11 Maret 2016

STRATEGIC ADAPTATION #Hal45



Catatan Harian Eko Utomo

STRATEGIC ADAPTATION #Hal45

Pertandingan tenis yang seru. Lawan merupakan kombinasi yang tangguh. Pak Ferry merupakan all around player. Service kencang, forehand mematikan, backhand lumayan dan paling hebat adalah larinya kencang jadi susah untuk dimatikan.

Pasangannya adalah pendatang baru. Pak Tomy memiliki forehand top spin cross court yang mematikan, kencang melesat dan full spin. Selain itu, dengan tinggi badan 180 cm membuatnya jadi penjaga gawang di depan yang ganas. Setiap bola volley atau lob yang tanggung bakal ditubruk dan dikunyah lumat.

Kami tidak gentar, John pasanganku merupakan anak muda yang penuh vitalitas. Forehand top spin cross court tiada lawan di seantero Icon Tenis Club. Belum lagi ilmu ajaib ambidexterity. Pada saat terdesak tangan kirinya juga mampu memukul untuk mengembalikan bola2 sulit.

Pertandingan berjalan imbang. Silih berganti kami hold service agar tidak dipatahkan lawan. Aku membantu John untuk mendesak lawan dengan service terarah sambil menekan dengan volley mendesak dan drop shot tajam yang tak terjangkau.

Skor imbang 4-4. Lawan memegang service dengan skor kecil 45-15. Mereka mencoba hold service agar tetap mampu leading dari kami.

Pak Tomy service keras disisi kanan. Aku kembalikan dengan pukulan blok forehand menyeberang lapangan kembali kepada yang memberikan service. Pak Tomy memukul bola inside out ke tengah lapangan dan di lambungkan oleh John ke kanan jauh.

Pak Ferry on position dan siap memukul. Sesuai kebiasaan pasti dia akan cross court. Kuda2nya sudah siap dan "deesss" bola tiba2 berganti arah kearahku di depan net, forehand flat down the line.

Aku gelagapan, tidak menduga pukulan yg datang. Dengan seadanya bola aku kembali ke tengah lapangan. Bola lambung yang nanggung dan langsung di smash tanpa ampun.

"Wah, ngak BIASANYA pak Ferry mukul down the line nih", ujarku gemas.
"Kalau pas MAIN jangan pakai BIASANYA pak, pakai yang ACTUAL", kata pak Ferry cengengesan. Dan aku ikut terkekeh kena skak ster.

***
Sejak internet merasuki dunia, maka lanskap & lingkungan bisnis ditata ulang. Pola2 lama dalam berbisnis hancur atau dihancurkan. Dipaksa atau sukarela.

Lingkungan bisnis menjadi makin komplek (banyak faktor yg terlibat), tak menentu (sulit diprediksi) dan dinamis (sering berubah). Kondisi ini membuat "cara" berbisnis lama menjadi tidak relevan.

Sekolah bisnis yang biasa meminta mahasiswa MBA mereka untuk membuat Business Plan (BP)5 tahun melakukan koreksi besar2an. BP cukup 2 tahun, karena asumsi2 bisnis seperti suku bunga, tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, persaingan berubah cepat sehingga membuat asumsi tahun lalupun seringkali usang di tahun sekarang.

Mantra lama dalam memenangkan bisnis dengan mengedepankan daya saing berkelanjutan (Sustainable Competitive Advantage) yang dikotbahkan oleh mahaguru strategi Michael Portet dan Jay Barney pada tahun 80an mulai kehilangan pijakan.

Tidak ada yang namanya daya saing yang berkelanjutan, adanya adalah daya saing sementara (Temporary Competitive Advantages) untuk memenangkan persaingan (D'Aveni 1994; Mcgrath 2012).

Nokia karena "kekeh" hanya mengandalkan kemampuan produksi mobile phone yang "warna warni" segera tergerus dengan Black Berry yang mengunggulkan push mail dan BB Mesage. Black Barry juga segera berkalang tanah karena tidak mau merubah strategi saat interaksi gratis dimunculkan dengan layanan WhatsApp. Dan puluhan contoh yang lain berderet deret di rak sejarah.

Beberapa waktu ini saya intensif ketemu dengan kawan pengusaha properti. Aturan Loan to Value (LTV) Bank Indonesia ditambah dengan penurunan pertumbuhan ekonomi membuat customer mereka wait and menunda pembelian properti. Revenue berkurang tajam sementara Cash Flow menjadi negatif.

Satu2nya cara mereka harus mengubah strategi dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Mereka melakukan efisiensi dan memperkuat organisasi sambil menunggu pasar pulih.

Beberapa perusahaan bisa dan cepat beradaptasi. Mereka selamat dan bahkan menjadi lebih siap. Namun juga ada yang berguguran karena lambat dan ogah berubah. Pada akhirnya hancur diterjang tsunami perubahan.

Jadi persis seperti main tenis, bisnis saat ini adalah masalah adaptasi. Seberapa cepat dan unggul dalam beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.

Bagaimana dengan organisasi anda?

EU4U
BSD200216

Saturday night

Tidak ada komentar: