13 Februari 2016

"Ketika semua bertanggung jawab". #Hal19


Catatan Harian Eko Utomo

"Ketika semua bertanggung jawab". #Hal19

Rapat yang ke-3. Semua duduk tenang, khidmat dan penuh perhatian.

"Okey, seksi acara saya persilahkan untuk melaporkan progress kegiatan2 yang sudah kita tentukan di rapat minggu lalu", pak ketua membuka pembicaraan.

Dan ruangan hening. Kepala2 saling memandang dan melirik. Sebagian sibuk atau pura2 sibuk dengan gudgetnya.

Semenit berlalu. Pak ketua panitia ikut bingung. "Sia acara, apakah ada progress yang bisa dilaporkan?", beliau mengulang pertanyaan sambil menatap ke koordinator acara yang juga bingung.

Ada 10 orang lebih anggota sie acara dan ada lebih dari 5 kegiatan besar yang harus dilakukan. Namun tak seorangpun yang angkat suara. Karena SEMUA seksi acara BERTANGGUNG JAWAB dan akhirnya TAK SEORANGpun yang BEKERJA.

***

Frederick Taylor, mbah buyutnya management modern dalam risetnya menemukan bahwa produktivitas seorang karyawan akan meningkat pada saat ybs. mengetahui dengan pasti apa yang harus dia kerjakan (job description) dan tanggung jawab apa yang dia pikul (job responsibility).

Konsep ban berjalan pada produksi manufacturing merupakan implementasi dari pemikiran Frederick Taylor.

Kalau biasanya seseorang bertanggung jawab untuk merakit secara UTUH sebuah produk, maka sekarang dia bertanggung jawab pada SEBAGIAN proses perakitan.

Seseorang semakin menjadi spesialist dan ahli. Produktivitasnya menjadi semakin tinggi. Disisi lain keahlian mengerjakan produk utuh menjadi berkurang.

***

Kembali ke cerita meeting di awal. Kesalahan dasar pada penyelenggaraan multi events atau kegiatan besar dengan banyak sub events adalah SEMUA BERTANGGUNG JAWAB PADA SEMUA.

Jadi kalau anda dipekerjaan maupun di kepanitian bingung siapa bertanggung jawab apa. Segeralah angkat tangan, minta tentukan SIAPA BERTANGGUNG JAWAB PADA APA.

Happy meeting.

EU4U
BSD200116

Tidak ada komentar: