19 Mei 2016

Gengsi Itu Membunuhmu #Hal74


Catatan Harian Eko Utomo

Gengsi Itu Membunuhmu #Hal74

Dalam melakukan coaching saya menghindari menggunakan teknik "personal attack" atau menyerang pribadi coachee.

Personal attack menyalahi prinsip utama dalam membangun hubungan pribadi dengan coachee. Personal attack akan menghasilkan drop esteem. Padahal yang dibutuhkan dalam proses coaching adalah menjaga harga diri atau meningkatkannya.

Namun dalam beberapa kesempatan langka saya menggunakannya dengan intensi merobohkan internal enemy #1 dalam pengembangan pribadi, GENGSI.

Dalam sebuah "Coaching for Improvement", setelah beberapa lama diskusi pendalaman dan klarifikasi akhirnya ditemukan masalah yang terpendam didalam lubuk sanubari sang manager yang bermasalah dalam pekerjaan yang diembannya.

Sebagai manager baru, ia MALU BERTANYA tentang pekerjaanya kepada manager lama yang ia gantikan, atau bertanya kepada anak buah baru.

Malu BERTANYA maka akan SESAT di jalan. Ketidaktahuan akan kebijakan yang berlaku selama ini membuat manager baru melakukan banyak keputusan yang buruk sehingga menimbulkan masalah bagi perusahaan.

Setelah digali beberapa saat kenapa ia tidak banyak bertanya maka jawaban "unconscious" mind yang keluar adalah : GENGSI!

Pak Manager GENGSI bertanya karena masak posisi sebagai manager aka bos banyak bertanya ke anak buah. Bukannya bos harus banyak memberitahu? demikian alasannya.

Pak Manager GENGSI bertanya karena masak sebagai lulusan S1 harus banyak bertanya kepada mereka yang hanya lulusan SMK? apa kata dunia? demikian yang tersirat dari hasil diskusi pendalaman.

Terlintas untuk menggunakan teknik "terlarang" dalam coaching untuk membongkar mindset penghalang kemajuan.

"Bro, btw dulu kan kuliah di Bandung kan. Menurutmu, universitas tempatmu kuliah dulu bagusan mana sama ITB?", tanyaku sambil melihatnya lekat2.

"Bagus ITB pak", jawab sang Manager sedikit bingung kemana arah pertanyaan menuju.

"Tahu Prasetya Mulya Business School kan?", tanyaku sambil melihat mukanya lebih lekat.

"Tahu pak, sekolah MM terbaik di Indonesia", jawabnya tambah heran.

"Pastinya tahu UI dong!", tanyaku melanjutkan.

"Ya tahulah lah pak, masak ngak tahu UI", kebingungannya memuncak.

"Saya kuliah S1 di ITB, S2 di Prasmul dan S3 di UI, dalam setiap pekerjaan baru yang saya tidak tahu saya BERTANYA ke semua orang yang saya anggap tahu termasuk karyawan lulusan SMK. Dan saya sudah 7 tahun jadi Vice President!", peluru miltraliyur keluar dari magazine.

"Jadi apa yang membuat seorang Manager baru lulusan Universitas biasa seperti kamu GENGSI bertanya?", bom atom dijatuhkan.

EU4U
BSDCITY040416

Buat mereka yang membebaskan diri dari belenggu gengsi

Tidak ada komentar: