibawah ini.
- Pak Sircon merupakan TL drilling di Quarry. Jobdes utamanya adalah melakukan pemboran dan peledakan material ditambang. Pada suatu kesempatan pak Sircon dengan baik sekali merancang pola peledakan sehingga hasil peledakan fragmentasi materinya bagus sekali sehingga memudahkan untuk diangkut ke crusher dan juga membuat area tambang menjadi rapi.
Dibawah ini adalah 2 komentar yang berbeda dari atasan pak Sircon:
a. ’Sircon, harusnya dari dulu2 kalau membuat peledakan hasilnya harus seperti ini, sehingga teman2mu di loading dan hauling tidak mengalami kesulitan dan saya tidak banyak mendapat komplai dari manager’.
b. ’Sircon, good job, hasil peledakan kemarin bagus sekali, fragmentasinya sesuai target dan front blasting rapi, teman2 dari loading dan hauling pasti sangat berterimakasih. Saya juga akan laporkan hasil yang baik ini ke manager kita’.
Jelas bahwa ungkapan yang kedua akan membuat harga diri pak Sircon terangkat dan akan bersemangat untuk mengulangi perbuatan yang baik tersebut sesering mungkin, sedangkan ungkapan A akan membuat, pak Sircon merasa tidak dihargai dan tidak ada gunanya juga untuk bekerja dengan baik sebab kerja baik dan buruk tanggapannya sama saja.
Sugar Coating‘Welldone’, ‘good job’, ‘tepukan pundak’ dll, apakah termasuk Enhance Esteem? Well kita harus hati2, manusia sangat tajam perasaanya dalam menangkap tindakan orang dilakukan dengan tulus atau tidak.
Suatu pujian yang tidak tulus (sugar coating) bisa dengan mudah dideteksi oleh penerima dan malah ditangkap sebagai basa basi yang basi. Untuk menghindari jebakan ini, ada tips yang bisa dipakai:
- be spesific
Saat memberikan pujian, sebutkan dengan jelas situasi dan fakta perbuatan dan atau perkataan yang dilakukan/diungkapkan oleh orang yang hendak kita puji. Ada 2 hal yang bisa kita dapatkan dalam suatu pujian yang spesifik, pertama akan meyakinkan penerima bahwa pujian kita tulus karena jelas pujian tadi tentang apa, yang kedua akan menghindari salah tangkap. Pernah tidak kita menerima pujian ‘well done’ kemudian kita bingung pujian tadi tentang apa nih?
Now what?Merenungkan hal2 diatas, pundi2 pujian kita bisa kita buka ngak? Bisa tidak kita tidak pelit memberikan pujian pada anakbuah yang berprestasi, bisa tidak kita menjaga harga diri anak buah kita yang sedang gagal sehingga mau melakukan perbaikan?
Semuanya terserah ditangan anda!
Selamat mencoba ‘maintain and enhance self esteem’ anak buah anda atau keluarga anda?
Eko Jatmiko Utomo
HR Officer
* 5 Key Principles (Kaidah Pokok)
Prinsip ini dikembangkan dan disebarkan oleh DDI Consultant diseluruh dunia. Tujuan utama dari penggunaan 5KPs adalah untuk memenuhi kebutuhan personal dari orang yang sedang berinteraksi dengan kita termasuk kebutuhan untuk dihargai.
#1 Enhance & maintain Self Esteem
#2 Listen & Respond with Empathy
#3 Ask for help & encourage Involvement
#4 Share thought, rationale and feeling
#5 Support without removing responsibility
Tidak ada komentar:
Posting Komentar