20 Desember 2016

(no) One Man (can) Show (alone) #Hal88

Catatan Harian Eko Utomo

(no) One Man (can) Show (alone) #Hal88

Pernah melihat pemain musik multi fungsi? Pemain musik ini bisa memainkan sebuah lagu dengan beragam alat musik sendirian!

Tali gitar melingkar didada, harmonika tergantung kaku didepan mulut, alat perkusi digendong dipunggung. Secara luarbiasa dia memainkan alat musiknya bergantian atau bersamaan beberapa alat musik sekaligus.

Sebuah ketrampilan yang hebat. Tidak semua orang mampu melakukannya. Untuk bisa memainkan satu jenis alat musik seperti gitar saja, sudah merupakan sebuah prestasi. Apalagi memainkan banyak alat musik dan dilakukan secara bersamaan!.

Namun sehebat2nya pemusik serba bisa ini memainkan alat musiknya, tetap saja komposisi lagu yang diproduksi tidak sebagus yang dihasilkan oleh sebuah orkestra dimana masing2 pemusik fokus pada satu alat musik.

Dalam beberapa kesempatan saya berdiskusi dengan client yg hebat. Mereka adalah pemilik bisnis yang mampu membesarkan bisnisnya sehingga dalam hitungan kurang dari 10 tahun mampu mencapai ukuran puluhan Milyar revenue pertahun.

Jelas sebuah prestasi yang luarbiasa, top 1% di Indonesia. Karena di Indonesia hanya ada kurang dari 1% pengusaha dan itupun banyak yang ukurannya lebih kecil. Mungkin lebih tepat dibilang top 1 permil, 1 dalam sejuta.

Yang menarik adalah keluhan mereka: "Pak Eko, saya pusing sekali, bisnis saya sudah bertahun2 omsetnya stuck. Padahal saya sudah bekerja mati2an untuk meningkatkan omset namun hasilnya nihil".

Sesudah banyak berdiskusi dengan mereka, ketemu dengan karyawan dan melihat operasi bisnis mereka, maka saya melihat sebuah pola. Pola blind spot tentang sebuah mitos. Ada superman yang mampu melakukan semua hal.

Dari hasil pengamatan terlihat sang pemilik merangkap CEO ini bisa dikatakan mengerjakan semua hal sendirian. Dia yg membuat keputusan di penjualan. Dia yg memimpin bagian operasi. Dia juga yang mengawasi lalu lintas uang di bagian keuangan.

Semuanya dikerjakan sendiri. Karyawan2 yang sudah dia rekrut hanyalah mengerjakan administrasi. Bahkan saya pernah bertemu dengan CEO Owner yang masih melakukan sendiri transfer uang ke vendor!.

Owner yang membesarkan bisnis dari O seperti pak Parno Soto Lamongan dibelakang kantor memang biasa "one man show". Dari beli bahan di pasar, masak, dorong gerobak, berjualan, ngitung uang, cuci piring semuanya dilakukan sendiri.

Tapi yang orang lupa (banyak owner juga) saat pak Parno membuka Soto Lamongan cabang ke-2 dan seterusnya maka pak Parno jelas tidak akan mampu melakukannya sendiri.

Untuk membeli bahan mungkin masih bisa dilakukan sendiri atau meramu bumbu. Namun untuk melayani pelanggan di tempat yang berbeda jelas harus didelegasikan kepada orang lain.

Cerita Soto Lamongan pak Parno tidak ada bedanya dengan bisnis dengan jumlah karyawan 50 orang dan omset 100 M. Pemilik/CEO TIDAK AKAN MAMPU melakukan semuanya sendiri, termasuk dalam mengambil keputusan.

Kasus yang mirip terjadi pada para manager yang menjadi coachee saya dalam sebuah diskusi coaching. "Pak, saya kewalahan mengerjakan pekerjaan yang semakin banyak!". Helloooooo, anda kemanakan anak buah anda? Ngak kompeten? Ya tugas anda untuk membuat mereka menjadi kompeten dan mampu meringankan beban anda sebagai manager.

Untuk para owner/CEO saya melontarkan pertanyaan sederhana: "apakah anda bersedia berbagi kekuasaan dan wewenang?". Kalau jawabannya "tidak" ya itu nasib anda.

Kalau mau mendapatkan hasil yang lebih besar kita harus bersedia berbagi wewenang dan membentuk TEAM. Katanya sih TEAM singkatan Together We Achieve More. Tul ngak?

EU4U
Untuk anda yg mau tumbuh
BSDCity150716


Tidak ada komentar: