Catatan Harian Eko Utomo
Menyongsong Perubahan #Hal103
Kisah Ibuku Sayang
Akhirnya ibu datang juga ke Bandung. Itupun harus dengan bujukan. "Buk, masak aku wisuda ibuk ngak hadir?", komplainku saat telpon beliau beberapa bulan sebelumnya.
Beliau sungguh ortu yang percaya bener sama anak sulungnya. Cari sekolah sendiri, jatuh bangun dan kemudian bisa lulus tepat waktu jatah 5 tahun, tanpa sekalipun ditengok oleh orang tua. Serba mandiri.
Selain alasan ibu belum pernah datang ke Bandung, alasan lain karena saya pada waktu itu berhasil lulus ITB dengan gagah perkasa namun gagal mencari pendamping wisuda #eh. Jadi saya sedikit paksa ibu (dan bapak) untuk datang agar sang wisudawan punya pendamping.
Malam itu selesai urusan wisuda, kami merayakannya dengan jalan2 dan berkunjung ke mall BIP, the best mall in the city (saat itu). Makan di fast food dan kemudian window shopping, (sepertinya) pengalaman pertama buat ibu.
Lantai satu selesai kami jelajahi, next destination lantai 2. Kami menuju ke eskalator. Sesaat sebelum menapakkan kaki ibuk berhenti tiba-tiba, "aku wedi le", kata ibu sedikit gemetar melihat tangga yang berputar.
"Ayo buk", aku gandeng tangan ibuk yang terasa dingin ke arah escalator. Yang terjadi berikutnya proses maju mundur maju mundur mirip orang menari sajojo. Ibu ternyata lebih jago meniti pematang sawah dibandingkan naik eskalator.
Berhubung antrean dan pemerhati sudah mengular di belakang kami, akhirnya saya ajak rombongan untuk naik lift sebagai pengganti.
Change or Die
Di pengkolan Pancoran berdiri megah kompleks Bidakara. Ada hotel, perkantoran, ruang meeting, restoran komplet di sana.
Lokasinya sangat strategis, di pinggir jalan utama kota Jakarta, memiliki lahan yang sangat luas dan tempat parkir yang melimpah. Dambaan orang2 Jakarta kalau memiliki hajat meeting, pernikahan, workshop dlsb. Dan resep ini terbukti manjur. Pendapatan dan kinerja Hotel Bidakara hebat selama bertahun-tahun.
Tapi, itu dulu. Saat ini sangat berbeda. Kinerja turun, bahkan momentum penurunan masih akan berlanjut.
Semua orang bingung, Bidakara masih berdiri di lokasi yang sama. Dengan kualitas pelayanan yang sama pula. Tapi kenapa kok pelanggan mulai menjauhi mereka?
Kesalahan besar namun manusiawi adalah organisasi bidakara kurang mencermati bahwa terjadi perubahan yang besar di industri bisnis mereka.
Perubahan besar pertama adalah terjadinya pergeseran KEBUTUHAN dan STANDAR pelayanan yang pelanggan inginkan. Perubahan besar kedua adalah semakin KETATNYA PERSAINGAN hotel dalam memperebutkan pelanggan.
Selama puluhan tahun usia Bidakara, tingkat ekonomi Indonesia jika dinilai dengan pendapatan perkapita telah terjadi peningkatan lebih dari 5x lipat.
Dengan kemampuan daya beli yang meningkat tajam maka bergeser pula penilaian tentang standar mewah tentang pelayanan dan kualitas hotel. Apa yang dulu dinilai mewah dan hebat sekarang dinilai biasa2 saja.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi, mendorong pembangunan hotel. Tumbuh pesat bak jamur di musim hujan. Terjadi over supply kamar hotel. Persaingan menjadi sangat kencang namun pelanggan diuntungkan karena mereka sekarang memiliki banyak pilihan!.
Perubahan sebuah keniscayaan, bahkan menyenangkan dan sangat berguna buat kita. Bayangkan saja kalau kita harus kembali bekerja dengan menggunakan mesin tik seperti jaman tahun 80an!.
Namun perubahan menjadi kendala dan tantangan bagi banyak orang. Ibu saya sangat berkendala dengan mahluk yang namanya Eskalator dan kemudian memilih untuk tidak berkawan dengannya.
Yang lebih buruk dan membahayakan adalah apabila terjadi perubahan dan kita (sadar atau tidak sadar) tidak mau menerimanya. Perlahan namun pasti perubahan bakal menggilas kita sampai mati.
Bidakara apakah bisa kembali berjaya seperti dahulu kala akan tergantung kepada manusia2 yang ada didalamnya. Apakah mereka MENERIMA bahwa resep kejayaan masa lalu sudah tidak lezat lagi dan BERSEDIA belajar resep baru akan menjadi penentu masa depan mereka.
Menjadi Mighty Tiranosaurus di tengah kota New York paling lama bertahan sejam.
The Choice is Yours
EU4U
BSDCity160916
Untuk para Agen Perubahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar