18 Januari 2016

"Kutahu Yang Kau Tidak Mau" #Hal15

Catatan Harian Eko Utomo
"Kutahu Yang Kau Tidak Mau" #Hal15
-IndonesiaBerani-

Olah raga merupakan permainan yang penuh strategi. Dalam olah raga profesional seperti basket NBA atau sepakbola liga Eropa, anda akan melihat bagaimana pelatih kepala menyusun strategi sedemikian rupa agar mampu memenangkan pertandingan.

Karena pertandingan berlangsung secara dinamis, maka urusan pelatih dalam menyusun strategi juga dilakukan secara dinamis pula.

Pada saat strategi awal yang sudah disusun ternyata dapat dibaca oleh pihak lawan atau tidak berfungsi di lapangan, maka pelatih harus secara cepat mengubah strategi bahkan menyusun strategi baru.

Strategi yang efektif adalah strategi yang "tidak terbaca" dan dapat membuat lawan menjadi tidak nyaman, emosional dan kalah.

Dalam bermain tenis, saat ketemu lawan yang suka main rally dari baseline, saya akan banyak melakukan drop shot dan pukulan volley yang menarik lawan untuk keluar dari area nyaman dia, belakang lapangan.

Sebaliknya kalau lawan suka main volley dan mencegat bola2 pendek di depan net, maka yang saya lakukan adalah melakukan bola lob jauh ke belakang dan passing bola di tepi lapangan.

Saya berusaha tidak memberikan bola sesuai dengan EKSPEKTASI LAWAN. Saya memberikan bola yang tidak dia sukai, penempatan dan pukulan yang tidak dia benci.

Tujuannya membuat lawan TIDAK NYAMAN dan KALAH.

Teroris dalam melakukan terorisme memiliki satu tujuan utama: menciptakan KETAKUTAN (teror) dihati pikiran dan hati pihak yang dia teror. Caranya? dengan semua tindakan yang membuat pihak yang diteror takut.

Sesudah ketakutan mencengkeram hati, maka penaklukan menjadi sebuah keniscayaan.

Bagaimana melawan teroris? Sangat sederhana, jangan berikan apa yang mereka mau: RASA TAKUT.

Dan yang luarbiasa bahwa rakyat Indonesia khususnya Jakarta tahu apa yang teroris tidak mau: KEBERANIAN.

Apa yang beredar di sosmed membuktikan hal ini. Alih2 menjadi ketakutan seperti harapan para teroris, masyarakat membully mereka dengan memberikan apa yang mereka tidak mau, PERTUNJUKAN KEBERANIAN tukang sate, pedagang asongan dan bahkan tukang ojeg.

Tingkat keberanian masyarakat bahkan cenderung berlebihan kalau tidak dibilang ceroboh. Saat polisi profesional masih on fire bertempur melawan teroris mereka menonton. Saat polisi menggunakan mobil dan rompi anti peluru sebagai pengaman, rakyat banyak berlindung pada tebalnya pakaian yg mereka pakai.

Anyway, untuk para teroris pencinta maut, anda salah mencari sasaran. Kami tahu apa yang kalian tidak mau KEBERANIAN.

***
"Dad, tadi main tenis kalah menang?", baru meletakkan pantat di kursi mama Thesa meluncurkan pertanyaan.
"Kalah", jawabku sambil tersenyum.
"Lho, kok kalah? Katanya jago membaca permainan lawan dan placing bola?", kejarnya.
"Strategikan butuh eksekusi ma, kalau mau kuda2 bungkuk nabrak perut bagaimana?", jawabku ngeles.
"Makanya, kempesin tuh perut. Hamil kok bertahun2 ngak lahir2", smash keras mama Thesa.

EU4U
BSD160116

Tidak ada komentar: