21 Desember 2016

Develop & Revise your Management Infrastruktur (Intisari Sebuah Disertasi Doktor UI) #Hal99


Catatan Harian Eko Utomo

Develop & Revise your Management Infrastruktur (Intisari Sebuah Disertasi Doktor UI) #Hal99

Saat ini saya sedang merenovasi rumah. Rumah yang aslinya 2 lantai saya tambah menjadi 3 lantai. Selain naik, saya juga perluas sampai hampir menghabiskan halaman belakang. Total luas rumah menjadi 2.5x lipat dari sebelumnya.

Karena beban struktur yang bertambah, maka pondasi diperkuat. Dibuatlah slope yang tebal dibagian belakang sebagai perkuatan. Beban utama disangga oleh besi baja berdiameter besar. Kolom2 penyangga utama yang sebelumnya menggunakan baja diameter kecil diganti dengan baja dengan diameter 2x lipat lebih besar.

Keseluruhan proses perkuatan pondasi dan kolom merujuk pada sebuah tujuan: safety (keselamatan) rumah. Biar aman sejahtera sepanjang masa, tidak takut langit (rumah) runtuh tiba2.

Saya sering melihat banyak tetangga dan kawan yang melakukan renovasi dengan cara yang berbeda. Mereka hanya peduli dengan menambah kamar, memperluas dapur, memperbanyak lantai tanpa peduli dengan pondasi, struktur dan tiang penyangga rumah mereka.

Jelas mereka berjudi dengan waktu tentang kapan rumah mereka akan retak, rusak dan roboh karena pondasi dan struktur rumah tidak cukup dan mampu mendukung renovasi yang terjadi.

***

Rumah dan struktur penunjangnya tidak ada bedanya dengan organisasi dan perusahaan. Makin tinggi lantai rumah, mirip dengan makin tinggi (target) pendapatan perusahaan. Makin luasnya rumah, mirip dengan makin luasnya portofolio bisnis yang dimiliki oleh perusahaan.

Pondasi dan Infrastruktur rumah, sama dengan Management Infrastruktur sebuah perusahaan.

Saya lebih melihat kesamaan perusahaan dengan konsep rumah tumbuh dibandingkan dengan gedung tinggi bertingkat. Rumah tumbuh berenovasi sesuai dengan kebutuhan penghuni. Berbeda dengan gedung bertingkat yang sifatnya statis.

Dari banyak perusahaan bermasalah yang saya temui dalam proses konsultansi, saya melihat Manajemen Infrastruktur menjadi salah satu faktor bermasalah yang sering muncul di garda depan.

Struktur Organisasi, Business Process, Knowledge Management (Policy & Procedure), Corporate Culture, Rencana Kerja dll., merupakan bagian2 Management Infrastruktur (MI) yang membuat perusahaan bermasalah jika tidak eksis atau amburadul.

Proses munculnya masalah sederhana, sekian tahun yang lalu saat perusahaan masih kecil, MI sederhana masih cukup menyangga operasional perusahaan.

Namun seiring dengan membesarnya perusahaan, banyaknya karyawan, lingkungan bisnis yang berubah maka MI lama menjadi obselete (usang) dan selayaknya direvisi atau diperkuat. Sama persis dengan saat merenovasi rumah dari 2 lantai menjadi 3 lantai.

***

Kemarin saya menjadi pendamping (ingat pendamping bukan yg sidang:) kawan yang maju ujian promosi Doktor di Strategic Management UI. Topik disertasi kawan ini sangat menarik, apa akar masalah penyebab sehingga Indonesia yang superkaya akan sumber energi, baik yang terbarukan maupun non terbarukan, sampai dengan HUT ke-71 tingkat elektrifikasi baru 80% dan itupun banyak daerah yang sering byar pet.

Dari proses tanya jawab selama kurang lebih 2 jam, saya menangkap hal yang sangat menarik bagi saya. Benang merah yang sama dengan apa yang saya lihat saat merenovasi rumah dan melakukan konsultasi management di perusahaan, bahwa di level negara BELUM ADA BLUE PRINT yang jelas tentang bagaimana kebijakan energi dan kelistrikan yang ada di Indonesia. MI kebijakan energi dan kelistrikan tidak eksis!.

PLN sebagai pelaku monopsoni dan monopoli kelistrikan di Indonesia bagaikan Superman yang hidup di lingkungan penuh batu Krypton. Menjadi perusahaan Monopoli dan Monopsoni sekaligus, seharusnya membuat PLN gagah perkasa bak Superman. Tapi adanya Kripton berupa kementrian ESDM, BUMN, Keuangan ditambah dengan kepentingan praktis pejabat PLN plus kepentingan politis para politisi mengakibatkan sang Superman lumpuh.

Saat sang calon doktor ditanya "apa yang harus dilakukan?", maka jawabannya sebenarnya juga sederhana, mulai dari pondasinya, Blue Print kebijakan energi Indonesia.

Adakah politisi (pakde Jokowi juga) mau?
Kita tinggal menunggu.

Btw, sambil nunggu urusan negara bagaimana dengan pondasi rumah dan perusahaan anda? Sudah perlu direvisi?

EU4U
BSDCity260816

Untuk Tukang Bangunan Perusahaan

Tidak ada komentar: