22 Januari 2008

Job Description: Madu atau Racun?

"Big jobs usually go to the men who prove their ability to outgrow small ones."
-Ralph Waldo Emerson,


Diskusi kecil pada suatu hari kerja

Manager : pak Badu apa kabar?

Badu : Baik pak Manager, ada apa ya pak? Ngak biasanya saya dipanggil.

Manager : Begini pak Badu, bulan depan ini management ingin menjalankan proyek perbaikan efisiensi kerja yang akan dijalankan di 3 area, yaitu Quarry, Raw Mill, dan Lab. Saya melihat bahwa pak Badu mempunyai kemampuan untuk memimpin team ini. Saya minta pak Badu untuk memimpin tim lintas departemen ini.

Badu : Maaf pak Manager, saat ini saya sedang sibuk dengan pekerjaan saya di Raw Mill, saya kuatir kalau konsentrasi saya terpecah dengan pekerjaan lain, pekerjaan utama saya akan menjadi terbengkalai. Selain itu pekerjaan tersebut tidak ada dalam job description saya!

Selang satu hari dari pembicaran diatas, terjadi pembicaraan lain antara pak Manager dan anak buah yang lain, yaitu Agung yang juga merupakan Superintendent RawMill.

Manager : pak Agung, apa kabar?

Agung : baik sekali pak Manager, apa yang bisa saya bantu?

Manager: begini pak Agung, management menginginkan kualitas limestone kita lebih stabil dalam hal volume persediaan dan juga kualitasnya. Menurut saya hal tersebut hanya bisa diatasi apabila 3 dept. Yaitu Produksi Rawmill, Quarry dan Technical khususnya lab, duduk bersama dan membentuk task force. Saya minta pak Agung bersedia untuk mewakili produksi dan memimpin tim ini.

Agung : Wah, ini merupakan kehormatan bagi saya pak Manager. Saya bersedia dan dengan senang hati menerima tugas ini.

Job DescriptionJob Description/daftar paparan kerja, dari namanya kita bisa menebak bahwa mahluk ini adalah penjelasan tentang pekerjaan apa saja yang harus dilakukan oleh seseorang yang menduduki posisi tertentu. Gampangnya gawean opo bae (pekerjaan apa saja) yang harus dikerjakan.

Jobdes, tentu saja sangat diperlukan dalam sistem kerja modern. Semakin besar organisasi kebutuhan akan jobdes semakin kuat. Tanpa adanya jobdes maka sistem kerja menjadi acakkadut dan saling tumpang tindih. Suatu pekerjaan bisa dikerjakan oleh 2 orang atau lebih(rework) dan seringkali dalam banyak kasus ada pekerjaan yang tidak ada orang yang mengerjakan! Semua orang berharap dan berfikir orang lain yang mengerjakan.

Dengan adanya jobdes maka semua orang menjadi jelas apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Performance Management juga akan berjalan dengan baik karena ada alat ukur yang jelas terhadap kinerja seorang karyawan.

Body Builder dan Baju Barunya
Kehidupan karir seseorang mirip dengan seseorang yang sedang berlatih menjadi binaragawan, setahap demi setahap dia membentuk tubuhnya manjadi lebih baik dan berotot. Semakin tinggi level pembentukan tubuh yang dicapai, badan makin besar dan ukuran baju juga makin besar.

Anak laki2 saya Jason (umur 3 th) suka memakai baju yang kedomboran (ukuran jauh lebih besar dari badannya). Mungkin dia rasakan baju yang besar nyaman dipakai dan memudahkan dirinya untuk lari kesana kemari.

Baju kedomboran wajar dan ditolerir untuk anak kecil, Anda pernah lihat ngak orang dewasa yang pakai baju kedomboran? Saya jamin pasti terlihat ngak enak dimata. Ngak keren gitu lho.........

Orang dewasa yang pakai baju kedomboran sama dengan seorang karyawan yang kompetensinya lebih kecil dari posisi yang ditempati atau kinerja yang diharapkan oleh perusahaan sesuai dengan job diskripsinya.

Madu atau Racun?Siapa diantara sidang pembaca yang pernah mendapatkan jawaban seperti Badu di atas? "Itu bukan jobdes saya pak" Atau bahkan kita sendiri yang melontarkan jawaban tersebut.

Untuk naik ke jenjang karir berikutnya dibutuhkan pengembangan kompetensi yang kita miliki. Pengembangan kompetensi tersebut biasanya mengarah pada kompetensi yang harus dikuasai oleh level diatas kita*. Nah, yang menjadi masalah adalah tentu saja pekerjaan2 satu level diatas TIDAK ADA dalam JOB DES kita!

Jadi pada saat kita menolak pekerjaan yang tidak ada dalam jobdes sebenarnya mirip dengan binaragawan yang tidak mau berlatih di fitness center untuk membesarkan ototnya. Yang bersangkutan meracuni mindsetnya sehingga pribadinya menjadi tidak berkembang.

Dilain pihak, seseorang yang menerima pekerjaan di luar jobdes (khususnya pekerjaan level diatasnya) mirip dengan orang yang sedang melatih tubuhnya. Layaknya seseorang yang memberikan madu kepada pikiran dan tubuhnya untuk tumbuh dan makin kokoh.

Atau dalam kata lain seseorang yang mendapatkan “kepercayaan” untuk mengerjakan tambahan pekerjaan diluar jobdes sebenarnya patut bikin kondangan sukuran! Kepercayaan tadi menandakan Anda dipercaya oleh orang, plus bisa jadi ajang latihan untuk mendapatkan ketrampilan baru.

Creating Opportunity.Pada suatu kesempatan diskusi, ada pertanyaan menarik berkaitan dengan kesempatan memperoleh (delegasi) pekerjaan dari atasan “boss saya tidak pernah memberikan delegasi pekerjaannya ke saya pak!”.

Hmml.........kedengaran seperti sikap effect**kan? Menurut Anda, tindakan apa yang bisa kita lakukan yang lebih bersikap Cause dalam kasus ini?

Setuju, tindakan pertama yang mungkin dilakukan adalah minta delegasi pekerjaan langsung ke atasan! Saya jadi ingat dengan salah satu kalimat sakti yang sering dilontarkan oleh seorang Cause sejati “Ada yang bisa saya bantu?”.

Kalau atasan menolak? Inilah kesempatan terbaik Anda untuk mendapatkan feedback yang jujur dari atasan. Jika alasannya karena karena Anda belum perform pada jobdes sekarang, bukankah ini bisa menjadi kesempatan yang baik untuk memperbaiki diri langsung dari orang yang akan menentukan nilai dialoque?

Satu hal yang saya yakini, boss (yang baik tentunya) akan sangat senang dirinya dibantu oleh seorang anak buah yang proaktif dan kompeten.

Kedua jika masih ngak dipercaya juga? Well, buaaanyak banget lho rekan kerja2 lain yang butuh bantuan kita. Sekali tabok 2 lalat kena, bantu teman dan memperoleh kesempatan mengembangkan kemampuan plus suatu langkah cantik untuk melakukan personal branding sebagai orang yang ringan tangan (bukan panjang tangan lho!)

Pada Suatu MasaPada suatu ketika ada baju yang ditinggalkan pemilik sebelumnya, siapa yang akan mendapatkan warisan baju tersebut? Orang yang minum racun dengan tubuh kecil, atau orang yang minum madu yang tubuhnya berkembang dan pas dengan baju tersebut?

Jadi, Anda mau jadikan JOBDES sebagai MADU atau RACUN?

Eko Utomo
CCR Narogong
Medio Akhir Januari 2008

* Pada NSDP workshop Oktober 2007, saya memberikan tips pada para peserta untuk bisa mengalokasikan waktu kurang lebih 30% dari total waktu yang ada untuk mengerjakan pekerjaan2 level diatas kita.

** Effect (akibat) adalah suatu sikap yang dipegang oleh seseorang yang menempatkan dirinya sendiri sebagai akibat dari tindakan dari luar (atasan, perusahaan, lingkungan, keluarga, teman dll). Lihat artikel selayang pandang minggu lalu.

2 komentar:

Asep Yudi mengatakan...

Jobdes perlu!
why? karena dari situlah awal gaji kita
Bersifat racun itu mungkin cara pandang yang berbeda.
Jika ingin maju bukan gaya pak Badu tentunya.

Anonim mengatakan...

Dalam membuat Job Des yang berkualitas baik, juga mempengaruhi rasa Job Des tadi... Bisa terasa madu dan juga bisa terasa racun...

Bagaimana buat Job Des yang baik itu?