17 Januari 2008

Keajaiban & Kesaktian Pertanyaan

Keajaiban & Kesaktian Pertanyaan (The Magic of Questions)

Malu Bertanya Sesat Dijalan!
Peribahasa diatas sangat sangat populer dikalangan anak2 SD. Mari coba kita ingat dan rewind memori kita sekian puluh tahun yang lalu. Apakah benar mereka yang punya sifat suka bertanya dianggap baik, apakah benar melontarkan pertanyaan di dorong oleh lingkungan?. Boro2 dianggap baik, saat itu, yang namanya bertanya bukannya dipuji malah seringkali dicap sebagai murid yang bodoh.

Kalau kita bertanya, bu guru atau pak guru malah jadi sebel karena harus menjawab pertanyaan kita. Sedangkan teman2 yang lain juga sebel karena kita jadi penghambat jam pulang. Masih untung kalau kita ngak diteriaki “Bodoh kamu!”. Semakin banyak kita bertanya, semakin dicap bodoh kita.

Tesa, anak saya yang berumur 4 tahun, setiap saat, setiap waktu selalu berucap “Ini apa?”. Berulang2 pada hal2 yang baru dan seringkali pada hal2 yang sudah ditanyakan sebelumnya. Bagaimana anak Anda? Dan bagaimana kita menyikapi pertanyaan anak kita?
- Bersikap masa bodoh (cuek saja)
- Menjawab dengan asal2an
- Bilang “jangan banyak tanya! Entar kamu akan tahu sendiri!”
- Hal lain

Budaya Bertanya.Coba sekarang kita lihat dilingkungan ditempat kita bekerja. Seberapa banyak pertanyaan yang dilontarkan anak buah kita dan atau pertanyaan yang kita sendiri lontarkan saat kita mendapatkan suatu tugas? Kalau kita mau jujur, saya jamin tidak lebih dari 10% dari kita (dan anak buah kita) yang mau dan sering bertanya.

Sekarang ini kita sedang hangat2nya melakukan KPI Cascading ke anak buah kita masing2. Pertanyaan saya:
- Apakah teman2 leaders menanyakan tentang pemahaman anak buah kita tentang angka, rumus yang ada di KPI atau
- Hanya menyerahkan KPI yang ada dan menganggap (berasumsi) bahwa mereka sudah mengerti dengan sendirinya.

Semua asumsi akan menyeret kita untuk mendirikan kesimpulan pada dasar yang rapuh. Laksana membangun rumah tanpa pondasi. Asumsi butuh diklarifikasikan, dan salah satu cara yang ampuh untuk mengklarifikasikannya adalah dengan cara bertanya!.

Pertanyaan yang bagaimana?Mari kita ingat prinsip sakti kita tentang kebutuhan personal/emosional yang diwakili KP no.3*
- Ask for Help & Encourage Involvement-
Satu kata kunci dalam pelaksanaan Kaidah Pokok ini adalah: ‘banyak-banyaklah bertanya dan memancing anak buah kita bertanya!”.

Bagaimana kalau kita ketemu sama anak buah yang “ngah-ngih ngak kepanggih?”** Disini kompetensi kita sebagai leader diuji. Seorang leader cakap akan pandai melontarkan pertanyaan. Leader ini akan melontarkan sebanyak mungkin pertanyaan yang bersifat Open Ended Question/terbuka daripada pertanyaan yang bersifat Close Ended Question/tertutup.***

Dengan banyak melontarkan pertanyaan terbuka maka si leader memancing dan mendorong anak buah untuk menyatakan pendapat dan berfikir. Pertanyaan juga merupakan kesempatan baginya untuk melihat sejauh mana pemahaman anak buah terhadap suatu masalah (checking for understanding).

Dengan banyak melakukan pertanyaan pada awal kerja/ tugas/ proyek secara sengaja kita telah melakukan tindakan untuk mencegah salah satu Waste yang paling banyak kita lakukan R E W O R K!. Anak buah yang belum memahami dengan baik tugas yang diberikan, akan sangat mungkin mengerjakan tugasnya tidak sesuai dengan tujuan atau keinginan kita sebagai pemberi tugas dan pada akhirnya

Mulai darimana?Ini pertanyaan favorit saya. Kalau teman2 leader setuju dengan paparan diatas, maka next action adalah bagaimana? Kalau dalam coaching session pasti saya akan melontarkan pertanyaan balik bersifat terbuka di samping ini “ bagaimana menurut pendapat sampeyan sendiri? Atau sampeyan ada ide?”.

Ijinkan saya sharing ide di forum ini. Bagaimana kalau setiap pagi, kita coba melontarkan satu pertanyaan terbuka kepada anakbuah kita? Bentuk pertanyaanya bisa seperti dibawah ini:
- Pak Ujang, bisa jelaskan pemahaman Anda tentang masalah ini?
- Pak Anda, Anda sebagai orang yang dekat dengan hal ini pasti ada ide bagaimana melaksanakan pekerjaan ini dengan lebih baik, bisa share ide sampeyan?
- Pak Adi, menurut pengalaman sampeyan target ini bisa tercapai ngak ya? Mohon dijelaskan
- Dll

Pemegang Kendali.Orang yang bertanya adalah mereka yang memegang kendali. Nah, teman2 leader mau jadi pemegang kendali atau yang lain. Semuanya kembali kepada Anda.

Mari Kita BERTANYA!Eko Utomo
Medio Akhr Maret 2007

* 5 Key Principles (Kaidah Pokok)
Prinsip ini dikembangkan dan disebarkan oleh DDI Consultant diseluruh dunia. Tujuan utama dari penggunaan 5KPs adalah untuk memenuhi kebutuhan personal dari orang yang sedang berinteraksi dengan kita termasuk kebutuhan untuk dihargai.
#1 Enhance & maintain Self Esteem
#2 Listen & Respond with Empathy
#3 Ask for help & encourage Involvement
#4 Share thought, rationale and feeling
#5 Support without removing responsibility

** Ngah ngih ngak kepanggih: mengangguk, menyatakan setuju tapi sebenarnya ngak mengerti dan atau tidak setuju

*** Close Ended Question: pertanyaan yang bersifat tertutup dan hanya membutuhkan jawaban ‘iya dan tidak’. Open Ended Question: pertanyaan yang bersifat terbuka yang memaksa orang yang ditanya untuk mengemukankan pendapatnya tidak sekedar menjawab ‘iya dan tidak”.

Tidak ada komentar: