11 Maret 2016

Unconscious Mind Influencer: ANALOGY #Hal47


Catatan Harian Eko Utomo

Unconscious Mind Influencer: ANALOGY #Hal47

Topik diskusi dan coaching hari itu sangat tidak mudah: peran dan fungsi holding company. Holding Company atau sering disebut sebagai Corporate dibedakan peran dan fungsinya dengan entitas Perusahaan atau sering disebut sebagai Business. Divisi kami mendapat tugas untuk melakukan kajian tentang praktek holding kami saat ini dan usulan perbaikan apa yang harus dilakukan.

Seperti biasa, sebelum membahas dan mengerjakan tugas saya kirimkan jurnal referensi kepada dua orang anggota tim saya: Joel & Troy. Sesudah membaca 2 jurnal ilmiah Joel dan Troy mempresentasikan pemahaman mereka terhadap jurnal yang dibaca dan kemudian memfasilitasi diskusi untuk menggali kekedalaman. Penguasaan teori yang benar menjadi bahan yang baik agar rekomendasi yang kami berikan memiliki fondasi yang kuat.

"Fungsi utama dari Korporasi adalah: Being Best Parents of Best Business", Joel berdiri di depan menjelaskan konsep korporasi dari jurnal yang dia baca.

Joel merupakan manager Finance kawakan dengan jam terbang yang tinggi. Dengan latarbelakang pendidikan S1 & S2 Keuangan dan pengalaman kerja puluhan tahun menggeluti keuangan membuatnya menjadi sosok yang tangguh di bidang ini. Namun, menjadi konsultan bisnis dan organisasi merupakan ladang yang sangat berbeda dibandingkan dengan apa yang dikuasainya. Rumput, Belalang dan Tikus yang dihadapinya berbeda jenis.

"Maksud kalimat BEST PARENTS apa ya", tanyaku mengevaluasi pemahaman Joel.

"Untuk bisa menjadi best parents maka korporasi harus mampu menjawab pertanyaan apakah bisa memberikan ADDED VALUE ke business unit bawahnya", jawab Joel.

"Maksudmu? hubungan dengan framework yg kamu gambar serta tulisan OF BEST BUSINESSES apa?", aku eksplorasi lebih jauh.

"Masing2 bagian ini: Best Parents, Of dan Best Business, harus mampu menjawab pertanyaan seperti yang ada di keterangan dibawahnya", Joel memberikan penjelasan sambil menunjukkan kerangka konsep Corporate Strategy.

"Joel, kalau aku jadi orang awam, penjelasanmu bukannya memperjelas tapi makin membingungkan. Jadi inti utama dari Corporate Strategy apa?, aku push the limit proses pembelajaran Joel, sampai ke langit2 pemahamannya.

Joel berdiri di depan mematung. Pertanyaan terakhir membuat dia menjadi kebingungan bagaimana harus menjawab. Wajahnya jelas terlihat bingung dan tidak tahu apa yang harus dikatakan.

"Coba kamu buat Analogy", aku bantu agar keluar dari kebekuan berpikirnya.
Namun tunggu punya tunggu sampai dengan 2 menit berikutnya Joel tetap membeku.

"Joel, kamu kan orang tua dari 2 orang anak. Kamu ingin menjadi orang tua terbaik buat anakmu ngak?", tanyaku.

"Pasti pak!", jawab Joel yakin walau agak bingung mengapa aku memberikan pertanyaan yang tidak ada hubungannya dengan diskusi tentang Corporate Strategy.

"Kamu ingin ngak anak2mu menjadi sukses dan menjadi yang terbaik dalam hidup mereka", pertanyaan lanjutan aku lontarkan.

"Tentu pak", jawab Joel singkat.

"Holding Company tidak ada bedanya dengan kita sebagai orang tua. Menjadi yang terbaik dan memberikan yang terbaik bagi anak2nya", aku menjelaskan benang merah analogi dan topik yang dibahas.

Wajah Joel seketika bercahaya, seperti anak kecil yang mendapatkan oleh2 mainan dari orang tuanya.

***
Menjadi karyawan, pemimpin, konsultan dan juga orang tua, kemampuan untuk MEMBUAT ANALOGI merupakan IMPERATIF SKILL. Kemampuan yang harus dikuasai.

Analogi memudahkan orang untuk belajar. Struktur pikiran manusia yang terdiri dari pikiran sadar dan pikiran bawah sadar seringkali mempersulit manusia untuk mempelajari dan mengerti suatu pelajaran atau permasalahan baru.

Pikiran sadar sifatnya sangat KRITIS dan sangat tergantung terhadap LOGIKA. Saking kritisnya malah membangun TEMBOK PENGHALANG yang tinggi dalam proses belajar. Semua hal dikritisi.

Pikiran bawah sadar sangat senang dengan simbol2. Yang menarik pikiran bawah sadar menganggap simbol2 atau cerita2 yang tidak ada hubungannya sebagai hal yang PERSONAL.

Kalau anda dengan tidak sengaja mendengar atau melihat teman anda bergosip, pikiran sadar menyatakan bahwa belum tentu mereka sedang menggosipi anda. Sebaliknya pikiran bawah sadar secara PERSONAL menganggap bahwa anda sedang jadi obyek pergosipan.

Penelitian menunjukkan bahwa pikiran bawah sadar mengontrol lebih dari 90% aktivitas manusia. Dengan demikian kemampuan untuk mempengaruhi pikiran bawah sadar menjadi jauh lebih penting dari meyakinkan pikiran sadar.

Membuat Analogi (dan Metaphor dikonteks yang lebih tinggi) menjadi kompetensi penting bagi siapapun yang berkepentingan untuk meyakinkan dan mempengaruhi orang lain. Termasuk orang tua terhadap anaknya.

Menanamkan nilai2 kepada anak2 dengan cerita2 (pararel dengan metaphore) jauh lebih dahsyat dan bertahan lama dibandingkan dengan memberikan instruksi dan kotbah kepada mereka.

Tidak terkecuali orang dewasa. Saat pergi ke rumah ibadah, sekian minggu berikutnya yang kita ingat bukan isi kotbah namun cerita2 yang disampaikan oleh pemuka agama.

Seberapa baik anda membuat analogi dan bercerita?

EU4U
BSDCITY230116

Tidak ada komentar: