06 Mei 2008

Emosi Negatif & Pembelajaran

Memori, Emosi dan Pembelajaran.
Rahasia yang akan membawa Anda untuk maju dan tidak tersandera oleh masa lalu.

“Apa yang Anda pelajari dari peristiwa itu?". Eko Utomo

Rapat Membara
Ruang meeting berukuran 4x5 meter itu hening. Walaupun sesak dipenuhi oleh 10 orang, tidak ada suara terdengar, senyap, namun hawa panas menggelegak sangat terasa, batuk kecil dari salah seorang peserta meeting seakan-akan bunyi geledek 120 desibel.

Diujung meja, seorang pria bule setengah baya dengan rambut yang sudah memutih terlihat kontras dengan mukanya yang merah, tanda bahwa banyak darah yang memenuhi sekujur sel-sel diwajahnya. Raut mukanya menyinarkan aura yang gelap. Bibir bagian bawah tipis seperti garis, tanda bahwa dia sedang sangat tidak senang dengan kondisi yang dihadapi dalam meeting tersebut.

Dimeja yang sama, namun di ujung yang berbeda, seorang anakmuda diusia awal 30an duduk dengan tegak. Mukanya yang memang sudah gelap tambah gelap dengan banyaknya darah yang mengalir disana. Rahangnya terlihat mengeras dan siap untuk beradu argumentasi

8 orang peserta yang lain duduk diam tepekur, beberapa orang bermain-main dengan pena dan notebook dengan mencoretkan kalimat2 tanpa makna.

“Eko, this is my order. As your manager I order you to do and accept 20 Non Papuan for the new batch of our apprentice” ucap pria bule diujung meja dengan nada keras penuh dengan representasi kekuasaan.

“As I said before, you are the manager. I will do what you said. But again I am warning you that this decision will create a riot and strike! It will happen here, In front of our building. I want everybody including you responsible if the strike happen not just only me”. Balas anak muda diujung meja dengan tidak kalah tegas.

Pak Manager Bule yang mungkin hampir seumur hidupnya tidak pernah dibantah ini seperti tersengat kalajengking. Betapa kurang ajarnya bawahan dia yang masih muda ini. Berani melawan perintah dia. Dengan segera dia menutup meeting dan meminta semua pihak untuk melaksanakan action plan yang sudah dibahas dalam meeting.

Disisi lain, anak muda diujung meja panas hatinya sepanas gunung Merapi. Sang Anak muda panas karena dia pikir bahwa tetap saja dia yang akan menanggung akibat kalau keputusan merekrut 20 orang Non Papua di batch apprentice minggu depan akan menyulut demo ratusan Papuan yang sudah berbulan2 menunggu kesempatan dan antri untuk menjadi apprentice.

Hantu Masa Lalu
Peristiwa yang sudah berlangsung lebih dari 3 tahun itu sedemikian erat melekat dalam benak sang Anak Muda. Setiap kali nama manager bule tersebut di sebut, secara tidak sadar (Unconscioulsy) emosinya naik, mirip dengan emosi yang dia alami di ruang meeting tersebut.

Bahkan tidak jarang apabila pada suatu meeting dia bertemu dengan seorang yang memiliki kedudukan tinggi, arogan, dan memaksakan kehendak, maka peristiwa meeting horor tadi akan datang dengan cepat menguasi dirinya. Dan memaksa dia sukarela dan paksa untuk melakukan tindakan defensif yang sama yaitu: LAWAN!

Pilar2 Memori
Semua peristiwa yang kita alami dalam kehidupan disimpan didalam otak sebagai memori. Memori ini sangat penting didalam kehidupan manusia. Kenapa demikian? Memori ini akan menjadi rujukan bagi kita untuk memutuskan apakah kita akan melakukan sesuatu.

Sebagai contoh jika pada kali pertama kita pergi berlibur ke Bali mengalami peristiwa2 yang menyenangkan, maka kalau ada kesempatan lain kita dengan senang hati untuk pergi ke Bali kembali. Karena otak kita memberitahu bahwa dari memori ada hal2 yang menyenangkan yang akan kita alami di Bali seperti liburan sebelumnya.

Masalahnya adalah bahwa tidak setiap memori yang tersimpan dibenak kita adalah memori dengan emosi yang positif. Banyak memori2 negatif yang tersimpan dan terkubur disana dan sewaktu2 bisa bangkit dari kuburnya untuk merongrong keputusan2 yang hendak kita ambil.

Seorang anak sekolah yang mengalami perlakukan tidak menyenangkan dari guru Matematikanya, bisa2 tidak akan pernah suka dengan pelajaran matematika seumur hidup, walaupun pelajaran matematika diajar oleh guru yang berbeda-beda.

Memori memiliki 3 pilar utama yaitu:
1. Fakta dan gambar
2. Emosi
3. Learning/Pembelajaran


Yang sangat mengherankan adalah bahwa Pembelajaran dan Emosi Negatif berlaku sebagai faktor yang saling menggantikan. Artinya didalam memori yang masih tersimpan Emosi negatif pasti belum terdapat Pembelajaran disana. Sebaliknya apabila ada Pembelajaran disana makan Emosi negatifnya sudah menyingkir.

Apakah Emosi Negatif ada manfaatnya buat kita? Kalau saya sih ogah ah.....Emosi negatif ini akan merusak perilaku saya dalam banyak hal, khususnya dalam mengambil keputusan.

Emosi Negatif yang terbawa dalam meeting membara 3 tahun lalu diatas sering banget merongrong saya dalam pengambilan keputusan dalam meeting. Saya sering kali terbawa oleh emosi, ingin sekali saya menyingkirkan emosi negatif ini.

Apakah Anda juga tertarik untuk menyingkirkan Emosi2 negatif di memori Anda? Langkah2 dibawah ini akan bisa membantu Anda.

Mengganti Emosi Negatif dengan Pembelajaran
1. Duduk dan tarik nafas dalam dan tenang
2. Ingat kembali pada saat peristiwa tersebut berlangsung. Lihat apa yang dilihat pada waktu itu, rasakan apa yang dirasakan (emosi2 negatif yang terjadi) dan dengar suara2 yang didengar pada saat peristiwa tersebut terjadi.
3. Keluarkan diri Anda dari Anda dan lihat diri Anda pada waktu itu(menjadi pihak netral). Apa yang bisa Anda pelajari dari peristiwa tadi?
4. Saat Anda sudah mendapatkan pembelajaran (learning) dari peristiwa tadi coba Anda rasakan kembali apakah masih ada emosi negatif dari memori tersebut.
5. Apabila masih terasa emosi negatif silahkan kembali ke no. 1


Kelima langkah diatas membantu saya untuk bisa mendapatkan Pembelajaran dari Meeting Membara 3 tahun yang lalu. Sejak tahun lalu jika nama manager bule tersebut disebut, bukan lagi emosi negatif yang muncul tapi senyum dikulum.

Ujar2 Lama
Jaman dulu, saat saya masih tinggal di desa dan hidup dengan orang2 desa. Mereka ternyata sangat paham dengan prinsip ini bahkan menjalankannya dalam kehidupan mereka yang sederhana. Apabila ada orang yang sedang bermasalah dan memunculkan emosi negatif maka mereka akan berujar “apa yang kamu pelajari (hikmah) dari peristiwa ini”.

Anda mau mencoba?

Apa yang anda pelajari dari peristiwa tidak menyenangkan terakhir yang Anda alami?

Selamat Tinggal dan Sukses Selalu!

Salam Perpisahan:
- Saya akan kenang dan simpan semua memori yang manis, menyenangkan dan membahagiakan selama 2 tahun kehidupan profesional saya di Holcim.
- Tidak ada kenangan negatif tentang Holcim di diri saya, yang ada adalah Pembelajaran.


Eko Jatmiko Utomo
CCR Narogong
Awal Mei 2008
Akhir Pelayanan di Holcim