Catatan Harian Eko Utomo
What is the Strongest Leader Do? COLLABORATE #Hal91
The Story of Mou
The biggest question on the sport (sepakbola tepatnya) adalah: "apakah the Special One (Mourinho) akan mampu membawa MU menjadi juara lagi?".
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang gampang2 susah untuk dijawab. Mou dengan tangan midasnya mampu membawa Porto, Chelsea, Inter, Madrid menjadi kampiun dan menggondol berbagai macam Trophy bergengsi.
Tentu saja ada catatan tersendiri pada beberapa kiprahnya. Catatan itu muncul pada saat Mou melatih Madrid dan Chelsea untuk yang kedua kali. Dengan gelar yg dibawah harapan Mou dipecat dari kursi kepelatihan. Apakah kegagalan Mou karena Barcelona dan Guardiola? Atau karena Manchester City yang lagi naik daun?
Saya kok melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Bahwa Mou seorang pemimpin hebat, ahli strategy yang luarbiasa serta peramu pemain yang top sudah jelas terbukti dengan belasan tropi di lemarinya. Jadi apa yang membedakan?
Saya melihat bahwa kekurang berhasilan Mou "the special one" di Madrid karena strateginya tidak didukung dan di "buy in" oleh pemimpin yang lain. Dan pemimpin lain itu sangatlah penting karena bernama Ronaldo.
Kedua orang Portugal ini berselisih paham terhadap strategi dan tentu saja eksekusinya. Sehingga Madrid dengan pelatih kualitas Wahid dan pemain super star kinerjanya dibawah target. Madrid kehilangan satu unsur penting yang dibutuhkan para pemimpinnya: KOLABORASI.
The Story of CEOs
Saya mendapatkan kesempatan yang istimewa dapat bekerjasama, belajar dan menjadi saksi bagaimana CEO hebat beroperasi. Dan beruntungnya dalam 2 tahun berurutan menyaksikan tidak hanya satu namun 2 CEO hebat in action.
Kriteria CEO hebat karena mereka mampu membalikkan dan mentransformasikan perusahaan yang mereka pimpin sebelumnya menjadi perusahaan yang positif pada dua aspek penting: financial dan organizational, menguntungkan dan produktif.
Yang menjadi menarik perhatian, di perusahaan baru yang mereka pimpin saya melihat kedua CEO hebat ini "melempem" seperti krupuk yang digoreng kurang panas.
Kehebatan mereka di perusahaan sebelumnya tidak terlihat. Perusahaan yang mereka pimpin tetap jalan di tempat.
Beruntung saya bekerja di dalam dan mendapatkan kesempatan mengambil data primer, melihat dan mengamati dengan mata kepala sendiri.
Yang mengejutkan ternyata masalahnya sama, di perusahaan yang baru sang CEO tidak (kurang) mendapatkan dukungan dari anggota BOD yang lain. Hal yang berbeda dibandingkan dengan perusahaan sebelumnya.
Bahkan di kasus pertama, sang CEO berseteru dengan owner pemilik 30% saham!. Semua strategi hebat dan eksekusi detail yang disusun sia2. Lebih banyak penentangan dan pembiaran daripada dukungan untuk melakukan eksekusi.
Hasil akhir: CEO pertama dipecat dari posisinya dan CEO kedua tertatih2 untuk survive!. Kegagalan terjadi karena Top Management Team (TMT) yang dipimpin CEO kekurangan satu elemen penting yaitu: KOLABORASI.
Simple Action of Collaboration
Kolaborasi adalah bahasa kualitatif dan ambigu. Tidak mudah diukur dan bisa memiliki arti yang berbeda2 bagi banyak orang.
Untuk memudahkannya saya membaginya menjadi sebuah konsep jembatan keledai: SES.
Sharing GOAL
Exchange INFORMATION
Sharing COGNITIVE
Sebagai seorang pemimpin (tidak harus menunggu anda menjadi CEO), kita harus secara tekun, konsisten dan terbuka untuk melakukan SES kepada key person di organisasi kita.
Jika anda memiliki tujuan (goal) atau target yang hendak andai capai, maka bicarakan dengan mereka. Selain mampu menajamkan tujuan maka berbagi tujuan dan tentu saja kesepemahaman akan membuat tim anda menjadi nyaman dan merasa dihargai.
Karena mereka tahu kemana mereka akan pergi. Salah satu ketakutan manusia adalah ketidaktahuan akan masa depan. Sharing goals akan menyingkirkannya.
Jika anda memiliki informasi dan data maka berbagilah (Sharing Information). Semakin penting informasi yang anda bagi, dan semakin sering maka makin besarlah kepercayaan mereka kepada anda (baca #Hal11). Sehingga mereka dengan senang hati juga akan berbagi informasi kepada anda.
Sharing Cognitive (berbagi pemikiran) menjadi tantangan yang paling tinggi. Sebagai pemimpin anda harus berbagi pemikiran dan tentu saja berbagi kebenaran. Anda dituntut untuk mau dan mampu menerima masukan dan kebenaran dari tim anda.
Tetapi bukankah itu inti dari berbagi pemikiran? Mendapatkan pemikiran yang terbaik. Thesis bertemu dengan Antithesis dan diharapkan keluarlah Sintesis. Dan ingat, "besi menajamkan besi". Besi yang tidak pernah ketemu besi lain cenderung menjadi tumpul.
Happy Sunday Evening
EU4U240716
BSDCity of light
Untuk anda pembangun kolaborasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar