Catatan Harian Eko Utomo
MENTAL SILO #Hal65
Pernah lewat pabrik semen? Buat anda orang Jakarta, jika sedang menuju Bogor lewat tol Jagorawi sempatkan keluar exit Gunung Putri atau Citereup. Maka anda akan bertemu dengan salah 2 perusahaan semen terbesar di Indonesia, Holcim & Indocement.
Tanpa harus masuk ke kompleks pabrik, maka kita akan disuguhin pemandangan yang spektakuler. Bangunan yang tinggi menjulang. Warna abu gelap, kokoh, dingin dan tak tersentuh. Sangat mencolok dibandingkan dengan bangunan2 di sekelilingnya.
Dari dalam keheningan bangunan tebal nan perkasa itu menyiratkan pesan "STAY AWAY FROM ME". Mereka2 yang mendekat belum2 sudah dibuat grogi, gelapnya warna mewakili kata "don"t mess with me".
Bangunan tinggi, angkuh dan gagah perkasa itu adalah SILO. Dibangun khusus untuk menampung ratusan bahkan ribuan ton semen hasil produksi pabrik sebelum dikirim ke proses pengantongan.
***
Dalam organisasi, baik organisasi bisnis atau non bisnis, kita akan banyak menemukan silo silo yang menjulang tinggi. Bukan merupakan silo secara fisik seperti yang ditemukan di pabrik semen namun silo dalam bentuk MENTAL yang dinamakan SILO MENTALITY.
Pasti anda sering menjumpai dalam sebuah meeting seseorang atau sekelompok orang duduk tenang dan cuek saat semua orang sibuk mencari jalan keluar suatu masalah. Mereka santai dan cuci tangan karena masalah itu bukan masalah mereka atau departemen mereka.
Dalam konteks yang lebih parah, saat solusi yang muncul membutuhkan keterlibatan mereka, maka orang2 ini menyilangkan dada dan mengambil jarak. Mereka tidak mau repot oleh urusan yang bukan urusan mereka atau departemen mereka. Angkuh, sombong dan dingin keras persis seperti Silo.
Yang mereka tidak sadari, bahwa kalau perusahaan sedang menghadapi masalah KONSUMEN tidak peduli urusan internal organisasi (baca #Hal64).
Silo silo mentality ini yang merusak proses penting didalam Organisasi yang bernama KOLABORASI. Kolaborasi mencakup banyak hal, tukar menukar informasi dan ide, kerjasama dalam melalukan eksekusi, gotong royong dalame mencari solusi.
Tanpa Kolaborasi maka efektivitas dan efisiensi organisasi menjadi terhambat. Organisasi menjadi lamban dan rapuh, tinggal tunggu waktu untuk digilas pesaing.
Para pemilik mental silo ini persis seperti katak dalam tempurung. Dunia bagi dia hanyalah sebesar tempurung yang mengurungnya. Mereka tidak memiliki cukup perspektif untuk bisa berempati. Manusia silo "kurang piknik".
Satu2nya cara agar mental silonya pecah yang bersangkutan harus dibawa keluar dari zona nyamannya. Letakkan pada posisi yang sedemikian berbeda bahkan berlawanan dari posisi saat ini. Meluaskan cakrawalanya. Kalau sebelumnya hanya melihat dari timur buat ybs melihat dari arah barat.
Dalam industri manufaktur misalnya, silo mentality yang legendaris biasanya muncul dan bersaing antara divisi penjualan vs produksi.
Penjualan membangun silo dengan membuat sales plan menurut apa kata hati mereka tanpa bertanya pada orang produksi. Tugas gue jualan agar perusahaan dapat duit. Tugas produksi meneketehe, itu tugas mereka.
Produksi membangun silo lain. Tugas gue saving cost dengan menekan biaya produksi serendah mungkin. Jadwal2 pemeliharaan mesin yang sudah ditetapkan tidak boleh diganggu gugat. Ngak mau tahu order sales lagi tinggi dan antri dilayani.
Tugaskan para penyandang silo mentality ini di kubu yang berbeda. Dan kita lihat apa hasilnya.
EU4U
BSDCITY170316
Tidak ada komentar:
Posting Komentar