Menyirami Pohon Logika #Hal4
Setahun lebih saya berteman di fb dengan seorang Doktor Fisika lulusan Jepang dengan spesialisasi yang tiada duanya: Doktor Sbb Spesialis Bukan Bukan.
Pak Doktor memiliki perjalanan hidup yang dinamis dan dramatis. Orang kampung asli pedalaman Kalimantan berkesempatan menjadi warga metropolitan di Jepang. Salah satu aktivis mesjid UGM yang pernah ikut kursus kaderisasi PKS (PK) yang sekarang bermetamorfosa jadi sekularis dan pengusung toleransi.
Dengan latarbelakang kehidupan yang berwarna sang Doktor mampu memproduksi status fb yang bernas dan tajam mengusik mindset lama. Saya mencap dia sebagai "Mind Provocator".
Mind Provocator ibarat lampu petromax di malam hari tatkala laron2 sedang keluar sarang. Berbondong2 para laron mendatangi petromax untuk komplain dengan status provokasi sang Doktor. Sebagian jadi terprovokasi, sebagian berpikir ulang dan sebagian tambah kepala batu.
Dalam diskusi yang berlangsung, kesalahan fatal para kepala batu adalah mereka sangat ngotot dengan argumennya. Persis seperti anak kecil sebuah dusun terpencil yang bilang bahwa rumah paling bagus di dunia adalah rumahnya mbah Jono yang bertingkat. Ngak salah juga, karena hanya itu rumah terkeren yang diketahuinya. Gejala ini kemudian sering dinamakan sebagai gejala orang "kurang piknik".
Para kepala batu juga sangat sering ngeyel berlogika dengan keterbatasan pengetahuan mereka. Hanya dengar2an, katanya orang, pernah lihat judulnya dlsb. kemudian memastikan bahwa informasi itu benar dan kemudian menghakimi pendapat orang lain.
"LOGIC BASE on KNOWLEDGE". Seseorang yang tidak punya pengetahuan tentang "gaya gavitasi bumi" pasti akan berlogika bahwa bumi itu datar. Kalau bulat tar semua orang jatuh kebawah dong, begitu logika mereka.
Karena logika dibangun oleh pengetahuan maka semakin banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang maka logika yang bersangkutan menjadi semakin sahih.
Dalam proses diskusi dan coaching di kantor, seringkali anak buah saya bertanya "kok bapak bisa berpikir dari sudut pandang itu ya pak?, saya pingin bisa berlogika seperti bapak". "Kalian disuruh baca buku satu sebulan aja susahnya minya ampun, bagaimana mau memiliki perspektif yang kaya" jawab saya sembari senyum simpul.
"Lha pak, banyak orang yang pinter tapi keblinger itu bagaimana?", pertanyaan lanjutan ini sangat penting. Sering ketemu dalam diskusi mereka yang dosen dan Doktor pada saat berargumentasi banyak jualan dodol.
Kalau "Logic Base on Knowledge", maka "Knowledge base on WISDOM". Kalau wisdom dan nilai2 yang dianut memang untuk perang bubrah ya sebanyak apapun pengetahuan yang dimiliki dan sehebat apapun dalam berlogika hasilnya ya kerusakan dan kematian.
Merawat dan mengembangkan logika persis seperti merawat tanaman mangga di depan rumah. Seberapa sering dipupuk dan disiram akan berpengaruh terhadap banyak buah yang akan dihasilkan.
Eiit, harus hati2 dan bijaksana dalam memilih bibit mangga. Jangan sampai bibit ini hanya akan menghasilkan buah yang masam tak layak makan.
EU4U
BSD040116
Tidak ada komentar:
Posting Komentar