16 Januari 2008

Personal Brand

Personal Brand: dirimu adalah merekmu.

Sosok
Perkenalkan: namanya Agung*, orangnya ramah, cara berpakaian rapi, senyumnya manis, ringan tangan kalau dimintai bantuan, cerdas dan berwawasan luas, enak kalau diajak diskusi, tidak mudah tersinggung bahkan saat diberikan feedback for improvement. Senang belajar dan siapapun yang akan menjadi bossnya pasti selalu dapat kinerja berating excellence!

Perkenalkan juga: namanya Badu*, orangnya ngak kalah cerdas dengan Agung, kaku saat punya pendirian, kalau diskusi atau debat mau menangnya sendiri, bahkan sering melakukan Personal Attack ke lawan bicara, susah dimintain bantuan. Bossnya susah kalau ngasih kerja tambahan karena katanya tidak ada di job desc! Kecuali grade atau step dinaikkan duluan.

Ini yang terakhir: namanya Tolil*, IQ rata-rata saja, tapi EQ nyungsep! Kalau lagi diskusi sok keminter, dalam meeting suka lempar kerja ke orang lain. Suka datang terlambat. Tiap hari ngeluh mulu nyalahin managemen dan boss karena gajinya ngak naik2 sehingga cicilan Mobil Avanza susah ketutup. Kalau ada teman promosi selalu iri dan menjelek2kan orang yang dipromosi.

Apa merekmu?Ada ngak diantara rekan-rekan leaders yang belum pernah dengar yang namanya Coca Cola? Saya yakin 100% pasti semua pernah dengar merek minuman berkarbonasi ini. Kalau kita lagi ke Alfamart dan ingin beli minuman berkarbonasi maka yang akan kita cari pertama2 adalah merek ini, sebab dalam benak kita merek ini adalah merek kelas dunia, disukai semua orang termasuk kita, kemasannya bagus, ngak mahal dll. Menurut riset, merek Coca Cola merupakan merek yang paling kuat didunia, mengalahkan merek-merek kuat lainnya seperti Toyota, Microsoft, McDonald dll.

Lha, apa sih hubungannya antara merek2 dunia tadi dengan 3 karakter diatas? Sebelum menjawab pertanyaan ini saya minta bantuan teman2 untuk membayangkan nama-nama ini: Soekarno, SBY, Sutiyoso, Megawati. Sudah?? Pasti akan keluar sederetan kualifikasi dari nama2 diatas yang kalau dikristalkan bisa menjadi sebagai berikut:
Soekarno – Pendiri Bangsa
SBY – Peragu
Sutiyoso – Busway
Megawati – Silent is Golden

Hal yang sama juga akan terjadi saat kita dengar yang namanya Sidik Darusulistyo***
Jika sampeyan mendengar atau ketemu dengan seseorang yang namanya Sidik Darusulistyo, apa yang terlintas didalam benak kita:
- orangnya murah senyum
- cool and confident
- ketua SP Narogong
- cerdas
- menghargai orang
- dll
Kesemua klasifikasi diatas bisa dikristalkan menjadi satu kalimat “Bisa diandalkan” (kalau Personal Brandnya pak Sidik ngak kuat ngak akan jadi Mntc Manager he he he)

Untuk apa?
Kalau dipikir2 manusia itu mirip dengan produk, yaitu memiliki merek yang mengandung persepsi dari konsumennya. Kalau kekuatan merek akan membuat kita memilih suatu produk (Coca Cola misalnya) untuk kita beli, maka merek pribadi seseorang (Personal Brand) akan menentukan ke arah mana dia akan bergerak dalam jalur kehidupannya

Jika anda adalah seorang Direktur, ada posisi Manager yang kosong dan butuh untuk segera diisi, sebagai direktur dari ketiga nama diatas (Agung, Badu & Tolil) mana yang akan anda pilih sebagai manager baru?

Membangun Personal BrandSedemikian pentingya Merek bagi suatu produk agar laku dijual, demikian juga pentingya Personal Brand dalam kehidupan karir kita di perusahaan.
Dalam sebuah sesi coaching beberapa waktu yang lalu, salah seorang teman menyatakan pendapat bahwa “yang penting kita kerja keras pak Eko, saya yakin atasan pasti tahu dan akan menghargai kerja kita”.

Saya sih setuju2 aja dengan kerja kerasnya namun kata2 lanjutan saya yakin berbau yang namanya Making Assumption. Emang kalau kita kerja keras tok, trus Peter B atau Thomas E bahkan Eamon G kenal kita? dalam banyak hal, saya temukan teman2 yang kerja dengan penuh dedikasi di lapangan tapi sama sekali tidak dikenal oleh para penggede diatas!

Kalau air minuman bisa diberi merek Aqua dan dijual mahal, gula putih diberi merek Gulaku dan lebih mahal dari yang tanpa merek kenapa kita tidak berusaha melakukan hal yang sama? Create your own brand! Anda ingin dikenal sebagai apa? Karyawan yang suka mengeluh, yang kreatif? Yang suka minta naik gaji atau yang mana dan dimata siapa?

Dibawah ini ada 7 langkah sederhana yang bisa dipakai sebagai tips untuk mengembangkan merek pribadi anda, caranya simple:
1. Tulis Personal Brand yang ingin anda kembangkan.
2. Cek Personal Brand anda saat ini (tanya ke sekeliling bisa ke bawahan, teman dan khususnya atasan dan atasannya atasan)
3. Temukan gap antara nomer 1 dan nomer 2. Misal anda ingin dikenal sebagai karyawan yang profesional, namun teman anda bilang bahwa anda susah dimintai bantuan. Padahal karyawan profesional mudah dimintai bantuan>> ada gap.
4. Isi gap yang ada dengan cara mengubah perilaku sesuai dengan #1.
5. Cek ulang setiap beberapa waktu (3 – 6 bulan sekali misalnya) bisa juga saat anda sedang melakukan dialog dengan atasan.
6. Cocokkan kembali dengan #1
7. Komunikasikan dengan para Customer (ingat artikel selayang pandang “mendorong customer complain?”)


Cautions!
Ada satu kalimat penting komunikasi marketing “Never Promise Under Delivery”, artinya saat membangun brand kita jangan sampai apa yang kita janjikan ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Kalau yang ini yang terjadi, Personal Brandnya bukannya berdiri malah roboh seperti diguncang gempa bumi.

Selamat membangun Personal Brand Anda!

Eko Jatmiko Utomo
NR Lead Coach

*Nama Fiktif
** Maaf Boss, namanya saya pinjam

1 komentar:

lisa_andayani mengatakan...

Artikel personal brand ini cukup menyentuh banget, 2 tahun yang lalu saya memiliki brand yang berbeda dari sekarang dan brand ini tercipta dengan sendirinya tanpa melalui hal2 yang dibuat-buat tetapi dikarenakan suatu pengalaman dan hikmah hidup yang dilewati tapi buat saya brand yang sekarang masih belum memuaskan sehingga perlunya tercipta brand baru yang automaticaly dikarena target dan opportunity yang ada. Namun ada satu hal, saya memiliki seorang teman yang punya brand 'galak, bossy" tetapi setiap brand itu muncul dari teman2nya dia keukeh mengatakan bahwa brand itu bukan dia yang menciptakan tapi teman2nya saya cuma senyum padahal kita sama2 sudah ikut training personal branding..bagaimana menyampaikannya ya...karena brand itu tercipta karena diri kita sendiri bukan...agak susah nie..