22 Desember 2016

Survival for the Fittest: Adapt or Vanish #Hal116


Catatan Harian Eko Utomo

Survival for the Fittest: Adapt or Vanish #Hal116

Pembunuh TV Berjadwal: Youtube & Technology

"I am going back Home" terdengar sendu. Membuat saya dejavu kembali ke masa 8 tahun lalu saat kami sekeluarga mengendarai mas Peso Siwi sepanjang jalur Pantai Selatan Jawa dalam rangka mudik menengok bapak dan Simbok di Klaten.

Dejavu di masa kini karena anchoring emotion yang ditanamkan pada waktu itu demikian dalam, masif dan berjangka waktu lama. Bagaimana tidak masif karena sepanjang 15 jam perjalanan Bandung-Klaten, kami paksa mas Buble bernyanyi tiada henti menemani perjalanan nan panjang melelahkan but fun, untuk bertemu eyang di kampung.

Delapan tahun berikutnya mas Buble melantunkan lagu yang sama non stop di layar kaca. Bukan di sebuah acara TV, namun thanks to Youtube sebagai content Channel, thanks to Internet High Speed sebagai penyedia jalan toll merangkap sebagai mobil Ferari yang melaju kencang. Dan thanks to Smart TV yang makin berkualitas dan terjangkau.

"And I say good bye", Michael Buble masih asik bernyanyi di layar kaca UHD dengan merdu.

Dan saya "say good bye" dengan TV berjadwal (sooner and fast)!.

Sebuah era baru telah lahir. Dan jika yang baru yang fresh dan fun muncul, maka yang lama yang sudah usang akan tenggelam.

Era di mana saya bersama segerombol anak2 kecil dengan jambul basah dan tersisir rapi, suatu sore medio 80an menunggu acara kartun diputar di stasiun TVRI hanya menjadi sebuah monumen sejarah.

Platform baru cara menonton TV yang mudah, menyenangkan telah lahir!. Business Model baru dalam dunia siaran telah berubah.

Kalau dahulu kala, pemilik jaringan penyiaran sedemikian berkuasa mendikte para musisi, pengisi acara dan konten provider lainnya maka sandyakalaning (masa akhir) TV siaran berjadwal sudah terlihat di kaki langit. Dan akan cepat mendekat secepat harga smart tv turun dan secepat penetrasi broadband internet di pelosok negeri.

Apakah pemilik stasiun TV akan mati? sangat mungkin kalau mereka lalai dan abai terhadap fenomena baru ini.

Mirip dengan lalainya PT Pos (atau strategi burung onta) pada saat SMS mulai memerdekakan cara kita berkirim pesan (surat) secara cepat, intensif dan murah.

PT Pos yang sedemikian berjaya sampai tahun 90an menjadi tidak relevan di platform bisnis baru. Mirip dengan dinosaurus yang kebingungan di belantara hutan beton di abad modern.

Jadi RCTI, SCTV, Trans, Indosiar, Metro TV, TV One (apalagi TVRI) please be carefull, you are not the king anymore (sooner or later)!

Welcome to the new king: mereka yang kreatif dan inovatif. Dunia baru menyediakan panggung yang sama buat anda untuk berdansa. This is the era of Content Creative Developer.

How Adapt & Creative R U?

EU4U
121116BSDCity of Morning Glory
Sabtu pagi yang indah & cerah.

Tidak ada komentar: