21 Desember 2016

Creating Momentum & Gain Quick Win #Hal95

Catatan Harian Eko Utomo

Creating Momentum & Gain Quick Win #Hal95

Sebagai "bocah ndeso" yang melewatkan masa kecil di sebuah desa kecil di pinggiran Kota Klaten, makan bubur merupakan menu utama pagi hari di tahun 80an.

Pagi2 buta, sesudah mandi saya segera lari antri ke depan rumah mbah Joyo tetangga rumah (hanya berjarak 100 m) sambil menenteng piring dari alumunium.

Hanya butuh waktu 10 menit pp rumah - warung mbah Joyo. Masalah yang timbul kemudian adalah bagaimana makan dan menghabiskan bubur secepatnya agar tidak terlambat pergi ke sekolah.

Bubur yang dibeli sangat panas karena dimasak didalam kuali menggunakan kayu bakar. Jauh lebih panas dibandingkan memasak menggunakan kompor.

Saya harus cepat menghabiskannya kalau tidak mau terlambat masuk sekolah di SD di dusun yang berbeda sejauh 1 km jalan kaki.

Beruntung mbah Putri mengajarkan hal yang sederhana untuk mengatasinya: bubur panas disebarkan lebih merata didalam piring, dilakukan seluas mungkin. Tiup bubur jika perlu dan MAKAN BUBUR DARI PINGGIR.

***
Dalam banyak pertemuan dengan banyak direksi banyak perusahaan, mereka mengeluhkan banyak masalah dalam perusahaanya.

Seribu satu masalah berkelindan bak benang ruwet. Yang terjadi mereka kemudian bingung, membeku dan tidak melakukan tindakan apapun karena pusing harus MULAI dari mana dan APA yang harus diselesaikan terlebih dahulu.

"Masalah kami segunung pak Eko, harga produk kami dipasaran turun dan belum terlihat tanda2 akan naik. Sementara fix cost tinggi dan sulit diturunkan. Belum lagi karyawan demotivasi karena merasa tidak diperhatikan oleh perusahaan. Masing2 departeman jalan sendiri2 dan sangat silo mentality. Karyawan apatis dan cenderung tidak mau peduli kondisi perusahaan", demikian cerocos direksi perusahaan menceritakan masalah di perusahaanya.

Saya jadi teringat perbincangan saya dengan mantan pacar 20 tahun yang lalu saat dia pusing tujuh keliling mengerjakan skripsinya. Suatu malam saat apel ke kostnya saya dapatkan dia sedang duduk murung dengan mata sembab.

Waktu saya tanyakan apa yang terjadi, dia menjawab bahwa dia kebingungan bagaimana menyelesaikan skripsinya. Data kurang dan bingung menuliskannya dalam skripsi. Yang terjadi dia seharian mengurung diri di kamar dan menangis sendu tanpa henti.

Seusai mendengarkan keluhannya saya berkata, "dik, masalah tidak akan selesai kalau hanya ditangisi. Tidak peduli kamu mau menangis berhari-hari sampai habis airmatamu. Bahkan keluar airmata darah sekalipun. Satu2nya cara menyelesaikan masalah ya kamu bangkit berdiri dan MENGERJAKANNYA". And it's work! puluhan tahun berikutnya mantan pacar selalu mengingat ucapan ini yang terjadi di lantai dua rumah kost Bandung yang dingin dan hujan itu.

Masalah yang segunung tidak pernah akan selesai walau kita keluhkan sepanjang tahun. Masalah hanya akan selesai kalau kita cari solusinya dan kita kerjakan. Nothing more nothing less.

Ada 3 teknik sederhana yang akan membantu menyelesaikan masalah yang segunung.
1. Makan bubur panas dari pinggir.
Belajar dari pengalaman masa kecil, makan bubur panas dengan menyendok bubur di bagian tengah jelas suatu kebodohan. Bubur masih sangat panas. Membakar lidah dan rongga mulut. Alih2 cepat habis maka kita sibuk minum untuk menetralkan panas bubur.

Makanlah bubur dari PINGGIR. Bubur di bagian pinggir dingin karena banyak terekspose dengan udara luar yang dingin maka paling cepat mendingin.

Hal yang sama berlaku dengan masalah segunung. Alih2 fokus pada masalah besar yang panas luar biasa (sulit diselesaikan) kita kerjakan dulu masalah yang relatif mudah selesai.

2. Create Quick Win
Menyelesaikan masalah yang relatif mudah ditambah dengan target waktu untuk menyelesaikan secepatnya!. Kemenangan ini (walau kecil) harus dirayakan bersama2 untuk mendapatkan efek positif kepada semua anggota tim perusahaan.

Kemenangan demi kemenangan dilakukan untuk menciptakan momentum positif, merupakan latihan dan persiapan untuk menyelesaikan masalah yang lebih besar dan kompleks. Ibaratnya sesudah bubur di pinggir habis dimakan, kita kemudian serang bubur di bagian tengah yang juga cepat mendingin! why? karena bubur tengah sudah menjadi bubur pinggir sekarang.

3. Less Effort High Impact
Dari sekian banyak masalah2 kecil yang bisa segera kita eksekusi lakukan penyortiran sederhana untuk mendapatkan prioritas: pilih yang mudah dieksekusi (butuh sumberdaya yang kecil) namun memberikan hasil/impact yang paling besar.

Dengan demikian maka dengan sumberdaya yang relatif sedikit maka kita mendapatkan hasil yang "terasa". Momentum ini akan memberikan emosi positif dan dorongan untuk menyelesaikan masalah berikutnya.

Selamat makan bubur dari pinggir!.

EU4U
BSDCity140816
Happy Sunday


Tidak ada komentar: