11 Maret 2016

FAIT ACCOMPLI #Hal43


Catatan Harian Eko Utomo

FAIT ACCOMPLI #Hal43

Ada yang menarik di buklet Warta Jemaat. Dalam daftar panitia Paskah 2016 terselip satu nama yang sangat familier: Eko Jatmiko Utomo. Dalam keterangan tambahan disebutkan bahwa panitia akan dilantik dua minggu yang akan datang.

Yang menjadi pemikiran adalah, tidak ada seorangpun yang datang (atau telpon) dan menanyakan kesediaan saya untuk duduk dalam kepanitiaan. Beruntung bahwa saya kebetulan cukup punya waktu dan komitmen untuk terlibat. Kalau tidak, mungkin yang akan terjadi nama saya saja yang muncul dalam pengumuman namun tidak pernah ada manusianya dalam meeting dan kegiatan yang dilakukan.

Cerita diatas merupakan contoh nyata yang dinamakan FAIT ACCOMPLI. Sebuah kondisi dimana pihak yang bersangkutan tidak tahu adanya tugas/pekerjaan atau keputusan yang berdampak pada dirinya.

Dalam dunia pekerjaan sering terjadi Fait Accompli. Atasan memberikan pekerjaan tambahan diluar jobdesc tanpa bertanya kepada anak buahnya. Atasan melakukannya karena merasa bahwa kekuasaan (sebagai atasan) memberikan kewenangan untuk memaksa. Pendekatan ini sering disebut sebagai taktik mempengaruhi LEGITIMATING (Yulk, 1990).

Yang sering tidak dimengerti atau tidak diketahui bahwa mempengaruhi dengan menggunakan kekuasaan (Legitimating) hanya akan memproduksi sebuah RESISTANCE atau mentok2nya COMPLIANCE.

Resistance terjadi pada saat mereka yang di Fait Accompli oleh atasan, secara terbuka (terus terang) atau secara diam2 menolak untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan.

Sedikit lebih baik adalah respons Compliance. Yang diberikan tugas, mengerjakan tanggung jawabnya "pas bandrol" sesuai yang diminta. Yang penting dikerjakan dan selesai, tidak ada upaya ekstra untuk memberikan yang terbaik.

Lalu bagaimana caranya agar proses berlangsung lebih baik dan maksimal? Alih2 melakukan Fait Accompli, kita melakukan pendekatan dan berbicara langsung dengan yang bersangkutan. Proses ini disebut CONSULTATION.

Mereka yang diajak bicara langsung akan merasa dihargai karena DILIBATKAN dalam proses pemberian tanggung jawab dan pekerjaan (Yukl, 1990)

Tentu saja bukan tanpa resiko. Sangat mungkin sekali mereka yang diminta akan bilang NO!. Dan kita harus cari orang lain lagi. Namun hal inipun lebih baik dari pada Fait Accompli dan dikemudian hari tugas tidak dikerjakan. Lebih cepat tahu lebih baik.

Proses Consultation, akan menghasilkan sikap yang dinamakan COMMITMENT. Sikap ini akan memproduksi disiplin, kemauan dan hasil yang terbaik. Mereka yang punya komitmen tidak akan segan2 untuk lembur dan doing extra mile karena mereka merasa bahwa keputusan yang diambil milik mereka. Bukan milik orang lain yang melakukan Fait Accompli.

Dalam dunia yang lebih cair seperti: panitia acara keagamaan, acara reuni, acara RTRW dan acara keluarga, maka yang namanya power Legitimating tidak ada. Semua sukarelawan, dan tidak ada atasan dan bawahan. Oleh karena itu maka Fait Accompli menjadi makin tidak relevan.

Bagaimana dengan lingkungan anda?

EU4U
BandaraSukarnoHatta140216

Tidak ada komentar: