Catatan Harian Eko Utomo
NOT ALWAYS GOING FORWARD #Hal59
Saat naik pesawat, momen sebelum landing dan sesudah take off merupakan momen yang menarik.
Kita bisa melihat kota dan area sekitar bandara dengan cukup jelas. Istilah kerennya "bird view". Perspektif ketinggian ini memberikan rasa pengalaman yang tentu saja sangat berbeda dibandingkan dengan melihatnya dari bawah. Ditanah, pandangan horizon kita terbentur banyak penghalang dan menghasilkan perspektif sempit.
Minggu lalu saat akan mendarat di Bandara Moses Kilangin Timika, dari ketinggian terlihat banyak ular raksasa coklat yang bergerak di rerumputan nan hijau.
Ular raksasa coklat adalah sungai besar yang melintasi hutan tropis hijau di Papua. Yang menarik adalah tidak ada satupun sungai tadi yang lurus, yang cenderung luruspun tidak ada.
Semua sungai berkelok-kelok bak ular. Sungai yang lurus sungai buatan manusia. Seringkali sungai dibuat sudetan oleh manusia untuk mempersingkat jarak.
Namun sering juga sudetan itu malah menimbulkan banjir. Kelak kelok sungai adalah "wisdom" untuk membuat perjalanan menuju laut berlangsung baik tanpa membanjiri dan merusak lingkungan yang dilewatinya. Sungai tahu kapan harus mundur, kapan harus belok dan kapan harus lurus. Sedikit lebih lama tapi tujuan akhir tercapai, berjumpa dengan samudra. Muara segala air di dunia.
Mendarat di Timika dan kemudian naik bis rasa petimati (tertutup rapat oleh lapisan kevlar anti peluru) memanggil ulang banyak ingatan akan peristiwa yang terjadi selama jadi karyawan disana.
Belum juga usai probation period, saya sudah terlibat gebrak gebrakan meja dengan Senior Manager UG dan Manager Engineering UG dalam kapasitas sebagai jubir petisi 13. Kami menuliskan petisi ke management untuk memulangkan bule2 tidak cakap bergaji tinggi.
Setelah perseteruan yang melelahkan selama 1 tahun, kami kalah total. Sebagian keluar atau dikeluarkan dan sisanya masuk kotak atau kena black list.
Pindah divisi ke QMS hanyalah perpindahan area konfrontasi. Ketemu dengan kepala divisi bule yang diktator kembali menggugah jiwa aktivis yang tak kenal takut. Percaya diri kalau laku diluar kalau sampai dipecat. Selama 4 tahun menjadi pemberontak dan anomali dari budaya patriarki yang terjadi.
Usia muda 30an membuat darah selalu panas. Definisi berjalan hanyalah MAJU. Tidak ada kamus BERHENTI atau KESAMPING alih2 MUNDUR. Walaupun ada batu gunung tetap maju ditabrak. Dia atau kamu yang hancur.
Stephen Covey menyatakan bahwa manusia hebat akan lebih konsen pada "circle of influence" dibandingkan dengan "curcle of concern". Melakukan apa yang ada dalam wewenang kita.
Menjadi pemberontak setiap saat dan hanya tahu maju membuat nama masuk ke black list. Tanggung jawab naik terus tetapi level ditahan. De facto menjadi pemimpin, secara de jure hanyalah plt tanpa kuasa. Circle of Influence tidak cukup besar untuk berkembang dan mempengaruhi sekeliling.
Kalau ditanya saat ini "apakah masih akan memperjuangkan idealisme masa muda seperti dahulu kala?". Jawabannya adalah IYA. Yang akan berbeda adalah CARA MELAKUKANNYA.
Saat ini penuh kesadaran bahwa selain MAJU, maka berjalan itu kadang2 butuh BERHENTI, KESAMPING dan kadang2 perlu MUNDUR. Yang penting sampai ke tujuan yang sudah ditetapkan.
Bagaimana dengan anda?
EU4U
BSDCITY090316
Untuk mereka yg hanya tahu maju
Tidak ada komentar:
Posting Komentar