Catatan Harian Eko Utomo #Hal117
"Begin with the End in Mind".
Barusan pindah channel Fox Movie dan sempat menyaksikan kembali 5 menit adegan penutup dari film peraih Oscar "Saving Private Ryan".
Prajurit James Ryan berdiri sendu di TMP dan memandang makam Kapten John Miller (Tom Hank). Sang Kapten beserta beberapa prajurit lain secara habis2an, bahkan sampai mengorbankan nyawa menyelamatkan Prajurit James Ryan dari medan pertempuran yang ganas dan mematikan di WWW2 medan pertempuran Eropa.
Prajurit Ryan harus diselamatkan karena menjadi satu2nya Ryan brothers yang masih selamat. Saudara2nya yang lain telah gugur dipertempuran terbesar dalam sejarah dunia itu.
Saat sang istri mendekat, prajurit Ryan yang telah menjadi kakek bertanya, "do I have a good life?", sambil memandang sang istri dengan sungguh2. Kemudian dengan nada yang lebih dalam memberikan pertanyaan lain "do I a good person?".
Pertanyaan prajurit Ryan tua kepada sang istri merupakan pertanyaan reflektif yang sangat dalam dan penting dalam kehidupan manusia. Pertanyaan ini sejajar dengan pertanyaan #1 di benak jutaan manusia: "what is the purpose of my life in this world?".
Minggu lalu saat membawakan workshop kepemimpinan di salah satu BUMN, kami mendiskusikan pentingnya Habit ke-2 dari 7 habits yang ditulis oleh Stephen Covey, "Begin with the End in Mind".
Menurut Covey, pribadi yang efektif (dan produktif) dalam melakukan tindakan dan aktivitas sehari2 sudah memiliki bayangan akan seperti pada akhirnya nanti.
Mirip seperti adegan penutup film "Saving Private Ryan", Covey meminta kepada kita untuk membayangkan apa yang akan diucapkan oleh orang2 dekat kita pada saat kita dikubur nanti.
Apa yang akan dikatakan keluarga tentang kita?
Apa yang akan dikatakan rekan sekerja kita?
Apa yang akan dikatakan teman dekat kita?
Apa yang akan dikatakan rekan pergaulan sosial kita?
Apakah mereka akan mengatakan hal2 yang baik tentang diri kita atau mengatakan sebaliknya?
"Begin with the End in Mind", ibaratnya visi dan pelita kita dalam melakukan perjalanan kehidupan.
Pada saat visi semakin dalam dan nyata, maka tindakan2 kita (misi) akan menjadi sebuah aksi pemenuhan dan perwujudan visi. Sebuah proses "law of attraction", "pygmalion effect" in motion.
Bukti konsep ini dinyatakan secara empiris pada sebuah riset di Inggris. Dari ratusan anak SD yang ditanya "siapa yang punya cita2?". Hanya kurang dari 10% yang mengangkat tangan.
Pada 30 tahun berikutnya, saat periset melakukan evaluasi responden yg sudah menjadi dewasa, ditemukan mereka2 yang "sukses" adalah anak2 yang mengangkat tangan 30 tahun yang lalu.
Sebuah bukti empiris bahwa "Begin with the End in Mind" mendapatkan kesahihan dalam alam nyata.
***
"Dad, kamu menerapkan habit ke-2 dari Stephen Covey ngak?", tanya istri tercinta.
"Pastilah, masak Trainer ngak walk the talk!", jawabku sambil tersenyum.
"Trus, Daddy bayangin lulus on time ngak waktu mau ambil S3 dulu", pertanyaan jelas mulai tendensius dan berbau politis nih.
"Kan aku dah share dulu mom, kalau aku mau lulus on time 3 tahun", jawabku mulai ragu dan tersendat.
"Kok, sekarang dah 4.5 tahun daddy blum lulus juga?", tanya istri mengeluarkan langkah skak mat.
Beberapa detik waktu seakan berhenti berdetak.
"Hmmm soalnya daddy kurang tekun dan disiplin menerapkan habits ke-1 (Be Proactive) dan ke-3 (1st Think 1st) mom, jadi habits ke-2 kurang maksimal".
Bersyukur menjadi trainer puluhan tahun suka ditanya yang aneh2 di ruang kelas. Jam terbang ngeles jadi cukup tinggi.
EU4U
BSDcity 091216
Untuk anda yang sedang melukis warna kehidupan