18 Januari 2016

Mau, Mampu dan Max #Hal12

Catatan Harian Eko Utomo
Mau, Mampu dan Max #Hal12

"Prof, berapa jurnal ilmiah yang harus kami baca agar kami cukup punya pondasi pengetahuan sebagai mahasiswa doctoral?", pertanyaan naif campur ingin tahu dari mahasiswa baru program S3 Strategic Management UI.

"Minimal 1000 jurnal", Prof. Serbatau menjawab santai sambil tersenyum simpul.

Ruang kelas hening. Tiada satupun dari 10 mahasiswa baru yang angkat suara. Sepertinya semua sedang mengkalkulasikan dan berusaha memampatkan 1000 jurnal di jadwal harian mereka sebagai bos perusahaan yang penuh tiada jeda.

Dalam keheningan muncul cletukan "Artinya selama 3 tahun ke depan kita harus baca 1 journal 1 hari dong?".

"Waduuuuh, buku yang beli bulan lalu aja belum habis dibaca. Ini satu jurnal ilmiah sehari???".

***
"Thesa mau latihan Taekwondo?", tanyaku kepada Thesa karena kapok jadi korban tendangannya sesaat keluar dari Cinema nonton aksi Donnie Yen di IP Men.

"Ngak mau, latihan gym aja", jawab Thesa tak tergoda.

"Atau mau latihan dance joged-joged?", aku tawarkan pilihan lain untuk menambah aktivitas Thesa.

"Ngak daddy, Thesa gym dan renang aja", jawab Thesa si batu karang.

Dalam pergaulan sehari-hari, saya sering mendengar orang tua dengan bangga bercerita seribu satu kegiatan yang mereka sediakan bagi anak mereka.

Anak2 mereka pagi siang sibuk sekolah dan sorenya les akademis, kursus renang, latihan piano, les Mandarin, belajar menari, kursus menggambar, latihan balet dan lain-lain.

Tidak jarang juga saya sering mendengar orang tua mengeluh karena anaknya kemudian tidak "passionate" dalam kursus bahkan seringkali pusing karena sang anak "mogok" kursus.

Malcolm Gladwell dalam buku "Outliers" menyatakan bahwa untuk bisa berprestasi di level dunia maka seseorang harus berlatih 10.000 jam!.

Bill Gate menghabiskan waktu siang dan malam selama bertahun-tahun belajar bahasa pemrograman dengan komputer yang masih sangat langka pada awal 70an.

Roger Federer maestro tenis dunia mulai berlatih sejak usia 6 tahun selama 6-8 jam perhari selama bertahun-tahun.

Keduanya mengumpulkan lebih dari 10.000 jam latihan pada saat kondisi membutuhkannya. Bill Gate kemudian mampu memproduksi windows yang menguasai dunia. Federer menjadi laki-laki yang mengoleksi 17 Gelar Grandslam. Rekor dunia.

Bagaimana mereka melakukannya? Mengerjakan satu hal terus menerus selama bertahun-tahun? tanpa bosan?

Kuncinya sederhana, "mau". Didalam "mau" ada passion bahkan naik ke level yang lebih tinggi "hobby".

"Do what you like". Kerjakan apa yang dimaui. Mengerjakan sesuatu yang disukai memberikan energi ekstra untuk mengulang dan mengulang dan mengulang.

"Alah bisa karena biasa". Proses pengulangan yang intens yang membentuk "kemampuan". Kemampuan aka ketrampilan adalah proses pengulangan. Federer melakukan latihan servis ratusan kali setiap hari.

Menjadi Maximal, menjadi juara dunia, menjadi diri kita yang terbaik dalam karunia talenta adalah hasil final dari Mau dan Mampu.

Prof. Harrison ahli pengembangan manusia kelas dunia mengatakan "carilah apa yang anakmu sukai, yang mereka maui". Sediakan ruang dan dukungan untuk mereka. Lakukan eksplorasi untuk menemukan talenta yang terbenam bukan kemauan orang tua. Karena busur hanya mengarahkan, anak panah yang terbang ke sasaran.

***
"Pa, kok nonton tenis melulu sih?", nada suara naik satu oktaf.

"Ini, tenis grandslam ma. Mumpung Roger Federer masih main belum pensiun", jawabku mencoba menurunkan nada.

"Trus mana komitmen lulus tepat waktu? hari ini sudah baca jurnal ilmiah belum?", desaknya.

"Tenang ma, entar aku rapel di weekend", jawabku sekenanya.

EU4U
BSD120116

Tidak ada komentar: