13 Februari 2016

Key of Any Sucess: MOMENTUM #Hal37

Catatan Harian Eko Utomo

Key of Any Sucess: MOMENTUM #Hal37

100 orang campuran tua muda, laki perempuan, bass sopran duduk serius memperhatikan pelatih yang berdiri dimuka.

Ini adalah latihan gabungan pertama, 6 Paduan Suara (PS) yang menjadi bagian dari Konser Paskah ambil bagian berlatih "The Great Halleluya" yang akan menjadi lagu penutup pada saat konser.

Dalam waktu 2 jam, lagu sumbang, nada meleset dan suara terseret mulai padu. MOMENTUM mulai terbentuk dan bergulir. Momentum latihan gabungan, merupakan kelanjutan Momentum yang tercipta dan membesar pada persiapan konser Paskah.

Proses kelahiran Konser Paskah juga sebuah momentum tersendiri. Ketidaksetujuan beberapa pihak, pengembangan konsep konser dan drama, penentuan tanggal konser, PS yang terlibat, penjadwalan latihan merupakan serangkaian momentum yang terjadi.

Momentum positif yang terjadi harus digali dan dijaga supaya terus bergulir makin besar dan cepat agar optimal pada hari H nanti.

Hukum mekanika klasik Newton F=m.a menyatakan bahwa besar gaya (F) dihasilkan oleh massa (m) dan akselerasi (a).

Hukum klasik Newton menyatakan bahwa semua yang diam (lembam) cenderung untuk diam. Sedangkan semua yang bergerak cenderung untuk (tetap) bergerak.

Mendorong mobil mogok dari kondisi berhenti terasa jauh lebih berat dibandingkan dengan mendorong mobil yang sudah dalam kondisi berjalan.

Ada akselerasi namun ada deselerasi. Ada percepatan tentu juga ada perlambatan. Kalau akselerasi sifatnya positif maka deselerasi sifatnya negatif.

Efek dari momentum negatif ini luar biasa berat. Butuh energi super ekstra untuk menahan dan membalikkan perlambatan.

Sesudah selesai mengambil kuliah dalam kelas selama 1 tahun dengan nilai hampir semua A, saya mengerem aktivitas dan tidak segera lanjut untuk mengerjakan proposal disertasi.

Momentum yang sudah tercipta hilang. Percepatan berubah menjadi perlambatan. Padahal massa (m) yang terefleksikan dalam pengerjaan proposal disertasi super berat, lebih berat dibandingkan menyelesaikan kuliah di kelas. Saya harus mampu meyakinkan 3 Profesor dan 5 Doktor agar proposal lolos sesuai batas standard mereka.

Saya tidak cukup punya energi untuk membangun momentum baru. Kesibukan kerja dengan sedikit waktu tersisa jauh dari cukup untuk membangun momentum baru menyusun proposal disertasi.

Pembalikan momentum itu berujud sebuah bom Neutron, selembar surat cinta datang dari UI bahwa waktu saya selesai dalam mengerjakan proposal semester itu. Jika tidak kelar maka saya harus good bye dari UI. Status Drop out menanti.

Kondisi ini memaksa saya mau tidak mau harus menciptakan momentum baru. "Trade off" atau pengorbanannya luar biasa. BERHENTI KERJA selama 7 bulan hanya khusus untuk bisa lolos ujian Proposal 1 dan 2!.

Sekolah, kerja, karir, kegiatan sosial semua dipengaruhi oleh hukum alam ini. Kesuksesan anda tergantung bagaimana MENCIPTAKAN dan MENJAGA momentum terus bergulir sampai garis finish.

Tidak perlu Tsunami untuk merobohkan rumah, namun retakan kecil yang terus menerus akibat aktivitas rayap akan mampu melakukannya. It's all about momentum.

***

"Dad, kok akhir2 ini aku perhatikan kamu ngak pernah baca jurnal lagi? kerjanya main fb mulu!", mama Thesa menyapa, tepatnya menyindir kali ya.

"Santai dikit lah ma, mosok manteng terus baca jurnal. Lama2 jadi kutu jurnal betulan gua ma", seperti biasa jurus ngeles gaya Sempora aku keluarkan.

"Katanya semua tergantung momentum? lha kuliah dah molor dari waktu seharusnya gitu masa masih mau pakai bumbu santai2. Jaga momentum dong!", lanjut mama Thesa bak peluru Sniper menemukan momentum sempurna.

Jadi, kalau di rumah ada penjaga momentum kuliah seperti ini aku harus nangis atau terimakasih???

EU4U
BSD070116


Tidak ada komentar: