Catatan Harian Eko Utomo
"Menemukan DNA Pemenang" #Hal6
*** 20 tahun lalu
"Dik, bagaimana kalau kita makan di soto dekat bonbin", ajakku kepadanya sedikit ragu. Bagaimana ngak ragu, lha wong soto Lamongan diujung jalan Ganesha itu merupakan soto warung tenda kelas kaki lima. Para pelanggannya kebanyakan ya mahasiswa kantong cekak sepertiku yg hidup dari sedikit kiriman keluarga dan beasiswa.
Sementara yang diajak adalah anak gedongan dari keluarga berada. Dia dari kecil sudah kenal toilet duduk, sementara aku sampai lulus SD pengguna toilet terpanjang di dunia yg rasanya isis karena air langsung mengalir mengelus anggota bodi. Dia sejak kecil biasa ngadep Kongguan Biscuit yg benar2 KGB dan bukan berisi "karak" didalamnya. Sementara aku bisa makan KGB musti nunggu momen lebaran, itupun di rumah tetangga.
Namun, pertanyaan merangkap ajakan itu harus dilontarkan. Ini salah satu alat uji istimewa apakah pacarku ini bisa dipropose ke level berikutnya. Jadi istri yg kalau perlu bisa hidup sederhana. Sebuah "Character Test", uji kepribadian. Uji DNA kalau ngak lulus "blaik" akibatnya.
Aku tahan nafas, jeda waktu beberapa detik bak berjam2. Kalau dia bilang "ngak mau" kan cilaka, lha wong sudah terlanjur jatuh cinta. Jantung berdebar2, sentuhan angin malam udara Bandung yg biasanya sejuk menyapa, malam ini terasa lebih dingin menggigit kulit.
"Ayuuuk, soto ayam ditambah telur dadar, dimakan panas2 pasti enak mas", jawabnya spontan. "Ceeeeesss", seperti arang membara terpercik air perasaanku, langsung adem dan gembira. Asyiik, dia lulus ujian pertama.
***
Kami bertiga duduk santai diruangan meeting. Saat ini kami sedang membahas seluk beluk proses interview dalam proses rekruitmen yang sedang dilakukan. Walaupun kami dari Divisi Strategic, kami juga terlibat membantu dalam inisiatif "Capacity Increase" disalah satu BU (Business Unit) yang sedang kami bantu.
"Yul, saat kalian melakukan proses interview apa yang kalian cari dan bagaimana cara melakukannya?", tanyaku pada salah satu project manager.
"Begini pak, seperti hasil kesimpulan dalam meeting performance review kemarin, faktor penentu seorang karyawan adalah kontributor atau tidak ada pada karakternya. Faktor yang lain hanyalah faktor pendukung".
"Mengikuti teori BE DO HAVE, seseorang yang memiliki Be yang baik seperti karakter yang kuat, nilai2 yang baik dan memegang kepercayaan (beliefs) yang empowering akan mampu mendrive DO yang berupa perilaku dan kompetensi. Dah hasil akhir atau HAVE sebenarnya hanyalah konsekuensi dari BE dan DO", jelas Yul sang Project Manager.
Aku mengangguk senang, karena intisari diskusi sebelumnya mendapatkan tempat bersemai. "Trus, karakter yang akan kalian cari, lihat dan dengar dari interviewee apa?", tanyaku mengeksplorasi lebih jauh.
"Okey pak, dalam diskusi saya dengan bang Don, ada 3 karakter utama yang akan kami cari dari kandidat. pertama karakter CAUSE. Karakter seseorang yang selalu mencari jalan keluar apabila bertemu masalah. Tidak memiliki victim mentality dan tidak suka mencari kambing hitam".
"Kedua, kami akan cari mereka yang memiliki karakter LEARNING ABILITY tinggi, mau dan senang belajar hal baru dan punya gelas yang cukup besar."
"Karakter ketiga yang kami cari adalah mereka yang bertipe PANTANG MUNDUR. Bekerja dengan kesungguhan, kerja keras dan tidak mudah patah semangat", Yul menjelaskan panjang lebar.
"Cakep, ada yang lain?" tanyaku mencari hal2 yang mungkin tertinggal.
"Ada pak, karena ini untuk posisi Sales Force, kami juga akan mencari kandidat dengan DO yang baik khususnya kemampuan berkomunikasi. Biar yang bersangkutan bisa cepat on track dalam mengejar target penjualan", lanjut Yul menandaskan.
"Okey, good luck buat besok ya. Moga2 dapat banyak Sales Force yang ber DNA pemenang".
***
"Pa, kapan mobilku diganti yang baru?", dia bertanya yang kesekian kalinya.
"Lha mobil baru lunas masih kinyis2 kok minta ganti kuwi piye?", jawabku sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.
"Ya kan kalau mobil baru, mesin bagus dan biaya perawatan murah", sambungnya memberi pembenaran.
"Lha piye to, apa aku dulu salah assesmen ya, aku pikir dirimu bisa diajak hidup sederhana?", garukan makin cepat di kepala yang tetap tidak gatal.
"Kalau ngak ada uang ya ngak papa, ini kan ada uangnya. Tahu ngak apa kata Mario Teguh?, suami yang bilang istrinya matre sebenarnya adalah suami yang kurang mau kerja keras membahagiakan istrinya, catat itu pa", lanjut dia berpetuah bak MT di layar kaca.
Dan akupun melanjutkan menggaruk kepala.
EU4U
Untuk para orang tua anak2 balita.
Dua puluh tahun lagi, yang dicari pada diri anak anda oleh pemberi kerja tetap sama: KARAKTER.
Jauh lebih mudah membangunnya saat kecil daripada saat ditolak lamarannya.
BSD060116
Tidak ada komentar:
Posting Komentar