Catatan Harian Eko Utomo
Develop Leaders: How Long? #Hal49
Presentasi berjalan lancar. Sesi tanya jawab dimulai.
"Pak Eko, terimakasih untuk presentasi program pengembangan kepemimpinan yang anda susun. Kebutuhan kami lebih riil. Kami butuh konsultan yang mampu mengembangkan program kepemimpinan untuk mencetak 40 Senior Manager baru. Mereka akan bertanggung jawab terhadap proyek masing2 senilai > 200 M. Business projection sangat mendesak, maka kami butuh mereka siap 2 tahun dari sekarang!".
Kalimat diatas dilontarkan oleh Direktur HR perusahaan besar. Revenue pertahun tidak kurang dari 3 T. Dilontarkan pada saya sebagai lead consultant dalam presentasi dihadapan BOD mereka.
Di momen itu, saya kaget dan heran. Masih ada (maaf) kebodohan yang luarbiasa pada diri seorang direktur HR sebuah perusahaan besar. Sebuah cacat pikir yang sayangnya merupakan cacat pikir mainstream di benak para boss bisnis di Indonesia termasuk (yang paling parah) direktur HR mereka. Direktur yang seharusnya bertanggungjawab dalam mengembangkan pemimpin di dalam organisasi.
Cacat pikir PERTAMA adalah mereka berpikir bahwa mengembangkan pemimpin adalah tugas yang bisa di "outsourcingkan" pada pihak luar yang namanya konsultan. Cacat pikir KEDUA menganggap bahwa mengembangkan dan menempa pemimpin hanya membutuhkan waktu yang singkat: 2 tahun, bahkan ditawar 1 tahun kalau bisa.
7 tahun saya tinggal di kabupaten Blora, Jawa Tengah. Kabupaten Blora menghasilkan kayu Jati dengan kualitas terbaik di Indonesia. Kayu jati terbaik dipanen sesudah pohon Jati berumur 30 tahun dengan diameter 30an cm. Teknologi dan riset saat ini mampu memperpendek usia panenan Jati menjadi 15 tahun dengan diameter 30 cm. Namun kualitas kayu tetap lebih baik yang dipanen pada usia matang.
Tahun demi tahun lingkaran serat kayu Jati terbentuk. Selapis demi selapis. Mengendap dan memadat. Mirip dengan pengembangan kepemimpinan, butuh waktu untuk mengendapkan kompetensi baru yang dikuasai dan kemudian jam terbang menggunakan kemampuan tersebut. Persis dengan jam terbang calon pilot.
Seperti yang saya tulis di #hal48, mengembangkan pemimpin harus DIRENCANAKAN. Tanpa rencana yang muncul hanyalah beberapa gelintir pemimpin yang ditempa oleh situasi. Mereka hebat, tapi ya itu tadi, hanya BERAPA gelintir. Padahal organisasi membutuhkan BANYAK pemimpin.
Menjadi pemimpin bisnis yang hebat harus memiliki serangkaian kompetensi, mirip dengan lapisan demi lapisan saat kita mengupas bawang merah. Mulai dari kompetensi teknis, kompetensi managerial, kompetensi kepemimpinan dan kompetensi strategi bisnis.
Masing2 rangkaian kompetensi tersebut harus ditransfer dan dikembangkan. Kemudian harus mendapatkan wadah dan aktivitas yang sesuai dalam pekerjaan sehari-hari sehingga menjadi "hand on" kompetensi. Semuanya butuh perencanaan dan WAKTU.
Apakah kita bisa mempercepatnya? saya pribadi bilang TIDAK. Yang bisa kita lakukan adalah MENGOPTIMALKAN proses penempaan. Pada saat butuh area baru ya harus segera disediakan, atau kalau sudah saatnya NAIK KELAS ya harus didorong. Learning Curve yang sudah landai adalah proses kesia2an. Disitu letak rahasia kenapa orang puluhan tahun kerja dan tidak berkembang. Mereka mensia2kan waktu terbuang pada learning curve LANDAI.
Menurut pengalaman saya, proses optimalisasi mampu menempa potensi kepemimpinan 2-3 kali lebih cepat. Namun ini bukan proses percepatan, tapi proses membuang waktu2 yang sia2 pada proses pengembangan. Yang terjadi adalah proses penempaan yang solid tanpa waktu terbuang.
"Bagaimana pak Eko, apakah tim anda, bisa memenuhi harapan kami tersebut?", sang Direktur HR menegaskan kembali harapannya.
"Maaf pak Direktur, saya pribadi bukan orang yang percaya bahwa hal seperti itu bisa dilakukan. Silahkan ditanyakan pada konsultan lain yang lebih mampu", jawab saya pada saat itu.
5 tahun berlalu dan saya tidak mendengar kabar bahwa perusahaan tersebut tumbuh besar dengan program pengembangan kepemimpinan gaya quantum leap yg mereka impikan.
Perusahaan Anda bagaimana?
EU4U
BSDCITY270216
Tidak ada komentar:
Posting Komentar