12 Maret 2016

Modal Utama Transformasi #Hal58


Catatan Harian Eko Utomo

Modal Utama Transformasi #Hal58

Anda pernah membangun istana pasir di pantai? Pengalaman yang menyenangkan. Hanya dalam bilangan jam maka istana pasir yang megah berdiri lengkap dengan bentengnya. Sangat layak untuk dijadikan background selfie bersama.

Membangun istana pasir sangat mudah, bahkan bisa dilakukan bersama2 dengan anak2. Pasir tinggal dikumpulkan dari sekeliling, dibuat gundukan dan dibentuk. Dengan sedikit kreativitas dan imajinasi maka istana pasir sudah berdiri. Proses instan yang tidak kalah oleh legenda Bandung Bondowoso dalam membangun Candi Prambanan yang hanya butuh waktu 1 malam.

Berdirinya Candi Prambanan dalam 1 malam jelas merupakan mitos. Cerita yang tidak memiliki kebenaran. Membangun istana pasir merupakan sebuah realitas, realitas semu.

Realitas berikutnya yang terjadi pada saat air laut pasang adalah bangunan istana pasir yang dibangun sekejab juga segera lenyap dalam sekejab. Easy come easy go.

Dalam dunia bisnis, saya sering menemukan mitos2 dan juga realitas2 semu yang banyak beredar dan disemai dalam pikiran banyak orang: Melakukan proses transformasi organisasi itu MUDAH dan CEPAT.

Persepsi ini mungkin terjadi karena mereka pernah menjumpai sebuah perusahaan yang sudah terkenal bobroknya selama puluhan tahun dan "tiba2" menjadi baik bahkan hebat.

Persepsi ini jelas sebuah realitas yang SEMU. Mereka tidak melihat, mendengar dan mengalami sendiri bagaimana proses yang terjadi pada sebuah perusahaan pada saat transformasi terjadi. Dan proses ini tidak terbilang singkat, butuh waktu tahunan.

Jonan butuh 4 tahun untuk mentransformasi KAI menjadi perusahaan yang menguntungkan dan memberikan layanan yang baik buat pelanggan.

Pada awal2 masa kepemimpinan Jonan di KAI, Jonan mengirimkan ratusan karyawan ke Eropa dan China. Mereka "piknik bersama" agar bisa menghancurkan mindset lama tentang standard layanan sebuah perusahaan KAI.

Proses bisnis diubah, diperbaiki. Pikiran2 fresh diundang ke dalam untuk memperkaya perspektif organisasi dalam bertransformasi. Semuanya jelas butuh komitmen, dukungan dan effort luarbiasa dari para stakeholder.

Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke salah satu almamater organisasi yang pernah memberikan saya banyak pengalaman hidup.

Sesudah mengalami berbagai macam peristiwa yang luarbiasa dalam kehidupan organisasinya. Tersisa luka basah yang belum juga kering dan kekacauan proses bisnis yang menurunkan produktivitas dan (ini tidak kalah penting) kenyamanan dalam bekerja.

Sebagian besar mereka yang ada dalam ruangan workshop sangat bersemangat untuk melakukan transformasi. Semangat mereka sangat tinggi. Namun sebagai fasilitator yang pernah mengalami transformasi di dua perusahaan berbeda saya bilang TIDAK CUKUP hanya dengan SEMANGAT!.

Ada banyak hal dan PR yang harus dilakukan. Saya share 2 hal paling penting (top prioritas) yang harus dilakukan dari kacamata saya.

Pertama, proses transformasi organisasi harus dimulai dan didukung sepenuhnya oleh TOP MANAGEMENT. Eforia middle management dan front line leader bakalan hanya jadi teriakan bising sesaat.

Seperti yang saya tulis diatas bahwa proses transformasi butuh banyak resources. Termasuk biaya, tenaga dan waktu yang lama. Tanpa dukungan Top Management yang solid maka proses transformasi hanyalah api pelita bambu yang akan mati saat bulan masih bertengger di gelapnya malam.

Trust, seperti yang pernah saya tulis sebelumnya merupakan pondasi dasar dalam berinteraksi dan bekerjasama. Program dan inisiatif tanpa trust sama dengan istana pasir. Akan hancur dalam sekejab saat air pasang tiba.

Distrust (rusaknya) trust yang terjadi dimasa lalu harus diperbaiki. Menyuruh lari marathon seseorang yang luka parah disekujur tubuh hanyalah mempercepat kematian orang tersebut. Kalaupun tidak mati akan butuh tahunan hanya untuk menyelesaikan jarak 42 km yg dibutuhkan.

Jadi, hal KEDUA yang sangat dibutuhkan adalah TRUST REPAIR. Yang juga harus dilakukan secara holistik yang melibatkan seluruh stakeholder dan didukung sepenuhnya oleh Top Management.

Apakah tanpa dua hal diatas inisiatif2 dan program tidak bisa dijalankan? Bisa, namun jangan pernah berharap hasilnya akan maksimal. Ibaratnya kita mendorong gerobak yang patah rodanya.

EU4U
BSDCITY090316

Sakit gigi dan radang tenggorokan sedang bercengkrama.

Tidak ada komentar: