13 Februari 2016

BUSINESS NEXT LEVEL #Hal29

Catatan Harian Eko Utomo

BUSINESS NEXT LEVEL #Hal29

Tahu apa yang menyebalkan kuliah S3 dibandingkan dengan kuliah S1 dan S2?
Kuliah S3, dosen pembimbing (promotor) cenderung cuek bebek level dewa.

Saat mengerjakan skripsi atau thesis pada S1 atau S2, saya "menghilang" 2 minggu sudah dicari-cari dosen pembimbing. Sedangkan saat mengerjakan disertasi S3, saya menghilang 7 bulanpun boro2 telepon, disms pun tidak.

Saat muncul kembali sesudah 7 bulan hilang, yang terucap dari promotor adalah "kemana aja pak Eko, kok baru kelihatan lagi". Hanya itu, tidak ada embel2 lain. Kalau ngikutin gaya alay mungkin saya akan bilang "tampar aku Prof, tampar aku", teriakan jengkel sebagai ekspresi sudah bayar mahal2 SPP kok dicuekin.

Masalahnya kesalahan ada ditangan saya saudara-saudara. Menulis disertasi S3 ada PADA LEVEL yang JAUH BERBEDA dibandingkan saat saya mengerjakan skripsi (tugas akhir) atau thesis (business plan) di level sebelumnya.

Bagaimana mungkin mau merumuskan teori yang tiada duanya di dunia (kalau ada duanya artinya plagiat) dengan spirit harus dikejar-kejar untuk melakukan riset dan bimbingan. Beginilah nasib mahasiswa S3 Strategic Management UI. Sudah masuknya susah, bayar mahal, keluarnya lebih susah lagi.

Saya tidak hendak berlama-lama curcol suka duka kuliah S3. Next time saya akan membuat catatan tentang ini. Saya hanya mau menggaris bawahi bahwa ada LEVEL yang BERBEDA saat kuliah S3 dibandingkan dengan kuliah di level sebelumnya. Mirip dengan bisnis, ada level yang BERBEDA dimasing-masing tingkatannya.

Seperti yang pernah saya tuliskan pada catatan sebelumnya, saya sering ketemu dengan pengusaha yang bisnisnya mentok pada level tertentu. Seakan-akan ada langit2 pada dinding kamar. Membatasi ruang bawah dan ruang atas.

Untuk mengembangkan bisnisnya, pengusaha harus memiliki dua strategi utama. Yaitu Exploration Strategy (opportunity seeking behavior) dan Exploitation Strategy (advantage seeking behavior) seperti yang diteliti oleh Ireland dkk., (2003).

Exploration strategy membekali pengusaha untuk menemukan peluang2 usaha dan melakukan inovasi untuk bersaing. Exploitation strategy memampukan pengusaha untuk membangun organisasi yang efektif dan efisien dalam mendorong pertumbuhan perusahaan.

Apa yang terjadi di lapangan? Seorang client yang berbisnis manufacturing peralatan baja bingung bisnisnya mentok pada angka 200 M/tahun. Client yang lain mengeluh usaha telecommunication support yang dibangunnya selama 3 tahun terakhir mentok diangka pendapatan 50 M/tahun.

Sebagai pengusaha muda yang membangun bisnis dari nol, jelas Exploration Strategy mereka tidak perlu diragukan. Mereka cakap dalam melihat dan mengeksekusi peluang sehingga bisnis berkembang.

Mereka juga cukup baik dalam Exploitation Strategy. Perusahaan yang mereka dirikan memiliki bangunan organisasi yang cukup rapi. Client yang berbisnis manufacturing peralatan baja memiliki perusahaan dengan karyawan 100 orang dalam payrol mereka.

Namun kenapa bisnis nabrak langit-langit? Kenapa bisnis begitu sulit untuk naik ke level berikutnya?

Bisnis yang berkembang besar semakin membutuhkan Exploitation Strategy yang solid. Disisi lain Exploration Strategi juga tetap harus dikembangkan. Kedua-duanya dibutuhkan organisasi. Makin besar organisasi, makin tinggi pula strategi.

Yang sering tidak diketahui (atau tidak disadari), penguasaan Exploitation Strategy yang makin tinggi akan MELEMAHKAN kemampuan Exploration Strategy (Siren dkk., 2012). Semakin kuat Exploitation semakin lemah Exploration. Pengusaha juga manusia, ada kelemahannya ada batasnya.

Pilihan ada dua, tumbuh lebih tinggi dengan MENDELEGASIKAN urusan Exploitation Strategy pada orang lain, atau menggenggam sendiri kekuasaan namun bisnis tidak berkembang.

***
Dalam diskusi di kantor muncul pertanyaan, "bagaimana dengan Bill Gate dan Steve Jobs pak? Bukankah Microsoft dan Apple tumbuh besar luarbiasa? Dengan demikian mereka berdua memiliki Exploration dan Exploitation Strategy yang tinggi semua dong?".

"Kenal Steve Balmer ngak? tahu Tim Cook", tanyaku pada yang bertanya.

"Ngak tahu pak. Siapa mereka?", jawabnya polos.

"Mereka adalah tangan kanan Bill Gates dan Steve Jobs. Merekalah yang mengeksekusi Explotation Strategy", terangku lebih lanjut.

"Kenal Robin ngak?", tanyaku berlagak serius.

"Ngak tahu juga pak, CEO dimana tuh", jawabnya sesudah mengerutkan muka dan memeras otak saat mencari jawaban.

"Robin itu CEO di Gotham city. Robin merupakan Exploitation Strategynya Batman", sahutku sambil cengengesan.

Sahabatku pengusaha,
Pilihannya ada pada anda.
Siapkah untuk berbagi peran dan posisi?

EU4U
BSD290116

Tidak ada komentar: