12 Maret 2016

Developing Leaders: Do You Coach? #Hal55


Catatan Harian Eko Utomo

Developing Leaders: Do You Coach? #Hal55

Mataku menembus kaca kamar kerja. Ada sebuah adegan menarik disalah satu meja kerja divisiku. Seorang manager baru terlihat berbincang atau sedang melakukan coaching dengan anak buahnya.

Coaching session merupakan hal yang biasa. Karena semua anggota divisiku memiliki KPI salah satunya melakukan coaching minimal 10x dalam sebulan. Jadi semua orang terbiasa menjadi Coach dan Coachee. Melakukan coaching dan diberikan coaching.

"Coba kalian kemari", dengan sedikit melongok keluar kamar aku minta 2 orang anggota staff senior masuk.

"Coba perhatikan bapak manager baru kalian", pintaku ke mereka.

"Apa yang harus kami perhatikan pak?", kata mereka bingung tak lama kemudian.

"Aku mau bertanya sama kalian. Lihat adegan itu. Siapa yang jadi Coach dan siapa yang jadi Coachee?", aku test kemampuan pengamatan mereka.

"Sepertinya mereka sedang melakukan coaching pak. Pak Manager yang jadi Coach sedangkan anak buahnya yang jadi Coachee", seorang diantaranya menjawab penuh keyakinan.

"Yakin? coba perhatikan baik2 sekali lagi!", aku tantang mereka untuk melalukan pengamatan ulang.

"Hmmmm, ada yang aneh. Pak Manager memposisikan dirinya sebagai Coach, tapi kok dia yang BANYAK NGOMONG ya?", temannya menyahut keheranan sampai mengangkat alisnya tinggi2.

***
Coaching jelas berbeda dengan Directing atau Briefing termasuk juga Counseling. Directing adalah proses memberikan pengarahan. Dilakukan satu arah. Secara sederhana Briefing adalah Directing singkat (Brief). Sedangkan Counseling berbicara tentang penyembuhan emosi negatif yang terjadi pada masa lalu. Counseling bukan bagian dari pengembangan kompetensi.

Lalu Coaching itu apa? Berdasarkan pengalaman saya melakukan ribuan coaching session selama 10 tahun ini, saya definisikan Coaching sebagai STIMULATING MIND PROCESS.

Pikiran coachee distimulasi oleh Coach sehingga mendapatkan perspektif atau pemahaman baru dalam berpikir yang kemudian menuntun pada perilaku baru.

Coach menjalankan tugas sebagai STIMULATOR. Caranya dengan MEMBERIKAN PERTANYAAN2 terbuka yang "memaksa" coachee untuk melihat sesuatu hal dari perspektif yang berbeda.

Coach memberikan pertanyaan dan coachee menjawab. Coach membimbing dan coachee menemukan jawaban. Satu pertanyaan dibalas oleh serangkaian jawaban. Coach BERTANYA dan kemudian MENDENGAR.

Jadi kalau anda menyatakan bahwa anda sering melakukan coaching namun anda yang BANYAK BICARA artinya anda salah kaprah. Karena peran banyak bicara adalah peran coachee. Peran Coach adalah bertanya dan mendengar.

Nah, apakah anda sudah melakukan coaching?

EU4U
BSDCitu030316

Untuk para Coach

Tidak ada komentar: